Siang ini bandung tampak sangat panas membuat Reno memilih untuk bertemu dengan Nadhir di kafe minimalis tak jauh dari rumah nya.
Tak sampai lima menit sosok yang ditunggunya datang mendekati meja yang ditempati nya. Dirinya bangkit berdiri untuk menyapa Nadhir sebentar.
"Kenapa Ren?"
"Pesen makan aja dulu biar gue yang bayar"
Nadhir dan Reno sudah berteman dan satu sekolah sejak SMP namun di SMA kali ini mereka harus terpisah jurusan karena keinginan orang tua nya Reno yang ingin anak nya masuk jurusan IPS.
"Kenyang gue"
"Kebiasaan Lo kalo mau gue traktir selalu begitu"
"Gimana?" sambung Reno bertanya
Nadhir mengerutkan dahi nya "gimana apanya?"
"Rencana Lo soal taruhan kita udah jalan sampe mana?"
Nadhir tak langsung menjawab dirinya terdiam sejenak ada rasa berontak dari hati nurani nya untuk melakukan pertaruhan ini.
"Menurut Lo gue salah ambil keputusan ga?"
Tak ingin umpan nya berubah pikiran dengan yakin Reno menggelengkan kepalanya "salah gimana? Lo udah bener ko keputusannya inget dhir demi kembaran Lo Nadhira"
Berteman sejak lama dengan Nadhir membuat Reno tau titik lemah nya pria itu. Rencananya harus berhasil ia tidak boleh gagal.
Tak ada jawaban lagi dari Nadhir, dirinya kembali terdiam, ada perasaan tidak tega namun ia ingin menemukan pelaku pemerkosaan kembaran nya.
1 bulan sudah Nadhir menjalankan rencananya membuat dirinya bertanya-tanya sendiri, benarkah ia mendekati Zhevanya hanya untuk menjalankan rencananya atau memang dirinya sudah memiliki perasaan yang lebih dari teman untuk Zhevanya.
Tanpa Nadhir sadari bahwa gadis yang selalu ceria ketika dikelas itu telah membawa warna baru dalam hidupnya yang begitu gelap dan suram.
"Gue takut" gumam nya
Reno menaikan sebelah alis nya "takut gagal?"
"Gue takut kalah dalam taruhan ini karena benar-benar cinta sama dia"
"Lo boleh batalin taruhan kita kapan aja cuman Lo harus relain motor gue yang Lo pengen itu"
Tidak, Nadhir sudah tidak peduli dengan motor milik teman nya itu yang menjadi keinginannya saat ini hanyalah mengetahui siapa pelaku pemerkosaan kembaran nya tahun lalu.
Sedangkan ditempat lain ada Zhevanya yang sedang berdiri diambang pintu menatap punggung Zhivanya yang sedang membelakangi dirinya.
"Nungguin Fahri?"
Terlihat jelas gerakan kaget pada Zhivanya saat mendengar suara Zhevanya yang tiba-tiba.
"Udah lama berdirinya? kenapa ga duduk disebelah aku?"
Memilih untuk menuruti ucapan saudara kembarnya, Zhevanya berjalan lalu menaruh bokong nya pada kursi disamping Zhivanya.
"Aku boleh tanya Zhe?"
Zhevanya bergumam tanpa mengeluarkan suara nya.
"Kamu sama Nadhir pacaran ya?"
"Kenapa emang?" tanya nya mengangkat sebelah alisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Titik Temu
Teen Fiction"Bukan gue yang harus nya Lo tembak, tapi adek gue" "Kenapa adek Lo? gue kan suka nya sama Lo" "Lo sayang kan sama gue? kalo Lo sayang sama gue, Lo juga harus sayangin adek gue dengan cara jadiin dia pacar Lo" "Ngaco Lo, gue bakal sayangin adek Lo...