02. Shinra Law & Firm

253 56 19
                                    

********

Everybody!

A Live Act You've Never Seen Before!

Hailing From World Famous Jakarta, Indonesia!

These Angel Have Come Down To Perform You!

ARE.

YOU.

READY?

Brak!

Pagi ini Freya disambut oleh nada dering yang disetel dengan full volume. Sangat bising memenuhi telinga. Freya meregangkan tubuhnya yang masih terbaring dengan kedua mata yang tetap terpejam. Enggan untuk bangun dan memulai hari, Freya meraba ke samping futon untuk mencari bantalannya semalam.

Namun hasilnya nihil, Freya tidak menemukan bantalan berupa lengan kakaknya itu. Ia memaksa matanya yang masih berat untuk terbuka dan segera menengok ke samping. Shinra sudah tidak ada di sampingnya.

"Aniki udah bangunkah?" gumamnya dengan suara serak sembari mengucek kedua matanya.

Dengan berat hati, Freya beranjak untuk mencari sang kakak. Langkahnya lunglai menuju pintu. Digesernya sliding door dengan segenap tenaga yang masih setengah terkumpul, hingga menimbulkan suara decitan yang cukup keras.

"Aniki. . ." Freya berusaha berteriak agar suaranya memenuhi penjuru penthouse. "Aniki di mana?" Sekali lagi Freya 'berteriak' sembari berjalan lunglai ke arah dapur.

Langkahnya terhenti kala cuping hidungnya mencium sekelebat aroma dupa yang sedang dibakar dari arah luar penthouse. Freya segera melangkahkan kakinya menuju sky garden pribadi milik mereka.

Di sanalah Freya menemukan sang kakak yang tengah duduk bersimpuh menghadap sebuah pigura foto yang menampilkan seorang perempuan paruh baya mengenakan pakaian yukata.

Melihat Shinra yang sangat fokus dengan do'a-nya, Freya tanpa pikir panjang langsung memeluk sang kakak dari belakang. Tanpa merasa bersalah, Freya membenamkan wajahnya pada punggung lebar sang kakak. Kemudian kembali melanjutkan tidurnya sampai terdengar suara dengkuran kecil.

Ajaibnya Shinra tak merasa terganggu sama sekali dengan tingkah manja sang adik, seolah hal ini adalah hal yang biasa mereka lakukan setiap pagi.

Selesai meletakkan dupa terakhir dan beberapa butir jeruk ke altar persembahan, Shinra mulai mengusap lembut punggung tangan Freya yang melingkar pada pinggangnya. Berusaha selembut mungkin membangunkan adiknya.

"Freya-chan. . .bangun yuk." Teguran itu tidak menghasilkan apa pun.

Shinra mendengus kecil. "Dasar koala."

Tiba-tiba sekelebat ide nakal muncul di otak Shinra. Mula-mula ia berdiri sambil memegangi tangan Freya agar tak terjatuh, lalu ia membopong tubuh sang empu ke ruang tamu. Saat mata Shinra telah menangkap keberadaan tatami bambu yang telah tergelar rapi di sebelah meja makan, ia langsung membanting tubuh Freya hingga suara memprihatinkan terdengar.

Bruk!

"ANIKI!" Freya seketika berteriak saat rasa nyeri mulai menjalar menguasai punggungnya. Ia segera duduk, hendak berdiri dan memukul Shinra. Namun raut wajahnya tiba-tiba berubah menjadi sendu, bibirnya menekuk ke bawah.

"Aniki jahat banget. . ." Freya bergumam lirih dengan kedua mata yang sudah berlinang air mata.

Entah angin apa yang menyebabkan mood Freya berubah drastis. Tapi setelah tinggal di atap yang sama beberapa tahun ini, Shinra dapat menduga satu penyebab utama mengapa hal itu dapat terjadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Frey(Ana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang