4. Are You, Okay ⁉️

48 8 1
                                    

Sepulang dari rumah keluarga Jeno, Renjun sebisa mungkin bersikap biasa saja tapi ia merasa janggal dengan sikap suaminya yang kini lebih tenang dan banyak diam, saat diperjalanan pun tetap sama. Lelaki itu hanya fokus menyetir, padahal biasanya mereka banyak bertukar kisah juga bertukar kata cinta. Renjun meraih tangan Jeno, lalu ia usap punggung tanggan ia pelan. Renjun tau bahwa suaminya ini merasa tak enak pada dirinya, padahal Renjun memaklumi itu karena apa yang di khawatirkan Bubu tak salah. Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Renjun sesekali menatapkearah Jeno yang terfokuskan pada jalan.

Renjun mengalihkan pandanganya menuju arah lain, saat di persimpangan lampu merah dan mobil berhenti, Renjun tak sengaja melihat pemandangan yang membuat hatinya merasa aneh. Terlihat keluarga yang begitu bahagia bersama putri kecil mereka. Bibir Renjun bergetar dan segera ia gigit erat. Pikirannya tertuju saat dimana ia mengungat Jeno yang begitu mendambakan sosok putra putri kecil yang mirip mereka berdua.

Setibanya di mansion, Jeno masih sama. Bahkan lelaki berjalan mendahului Renjun. Renjun tetap tenang dan membiarkan Jeno. Ia melangkahkan kakinya menuju arah lain. Renjun memilih untuk tidur di kamar lain. Di dalam kamar dingin ini ia seorang diri, berdiri di balkon dengan angin yang berhembus kencang menusuk raganya. Ia peluk sendiri tubuh yang mulai merintih karena terkena udara dingin. Langkah kakinya berbalik dan ia menjatuhkan dirinya di atas kasur nyaman yang terasa dingin itu. Aneh biasanya Renjun selalu tidur di pelukan Jeno dan malam ini tak ada pelukan dari lelaki itu.

Renjun coba terus untuk memejamkan matanya dan begitu sulit.

Klek

Alis Renjun terangkat saat bunyi decitan pintu terdengar. Ranjang itu bergerak pelan lalu ia merasakan tubuhnya di tarik mundur. Sudut bibirnya terangkat saat tangan kekar itu melingkar di pinggang rampingnya, syukurlah akhirnya malam ini Renjun dapat tidur dengan nyenyak. "I love you" Bisikan itu terdengar.

Keesokan paginya Jeno masih sama, ia diam namun Renjun tetap pada kewajibannya, lelaki itu tak marah dengan Renjun hanya saja ia merasa bersalah karena ucapak Bubu semalam, Jeno itu tau bahwa Renjun lebih berusaha dibandingkan dirinya, tetapi siapa yang menginginkan hal ini terjadi.

"Hari ini aku pulang terlambat" Ucap Jeno datar. Renjun mengangguk saja sambil kedua tanganya lihai mengikat dan merapikan kemeja serta dasi Jeno. Jeno merunduk melihat wajah manis Renjun ketika tersenyum. Ia kembali di liputi rasa bersalah. "Aku minta maaf" Jeno berkata lirih sambil menarik pelan tubuh istrinya agar lebih mendekat ke arahnya. "Aku tidak ingin kehilanganmu, aku tau kau juga lelah, bahkan kau lebih berusaha dibandingkan diriku" ucap Jeno pelan.

Renjun membalas pelukan sang suami lalu ia usap pelan punggung itu. Jauh sebelum hal ini terjadi, sebenarnya Renjun pernah mengandung namun tak lama ia mengalami pendarahan karena tak sengaja terpeleset di kamar mandi. Hal itu mereka rahasiakan berdua saja dan tak ada yang tau, baik Renjun maupun Jeno mereka selalu mengusahakan dengan maksimal. "Jeno, aku tak yakin bisa memberikan keturunan untukmu, kau masih ingat bukan apa kata dokter waktu itu!" lirih Renjun membuat Jeno kembali mendekapnya erat. Tidak, hidup Jeno ada ditangan wanita ini. Ia hanya ingin istrinya.

"Kenapa kau berkata seperti itu? kita pasti bisa yeobo, kita hanya perlu menunggu, Tuhan maha adil" balas Jeno dengan nada yang tergesa-sega.

"Tapi, sudah dua tahun berlalu namun tak ada kemajuan apapun. Apa yang Bubu ucapkan kemarin ada benarnya, Jen--"

"Jika tak punya anakpun tak masalah, asalkan aku selalu bersamamu, ku mohon jangan tinggalkan aku, aku hanya ingin dengan mu" Jeno memohon sambil merengkuh tubuh itu.

'Untuk kehamilan selanjutnya mungkin akan sulit untuk kalian berdua'

Air mata Renjun menetes, mengapa semua orang begitu mudah mendapatkan anak sedangkan ia satu saja tak punya. Apa kesalahn dirinya di masa lalu sehinggan Tuhan menghukumnya seperti ini.

Sepeninggalan Jeno, Renjun hanya berdiam diri di kamar, ia membuka lemarinya yang terkunci rapat. Ia ambil box berukuran sedang, disana sudah terusun rapi beberapa suntikan juga puluhan pil. Ini adalah rahasia Renjun yang tak di ketahui suaminya.

Dengan bantuan temannya yan menjadi seorang dokter kandungan Renjun mendapatkan semua itu. Setiap pagi ia menyutnikkan obat perangsang juga meminum puluhan suplement. Renjun meringis seorang dirinya rasanya perutnya seperti di tusuk dengan pisau bahkan tubuhnya berkeringat dingin. Tubuh itu merosot kebawah merasakan semua yang sakit menjalar ke seluruh tubuhnya. "Akhh--" Renjun meringis, Efek samping dari suntikan itu sangat berbahaya, Renjun bisa saja kehilangan kesadarannya saat menyuntikkan itu tapi ini adalah usaha dirinya untuk membahagiakan suaminya.

"Sayang....are you okay"

Bruk

Renjn terkejut, pandangan matanya mengedar dan ternyata ia tak sadarkan diri beberapa menit. Ia mencoba bangun dan mendekati pintu, sepertinya itu suara Jeno. Lekas ia buka pintu. "Yeobo?" Renjun bingung saat melihat suaminya itu pulang begitu cepat.

Jeno tarik lengan Renjun dan didekapnya erat. Jeno menanggis kencang dan rasanya sesak sekali. Tubuh Jeno merosot ke lantai, lelaki itu terus menanggis sambil memeluk perut Rnejun. Renjun masih kebingungan dengan apa yang terjadi. "Ku mohon hentikan Renjun" lirih Jeno memohon.

"Maksudmu apa?" Renjun bertanya balik sambil mencoba membuat suaminya untuk kembali berdiri.

Jeno mendongkak lalu ia usap pelan perut Renjun. Air matanya kembali menetes. "Pasti menyakitkan untukmu, bukan?" Jeno berucap demikian membuat Renjun menutup mulutnya tak percaya. Langkah kakinya mundur. Bagaimana rahasia ini bisa terbongkar. "Berhenti menyakiti dirimu sendiri, aku hanya ingin hidup denganmu bukan yang lain" Jeno kembali berucap.

Renjun melepaskan pelukan Jeno lalu berjalan mundur menjauhi lelaki itu. Renjun menggelengkan cepat, ia bukan wanita yang mudah menyerah. "Tidak, aku tidak akan berhenti--kau tidak mengerti bagaimana perasaanku Jeno, aku tidak akan berhenti, aku akan terus berusaha untuk memberikan keturunan untukmu!" Ujar Renjun berjalan mundur. Ia Berbalik tubuhnya bergetar hebat dengan nafas yang memburu. Tolong jangan seperti ini, kalau bukan Jeno siapa lagi yang bisa mendukung dirinya. Renjun mengusap wajahnya. "aku ingin mempunyai anak darimu, aku akan berusaha bahkan lebih dari ini, aku akan melakukan segalanya" teriak Renjun.

"Sayang ku mohon--"

"KAU TIDAK MENGERTI BAGAIMANA PERASANKU JENO" teriak Renjun. Renjun menanggis dalam diamnya. Ia frustasi, bagaimana bisa semua cara tak berhasil, meskipun telah ia coba sekuat tenaga.

Renjun menarik tangan Jeno dan menutup pintu kencang, ia kunci pintu itu. "Sayang" Jeno mencoba menenangkan istrinya.

"Obatnya sudah bereaksi, mari kita coba, kita harus berhasil bukan, aku tidak bisa jika berjuang sendirian, kau satu-satunya orang yang harus mendukungku" Lirih Renjun dengan air mata yang berderai dan tangannya perlahan menanggalkan pakaian yang menutupi tubuh indahnya.

Jeno menutup mulutnya tak percaya saat melihat perutnrata Renjun yang terlihat memiliki goresan luka sayatan bahkan bekas suntikan. "Apa kau malu untuk menyentuhku? aku sudah begitu rusak, bahkan tak ada lagi tubuh indah itu" Renjun tertawa kecut dan terdengar sangat menyakitkan. "Menikahlah lagi Jeno" ujar Renjun tiba-tiba membuat Jeno terkejut bukan main.

"Kau sadar berkata seperti itu!" Nada suara Jeno berubah menjada lebih tinggi.

Renjun mengangguk sedangkan Jeno hanya menyeringai. "Mungkin aku bukan wanita yang tepat untukmu, masa depan mu masih cerah Jeno" ucap Renjun lagi sambil berjongkok memunguti pakaiannya.

"Tidak mau" Jawab Jeno cepat.

Lekaki itu lekas menarik tubuh Renjun dan ia cium bibir itu penuh dengan perasaan emosional, Renjun yang gugup tak bisa mengimbangi Jeno, tubuhnya sedikit terangkat bahkan terseret. Suaminya memberikan cumbuan bercampur dengan emosi yang membara. Jeno melepask kasar semua pakaiannya "Berani sekali kau memintaku seperti Lee Renjun--kau bilang kau ingin mencobanya kan, ayo kita lakukan sepanjang hari" ucap Jeno menarik kencang tubuh Renjun dan menjatuhkanya di atas kasur.

.....
......
.......
TBC 🌻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thanks Beautiful |Noren ft Nomin| GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang