2. After the End

17 1 0
                                    

Baru saja Asmara menyelesaikan wawancara, ia langsung  bergegas ke kantin pojok Fakultasnya. Tadi sempat janji dengan teman-temannya jika sudah selesai, mereka bertemu di kantin.

Hari ini tidak terlalu ramai, mungkin yang sejak dari tadi hujan yang mengguyur kota Padang ini membuat para mahasiswa malas untuk pergi ke kampus dan memutuskan untuk mengambil jatah. Asmara mengingat kejadian siang tadi rasanya, ah campur aduk, di kepalanya masih bertanya-tanya 'ini serius gue putus?' walau wawancara nya lancar, tapi hubungan dengan jiwa bagaimana?

Asmara memindai area kantin lalu lambaian tangan dari teman-temannya terlihat oleh Asmara.

"Wesss, gimana Ra?" Cahyana Dharma pria itu sedang menyantap lontong sayur menu legendaris di kantin Fakultas ini. Cahyana satu-satunya teman Asmara yang sejak SMA. Cahyana dikenal aktif di kelas, cerdas, dan memiliki humor yaa cukup menyenangkan. Cahyana terlibat dalam klub musik di Universitas, selain itu juga dia ikut dalam klub basket Fakultas. dan sekarang dia ikut mendaftar menjadi Bagian BEM. Kadang Heran Asmara pada Cahyana ini, dia sibuk tapi masih bisa menyempatkan waktunya untuk mampir ke kantin setiap hari untuk bertemu dan melahap lontong sayur kesayangannya.

"Yaa gitu deh, ngga sesusah itu wawancaranya." Jawab Asmara dengan berlegak 'ini adalah sebuah hal yang tidak sulit baginya'. Asmara mendaftarkan diri sebagai staf ahli media dan Informasi. Wawancara yang dilakukan pun tidak terlalu lama, hanya sekitar 10 menit. Mungkin karena Asmara di bagian media informasi, yang diperlukan portofolio, dan wawancara hanya sebagai penilaian dirinya kompeten dan konsistensi nantinya apa tidak.

Rani menjetikan jarinya "pengumumannya katanya malem ini!" Rani teman Asmara yang bertemu dalam kelompok gugus PKKMB zaman Maba dulu.

"Eh tapi cepet ya? padahal gue lihat yang daftar banyak? apa mereka udah keep nama duluan?" Ucap Hanayah. dipanggil Hana,  Hanyah dan Rani kedua teman Asmara ini mereka mulai berteman pada saat Maba dahulu. Hingga sekarang mereka satu kelas.

"Males deh gue, baru mulai udah main politik-politik gini!" ucap Cahyana diangguki oleh Rani.

Asmara alih-alih memesan makanan dan ikut serta dalam obrolan ketiga temannya, Asmara menelungkupkan wajahnya. 

Cahyana menyikut pelan badan Asmara "Ra kenapa lu? lemes amat makanan laa" Asmara menoleh sekilas dengan malas melirik ketiga temannya secara bergantian. 

"Gue putus"

Gubrak!

UHuokk! Uhukk!

"Bercanda lu?" Ketiga temannya dengan kompak. Mereka saling lirik satu sama lain.

"Ga ada utungnya gue bercandain soal putus putusan,"

"Kok bisa?"

"ya bisa aja kali, lo tanya deh ke temen lo cah," ucap Rani yang mengelus punggung Asmara.

"Maksud gue kok bisa kalian putus tiba-tiba gini? perasaan kalian baik-baik aja kan?" Ucap Cahyana.

Asmara jarang sekali menceritakan kesulitan dia selama mereka berdua berhubungan. Asmara jarang sekali berdebat hebat dengan Jiwa, itu lah penilaian mereka bertiga.

Asmara duduk dengan tegap, "Perasaan gue juga gitu, tapi mungkin perasaan dari Jiwa"

"Udah lu tanya kenapanya?" Tanya Hana, Asmara hanya menggeleng.

"Dia bilang emang udah gabisa."

"Dan kalian tau paling lawaknya gue diputusin 10 menit sebelum gue wawancara, diparkiran dan pas hujan." Lanjutnya. Mereka bertiga meringis, cukup tragis.


"Wah Selingkuh ngga itu anak?" Ucap Rani kompor memang.

"Kalo selingkuh, rasa gue ngga mungkin. Jiwa tipe susah akrab dengan temen cewek. Kalian tau kan temen cewek Jiwa di FK aja bisa dihitung jari."

Echoes Of Hope || Mark LeeWhere stories live. Discover now