.・ 2゜・

2 1 0
                                    

Cahaya dari matahari yang melewati
jendela yang menandakan
pagi hari, seorang pemuda yang terbangun akan sinar tersebut.

Pemuda itu bangun
dari tempat tidur nya dan segera
bersiap siap untuk menjalani hari nya
sebagai siswa

saat pemuda itu selesai bersiap-siap
ia melihat dua orang yang disebut sebagai orang tua sudah menunggu dimeja makan

"Sudah bangun kamu? Ingat hari ini
kamu harus mendapatkan nilai bagus dan saya tak mau tau caranya jangan memalukan nama saya dengan kebodohan mu"
-Felix mahendra

"iya al tau"
jawaban singkat dari alvero

"Terakhir kali nilai kamu tidak memuaskan saya dan saya mau nanti kamu memuaskan saya ingat itu"
-andriani mahendra

"Iya ma al usahain"
Ucap alvero dengan senyum yang ia buat agar tak terlihat seperti ia tidak mendegar kan omongan dari kedua dari tua nya itu

"Hari ini papa nganter al?"
tanya alvero sambil memakan
makanan nya

"ngantar kamu? saya tidak sudi mengantarkan kamu"
-Felix mahendra

"alright al bisa pergi sendiri"
pemuda itu segera berdiri dari kursinya dan berjalan pergi

alvero mengeluarkan motor nya
dari bagasi ia segera mengendarai nya
menuju ke sekolah
.

.

.

Saat sampai di gerbang sekolah
Ia segera menuruni motor nya
dan segera teman-teman nya menghampiri nya dengan senyum khas mereka

"wih makin ganteng aja lu vero"
ucap Bima geandro sahabat dekat alvero yang sudah mengenal alvero sejak ia masih
Kecil

"cakepan juga gua aelah"
saut reo algantara sahabat kedua alvero
yang sambil berpose gagah yang membuat Bima dan alvero tertawa

"iya lu cakep"
ucap alvero sambil menatap reo
menahan tawa

"cakep dari mana lu punya kaca kan dirumah mau gua beliin? biar lu ngaca muka kayak kadal kurana dibilang cakep"
ujar Bima yang membuat reo langsung cemberut dan mulai berbicara kalau ia memang tampan

"udah udah lu berdua"
alvero melerai kedua sahabat nya itu

"Bima dulu tuh muka cakep kayak gini dibilang mirip kadal kurana"
ucap reo memandang Bima

"gua jujur ya emang muka lu kayak sambel terasi"
ujar Bima sambil tertawa

"udah lu berdua, ayo masuk kelas lu berdua gamau telat kan"
ucap alvero yang tak ingin kedua sahabat nya nanti berakhir seperti dulu terakhir kali Bima bilang muka reo mirip monyet di prindapan membuat reo langsung insecure dan tak mau sekolah selama 2 minggu

"lagi santai kawan, Santai aja vero"
ucap reo dan Bima bersamaan

"terserah lu berdua gua capek ama lu berdua"
Alvero langsung berjalan pergi masuk ke sekolah dan menuju kelas disusul oleh reo dan Bima yang mengikuti nya dari belakang

"ngambek tuh vero kayak cewek aja dia"
ucap Bima langsung dibelakang alvero sambil menyentuh pundak reo

"rl ngomongin orang langsung dibelakang nya"
reo menatap datar Bima tak menyangka seberapa jujur mulut Bima ini

"ketimbang lu kalau lu jadi cewek malah makin pedes omongan lu sampe orang orang bundir"
saut alvero dari depan

"kaga ya mereka aja yang terlalu baper berarti"
ucap Bima santai mendahului alvero

saat sampai dikelas bima langsung duduk di meja alvero dan reo duduk di sebelah alvero
"Habis ini ujian kan?"

"ya ujian,lu udah belajar? gua tebak belum"
alvero menatap Bima yakin dengan kata-kata barusan ia benar-benar yakin bahwa
Bima belum belajar

"aelah lu tau aja, lu kan pinter
nyontek sabi kali vero"
ucap Bima sambil menepuk pundak alvero

"gua juga mau, malam tadi niatnya belajar malah ketiduran"
saut reo memotong pembicaraan

"iya nanti, lu berdua ga pernah berubah"
ucap alvero sambil menatap kedua sahabat
nya ini yang sedang tersenyum

"aelah kan gua sama reo ada lu vero"
Bima berbicara dengan santai nya
dan menepuk pundak reo dan alvero

"temen lu vero"
ucap reo menggeleng kan kepala
dengan sikap Bima

"lu juga sama"
alvero berbicara dengan nada datar.

*:..。o○done○o。..:*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alvero mahendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang