sembilan

20 8 0
                                    

"Kak, makasih udah obati aku," ucap Hana ketika Harsa selesai mengobati pipinya dan memberi salep

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak, makasih udah obati aku," ucap Hana ketika Harsa selesai mengobati pipinya dan memberi salep.

"Ya, sama-sama." Harsa memasukkan betadine, kapas, dan salep ke kotak obat, kemudian mengembalikan ke lemari.

Sebenarnya tadi Hana ingin mengobati pipinya, tapi Harsa melarang. Harsa tahu kalau Hana sungkan dengan dirinya, mengenai kejadian yang menimpa Hana.

"Ayo, aku anterin kamu pulang." Harsa berdiri dari kursi dekat dengan ranjang.

"Nggak usah, Kak. Aku bisa pulang sendiri. Lagian, aku mau ke toko buku dulu," tolak Hana halus.

"Yakin? Aku anterin kalau gitu." Harsa terus memaksa Hana agar Hana mau menerima ajakannya.

Hana menggelengkan kepalanya. Sungguh, dia tidak ingin merepotkan siapa pun, termasuk Harsa. Hana ingin menjauh dari Harsa biar dia tidak terkena masalah dengan fans Harsa.

"Ya udah, kamu hati-hati."

"Iya, Kak."

Hana turun dari ranjang, kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruang kesehatan. Tak lama, Harsa pun keluar dari ruang kesehatan. Namun, Harsa tidak sengaja berpapasan dengan seorang perempuan cantik diikat satu ke belakang, mengenakan kemeja putih, dan rok di atas lutut.

"Minggir, gue mau pergi!" tegas Harsa sembari menatap datar perempuan yang ada di depannya.

Perempuan itu menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Ia tahu tujuan Harsa ingin pergi.

"Lo beneran tertarik sama Hana, mahasiswi music itu?" tanya perempuan itu.

"Kalau iya, kenapa? Dia menarik, gue suka senyumnya, baik, cantik, dan ceria," jawab Harsa cuek.

Perempuan itu tersenyum miring. "Lebih baik lo jauh-jauh dari Hana. Gue kasihan sama Hana, kalau dia tau kalau lo adalah pembunuh berantai. Dia bakal kecewa dan lo bakal—"

"Selena! Nggak usah ikut campur urusan gue. Ini hidup gue. Lo itu orang asing buat gue. Nggak usah sok peduli sama gue, Len!" tegas Harsa menunjuk wajah perempuan yang bernama Selena.

"Gue ini adik lo, Sa. Gue bukan orang asing yang lo maksud. Gue peduli sama lo. Kalau Hana tau kalau lo—"

"Diem lo, Len. Iya, lo adik gue, tapi adik sepupu. Lebih baik lo urus aja urusan lo itu. Jangan sok peduli sama gue."

Setelah berkata demikian, Harsa pergi meninggalkan Selena. Harsa malas melihat wajah adik sepupunya, putri dari adik ayahnya,

"Gue yakin suatu saat kejahatan lo bakal terbongkar. Hana bakal kecewa sama lo," gumam Selena.

●○●○●

"Aduh!" pekik Hana ketika tubuhnya didorong ke tumpukan kardus oleh Maya dan gengnya.

Buku yang ada di paper bag Hana, jatuh berserakan. Hana henda berdiri, tapi tangannya sengaja diinjak oleh Maya, ketua geng itu.

"Kak, sakit ..." lirih Hana.

Killer Shadow | Heeseung - HaewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang