3. Family Dinner 🍽

53 9 2
                                    

Weekend yang telah di nantikan oleh Jeno akhirnya tiba, kebiasaan jika hari libur ia hanya ingin berada di dekat sang istri dan bermalas-malasan di dalam mansion mewah milik mereka. Namun sepertinya hari ini tak bisa karena Daddy dan Bubu menjadwalkan familly Dinner di rumah. Bukan hanya mereka tapi Minhyung, kaka tertua Jeno pun akan berkumpul kesana. Renjun lebih dulu bersiap-siap dan melakukan banyak hal karena Bubu meminta mereka untuk datang lebih awal, padahal rencana Jeno sebelumnya ingin berbaring di atas kasur sambil memeluk istri tercintanya.

"yeobo, bukan kah ini masih siang? kita bisa bernagkat nya sore saja, aku masih mau denganmu" Protes Jeno saat sang istri terlihat begitu sibuk.

"Aigoo ya, mianhae uri samoyed" Renjun melenggang menuju kasur tempat suaminya berbaring, ia tangkup pipi sang suaminya dan ia kecupi seluruh wajah Jeno, wanita itu lantas menaiki ranjang dan menyamankan dirinya diatas tubuh sang suami. Jeno peluk wanitanya erat dan ia hirup aroma manis dari tubuh sang istri. Jeno selalu bersyukur betapa beruntungnya dia saat mendapatkan Renjun. Padahal sewaktu dulu begitu banyak kolega yang ingin menikahi Renjun. Namun, Jeno the winners.

"Yeobo" Panggil Jeno

"Hmmm?' Renjun hanya berdehem menyahuti panggilan sang suami

"Hari ini akan ada Minyung Hyung juga Haechan Noona" Ucap Jeno lagi

"Jadi, kenapa?" Renjun mendongkak dan balik bertanya, ia susuri wajah tampan itu dengan jemari lentiknya. Renjun sematkan kecupan singkat di bibir tebal sang suami. "Mereka berdua adalah orang yang baik, Haechan Eonni selalu membantuku dengan nasehatnya bahkan ia memberitahuku semua apa yang tidak ke ketahui, begitu juga dengan Minhyung Oppa, dia selalu mengajarkanku banyak hal di dunia bisnis" ucap Renjun lagi dengan memainkan jarinya di atas dada bidang milik sang suami.

Bukannya menjawab Jeno malah mengeratkan pelukan mereka. Renjun menyembunyikan gurat kekhawatirannya. Jika kesana mungkin Renjun harus siap menerima berbagai pertanyaan yang sedikit menyinggung perasaannya. Renjun tau, keluarga suaminya tak bermaksud jahat  atau tak menyukainya. Jeno adalah orang yang perasa, ia begitu mudah peka dengan keadaan. Renjun mungkin bisa berpura-pura tetapi tidak dengan Jeno, sorot matanya akan berubah dan nada suaranya akan meninggi. Renjun tak ingin merusak acara itu nantinya. "Aku tidak apa-apa, percayalah" Ucap Renjun sebisa mungkin menenangkan hati suaminya yang tengah di landa kegelisahan ini.

Tak terasa kini mentari mulai menurun bahkan samar langit berubah menjadi jingga. Kedua insan yang penuh cinta dan kasih sayang itu bergegas menaiki mobil mereka untuk menuju ke kediaman utama keluarga Jung. Sekitar memakan waktu empat puluh lima menit kini mereka tiba di pekarangan rumah yang begitu luas. Jeno lekas turun untuk membuka pintu istrinya.

Renjun gugup sekali, setiap kali datang kemari rasanya ada hawa yang kurang menyenangkan. Demi Tuhan keluarga Jeno begitu harmonis dan baik namun terkadang sedikit berbeda dengan Renjun. Pernikahan dua tahun yang hampir mencapai tiga tahun ini belum di karuniai seorang keturunan dan hal itu lah yang membuat Renjun khawatir.

"Kami datang"

Jeno sedikit meninggikan suaranya.

"Samchon"

Jeno lekas merendahkan tubuhnya dengan kedua tangan yang merentang lebar, suara anak kecil yang memanggilnya membuat Jeno merasakan kebahagiaan yang membuncah, sejujurnya bertemu dengan anak kecil ini adalah alasan kuat Jeno untuk menyetujui ikut acara makan malam keluarga. Bibirnya melengkung penuh dengan mata yang ikut tersenyum layaknya bulan sabit. Degupan jantung Renjun berpacu, ia merasa bersalah dengan suaminya. "Mih Hae-ya Annyeong" sapa Jeno kepada keponakan satu-satunya itu. Putra dari Minhyung juga Haechan. Renjun menatap lekat ke arah suaminya.

Thanks Beautiful |Noren ft Nomin| GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang