Mata penuh binar keceriaan juga langkah yang manis terus berjalan kesana kemari sesuai dengan apa yang di intruksikan kepadanya. Pekerjaan hari ini memang cukup melelahkan karena mereka mendapatkan tamu yang lebih banyak di bandingkan biasa bahkan gadis yang bernama Jaemin itu mengambil dua peran sekaligus, ia menjadi pelayan yang akan membawa tamu ke kamar pesanan mereka sekaligus orang yang akan mengurus dan membereskan kamar kosong.
Bulan ini ia harus bekerja lebih ekstra karena pengeluaran yang banyak. Pembayaran pengobatan sang Ayah dua kali lipat pembayarannya karena harus melakukan perawatan intens. Namun itu semua tak menyurutkan semangatnya dalam bekerja, terlebih lagi gajih di hotel tenpat ia bekerja memberikan gajih yang cukup banyak belum lagi dana tambahan seperti transportasi juga dana lembur. Terkadang Jaemin juga sering menginap di ruangan pelayanan karena lumayan ia bisa menyimpan uang lebih untuk keperluan yang lain.
Senyum lebar itu tak pernah luntut juga kedua tangan yang menyatu. Kaki nya memang terasa pegal karena harus berdiri beberapa jam terkadang tumitnya terluka akibat gesekan dengan high heels murah yang ia pakai.
"Nana-ya tolong antarkan ini ke ruangan Depyeo-nim"
"Nee"
Jaemin bergegas mengambil nampan yang sudah berisi dengan jus jeruk juga sepotong soft cake.
"Mau kemana Na?" Tanya seseorang yang berpapasan dengan nya.
"Keruangan nya Depyeo-min" jawan Jaemin
Rasa gugup tentu ada karena setelah lima bulan bekerja disini akhirnya ia memiliki kesempatan untuk bertemu dengan pimpinan hotel ini. Konon katanya pemilik hotel ini anak putri tunggal, beliau begitu cantik juga ramah, dan apa yang didengar oleh Jaemin bahwa Depyeo-nim mereka sangat cerdas juga berprestasi.
"Permisi, Depyeo-Nim saya ingin mengantarkan minuman dan cemilan anda" Ucap Jaemin sedikit nyaring di depan pintu ruangan besar. Pintu itu terbuka lebih cepat di bandingkan dugaan Jaemin. "Permisi" ucap Jaemin lagi dengan kaki yang mulai melangkah masuk kedalam ruangan yang begitu megah dan di dominasi warna hitam juga warna emas.
Jaemin menghentikan langkah sedikit berjarak. "Depyeo-Nim" panggil Jaemin
Kursi hitam itu perlahan bergerak dan berbalik. Mata Jaemin membola dengan mulutnya yang sedikit terbuka. "Eo-Eonni?" Jaemin gagap. Wanita hanya tersenyum manis dengan sorot mata teduhnya. "Eohh, bagaimana ini. Aku sungguh minta maaf karena sikap ceroboh dan kurang sopan" Setelah meletakkan nampan itu Jaemin langsung berkata maaf dan membungkuk beberapa kali
Bruk
Jaemin terkejut karena membungkuk tadi membuat kepalanya terbentuk meja milik Renjun. "Astaga Naa, tidak perlu begitu" Renjun langsung berdiri dan mengusap pelan jidat Jaemin yang memerah. Bahu Jaemin merosot lemah dengan bibir yang mempout membuat Renjun terkekeh pelan.
"Kenapa Eonni tidak bilang kepadaku, mana tadi aku bicaranya pakai bahasa yang kurang sopan lagi" Jaemin protes pelan.
Tangan Renjun terangkat dan merapikan rambut Jaemin sedikit. "Karena raut wajahmu itu menggemaskan, kau seperti anak kecil yang tersesat namun lebih memilih menawarkan bantuan padahal dirimu sendiri kesusahan juga" Ucap Renjun sambil tertawa pelan.
"Eonni, apakah aku akan di pecat?" tanya Jaemin dengan wajah polosnya.
"Aigoo, kenapa kau berpikir begitu" Renjun mencibik lalu ia cubit pelan lengan Jaemin. Jaemin mengaduh pelan lalu ia usap lengannya itu, ia tak menyangka jika Renjun adalah pemilik hotel ini.
"Eonni" Panggil Jaemin
"Nana, tenang saja kau tidak akan dipecat, kenapa kau berpikir seperti itu, Ya Tuhan. Sudah lebih baik kau lanjut bekerja sana, ku dengar manager bagian pelayang sangat pemarah akhir-akhir ini" ujar Renjun lagi ketika dengan polosnya Jaemin meminta agar dirinya tak di pecat karena tak mengenali sang atasan hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks Beautiful |Noren ft Nomin| GS
FanfictionDisclaimers ⚠️ • Hanya sebuah kisah fiktif dan tak ada hubungannya dengan real life • Murni dari pemikiran sendiri • Apabila terdapat kesamaan itu murni ketidaksengajaan • Mengandung sedikit konten sensitif dari segi bahasa, alur dan penokohan. Cast...