⚠️HENTIKAN BUDAYA PLAGIAT⚠️
⚠️100% HASIL DARI OTAKKU YANG TERDALAM⚠️
.
.
.
.
.
Odelia biasanya sudah berbaring tepat sebelum jam sembilan malam. Malah kadang sudah tidur mendahului Gazza. Tapi sekarang ia bukannya tidur melainkan mondar mandir seperti setrikaan. Gazza sampai pusing dibuatnya.
Entah apa yang terjadi dengan gadis itu tetapi jika dilihat dari raut wajahnya ia tampak gelisah dan khawatir. Sesekali matanya melirik ke arah buku Tarikan dan langit malam lewat jendela.
Gazza kebingungan dan heran melihat itu, entah untuk yang keberapa kalinya ia menghembuskan nafas pasrah lalu naik ke atas ranjang. Memutuskan untuk tidur.
Sebelumnya, ia berkali-kali menyuruh gadis itu untuk tenang dan tidur. Tapi, gadis itu tidak mendengarkannya. Jadi yah, terserah dia saja mau bagaimana juga.
Gazza siap menjatuhkan kepalanya ke bantal. Ia paling senang saat sesi meregangkan tubuh. Namun saat asik-asiknya melakukan itu tiba-tiba ...
sring!
Sinar lembut keluar dari buku. Ia dan Odelia sontak menoleh.
"Odelia! Bukunya!!"
Tanpa menjawab seruan Gazza, gadis itu langsung melesat ke arah buku. Ia menatap buku di meja dengan tatapan yang sulit diartikan hingga Gazza sendiri tersulut rasa penasaran. Entah mengapa, kantuknya tiba-tiba hilang saat itu juga.
Tanpa menunggu lama. Buku itu kembali bergerak, hingga terbukalah halaman ke dua ratus enam.
Di sana menunjukan sebuah gambar yang langsung membentuk hologram, persis seperti layar tancap. Ajaibnya lagi, gambar itu seolah memutar kejadian.
Terlihat seorang pria berambut perak berperawakan tegap dengan wajah kelelahan tengah merentangkan kedua tangannya seraya mengeluarkan sihir. Ia bersama dengan seseorang di samping nya. Lalu ... Tunggu! Bukannya itu Alaster?
Odelia membulatkan matanya. Ia hendak bicara. Namun, hologram itu ...
ZEP!!
Menghilang tiba-tiba. Sinar yang menyelimuti pun ikut sirna menyisakan buku biasa. Gazza dan Odelia saling berpandangan dengan kaget.
"A--apa? Apa yang terjadi?" tanya Odelia.
Tangannya membolak-balik buku tersebut dan hanya menampilkan gambar biasa. Seolah bukan Alaster di gambar, melainkan orang lain.
Gazza yang masih tercengang tidak bisa mengatakan apapun. Mulutnya terbungkam rapat saking kagetnya.
Tak lama kemudian, terdengarlah isakan-isakan kecil dari mulut Odelia. Ia tiba-tiba menangis, merasa harapan telah hilang. Melihat cuplikan kejadian tadi, itu pasti berasal dari situasi kerajaannya sekarang. Itu pasti! karena tidak mungkin jika hanya kebetulan. Dan ia pun melihat dengan jelas bahwa di hologram adalah kakaknya sendiri--Alaster.
Bagaimana kondisi kakak?
Bagaimana kondisi ayah?
Bagaimana kondisi Edmund dan Lix?
Bagaimana kondisi semuanya?
BAGAIMANA?!!
Berbagai macam pertanyaan melintas terus di benaknya. Itu membuat kepalanya sakit dan pusing. Perlahan, kedua kakinya lemas dan sulit seimbang. Tubuhnya melorot ke bawah lekas duduk di sana. Ia menatap kosong ke depan dengan air mata yang bergelinang di pipi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Gazza dan Luka [ END ]
Fiksi RemajaIngin pulang dengan tenang dan aman tapi ... "Hahh ... itu mungkin hanya sebatas mimpi bagi orang sepertiku"