Maura berjalan menuju kelasnya dengan Mutiara yang menggandeng lengan nya itu. Senja yang memang sudah berada di kelas menatap kedua temannya itu dengan malas, dasar manusia bisa bisanya mereka hampir terlambat masuk kelas.
Jam pelajaran di mulai, Mutiara tidak fokus karena kejadian waktu jam istirahat tadi k gyenapa ada hal seperti itu? ia menggelengkan kepalanya dan bergedik geli, membuat Naura menatapnya heran.
"Lo kenapa lagi?"
"Gatau hari ini sial banget."
Maura mengangguk dan lanjut memperhatikannya guru di depan sana. Ia masih banyak berpikir tentang Zayyan, Mutiara dan Senja.
Senja deket sama kak Zay, terus si Mutiara juga tadi meluk dia? ini tuh mereka beneran adik kakak atau gimana si? Tapi tadi di taman, Muti sama kak Zay beneran sedeket itu, sampai manggil bang? bisa jadi mereka adik kakak, terus buat apa anjir tadi si Senja ngoceh panjang lebar gara gara cemburu pas Mutiara meluk kak Zay?
"Gatau ah pusing!" kata Maura membuat teman-teman kelasnya menoleh menatap dirinya, bahkan guru yang sedang mengajar pun ikut menatapnya.
"Ada apa Maura? bagian mana yang kamu tidak paham?"
"Eh, enggak kok bu, sekarang udah paham." elaknya.
Bel pulang berbunyi, membuat semua siswa dan siswi berbondong-bondong untuk kembali kerumah mereka masing-masing. Maura masih sibuk membereskan barang-barangnya. Senja menghampiri gadis itu lalu mengajaknya untuk main bersama Mutiara sepulang sekolah nanti.
"Gue pulang dulu, takut di omelin." jawab Maura membuat kedua temannya itu mengangguk, dan mereka berjalan menuju gerbang untuk menunggu jemputan.
Mutiara mendecak sebal saat dirinya mendapatkan kabar kalau Ayahnya tidak bisa menjemput dan menyuruh gadis itu pulang bersama Zayyan saja. Bagaimana ia bisa pulang bersama Zayyan kalau ada Senja di dekat sini?
Zayyan melihat Maura, Mutiara dan Senja. Awalnya Zayyan ingin mengajak Mutiara pulang tapi kenapa Senja masih berada di sana? Arta menghampiri ketiga gadis itu, ia mulai bersiul dan mengedipkan mata sebelah yang menggoda, memanggil ketiganya dengan genit.
"Lo bukannya cewek yang nampar Zayyan ya?" tanya Arta yang tiba-tiba saja ada di sebelah Maura. Maura sedikit kaget, namun ia bisa menutupinya, gadis itu mengangguk sebagai jawaban saat melihat Zayyan yang ikut menghampiri teman yang genitnya itu.
"Gila si,"
"Yaudah si, kan gue udah minta maaf." ucap Maura, Arta kembali mengedipkan sebelah matanya berniat untuk menggoda Naura, tetapi Naura malah bergedik geli saat melihatnya.
"Kelilipan lo?"
"Dih? lo gak terpesona gitu sama gue?"
"Males, cakepan juga tuh," balas Maura seraya menunjuk remaja yang di maksudnya.
Johan tertawa keras baru kali ini ada yang menolak Arta dan mengatakan kalau Gilang lebih tampan dari Arta.
"Jangan suka sama dia dek, bahaya."
"Wah! hoax!" teriak Gilang tak terima.
Zayyan menghampiri Senja yang berada di samping Mutiara, Zayyan mengarahkan satu tangannya memberikan surat kepada Mutiara, dengan cara Zayyan mengajak Senja mengobrol agar tidak menyadarinya. Mutiara mengambilnya lalu dengan cepat menggenggamnya agar tidak terlihat.
Ini mereka selingkuh apa gimana si buset?!
Batin Maura saat tak sengaja melihat Mutiara mengambil kertas yang berada di tangan Zayyan. Maura awalnya ingin bertanya tapi supirnya sudah terlanjur sampai.

KAMU SEDANG MEMBACA
SELF HEALING [ TERBIT ]
General FictionTERSEDIA DI SHOPEE ⚠️ TYPO BERTEBARAN. Hidup gue kayanya tentang lelucon sampai-sampai semesta berulang kali menaruh semua yang ia ingin lihat dari ku. ⚠️WARNING!!⚠️ Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan real mereka ( para cast ). Vi...