Musik yang mendengung membuat para penikmatnya lupa diri, membuat pikiran ingin terus mengekspresikannya dalam bentuk gerakan sesuai irama nada, tak perdulikan sekitar yang mulai panas. Hanya ada tubuh dan musik.
Karina terus memanjakan dirinya dengan menggerakkan tubuh sexy nya, mata lentik terpejam dan bibir merah mereka yang tersenyum memikat. Gadis berambut hitam legam itu terus menunjukkan pesona sensualnya karena dia tau 'pria' itu sudah menargetkannya, jadi Karina akan coba membakar sumbu tersebut.
Tap....
Sepasang tangan menyentuh pinggang rampingnya, namun mata coklat itu masih terpejam dengan senyum yang semakin merekah. Tidak tau siapa yang memulai namun jarak antar keduanya tak ada udara lagi. Menempel sempurna. Karina semakin gencar meliukkan tubuh nya, membuat sang pemilik tangan mengeram.
"Watch your move, darling" ucap suara bariton itu.
Pemilik black dress itu terkejut dengan suara jantan di telinga kirinya, merinding dan rasanya dia ingin mendesah keras karena rematan dan suara berkolaborasi dengan waktu yang tepat, namun tak ia tunjukkan hal tersebut dia tidak ingin di cap 'mudah'.
"Its my bussiness honey" jawab karina.
Gadis yang memiliki mole di bawah mata kirinya itu akhirnya berbalik untuk melihat, siapa gerangan pria yang memiliki suara tampan itu. Gerakan lamban yang dia lakukan tak membuat sang pemilik tangan ingin menyingkirkannya dari tempat yang sudah dia claim sebagai kepemilikannya.
Sepasang mata itu bertemu kembali, obesidan hitam legam seperti serigala dan mata bulat hitam seperti kelinci. Cocok bukan, layaknya rantai makanan, malam ini Karina seolah siap dijadikan santapan yang nikmat. Namun, tatapan yang gadis cantik itu perlihatkan adalah tatapan terpukau, karena jika kemarin dia hanya melihat sosok ini sekilas tak memperhatikan secara jelas, tapi sekarang dapat dia lihat dengan luas. Tampan, berkarisma dan rupawan. Tapi bukan tipe Karina.
"Well, we meet again" ucap sang pria.
Gerakan tubuh yang terlihat lembut dan juga mengundang itu tetap Karina lakukan. Tak lupa, jari yang berhias cincin kecil di telunjuknya dan kuku semerah darah itu menyentuh garis keras wajah sang pria, dan berhenti pada mole yang berada bawah di kiri bibir itu.
"Handsome" batin gadis itu.
"But its not my type at all" timbalnya.
Pria didepannya terus melihat gerakan sang mangsa yang berada di dekapnya.
Jari yang berhias cincin besar, dan tak lupa jam tangan Rolex hitam yang terbalut gagah. Menarik paksa untuk terus menempel kepada dada kerasnya."Can I tested those cherrys" ucap pria tersebut.
Karina sempat tertegun dengan pernyataan yang diinginkan pria didepannya ini.
"Jerk" batinnya.
Tanpa mengatakan apapun, Karina memajukan wajah cantiknya dengan bibir yang sengaja dia buka sedikit, manabah kesan mekarnya bibir tersebut. Gadis berambut panjang itu juga menjinjitkan kakinya karena perbedaan tinggi mereka yang ketara. Belum lagi, pria didepannya ini memiliki tubuh yang porsi yang pas, tak bulking tak pula kurus kering. Sangat pas, tapi tetap bukan tipenya.
Pria itu tau kalau itu adalah open door untuknya, jadi tak sia-siakan hal tersebut, dengan tergesa, Priadengan setelan kemeja hitam dengan 2 kancing atas yang terbuka dan celana bahan hitam serta sepatu pantophel. Terlihat seperti figura CEO yang di telenova.
Bergegas mengejar bibir merah tersebut. Menyentuhnya dengan berlahan, melumat dengan pelan, membuat Karina yang berfikir ingin main-main malah terhanyut dengan sentimen yang memabukkan tersebut.
Lidah yang terus menjelajahi dari pertama bertaut, membuat gadis bergaun hitam itu ingin pingsan rasanya, sentuhan halus membuatnya meremang tertahan. Jari lintik dan kecil itu menelusuri tangan keras yang melingkari tubuh kecilnya, merasakan urat yang menonjol, menjelaskan bahwa yang tengah bertukar silva dengannya tengah menahan diri agar tak berlebihan.
"Oh God, his veins" batinnya lagi.
Tautan itu seolah telah dilapisi oleh lem perekat kuat, seolah tak butuh udara karena begitu nikmatnya. Sampai pada akhirnya Karina memukul dada keras itu beberapa kali karena lehernya mulai keram karena terus mendongkak kan kepala.
Hahh.....
Gadis yang memiliki tinggi 155 cm itu, tertunduk dan meraup sebanyak banyaknnya udara. Yang benar saja, dia seolah berkeliling lapangan sanking butuh udaranya. Sedangkan dalam sudut pandang Pria tersebut terus menatap tajam sang wanita, dan jemari besar itu meraih dagu kecil itu.
Karina hanya menurut, dia mengira pria tersebut hanya ingin melihat mata atau wajahnya, ternyata bilah merahnya kembali dikejar untuk disantap. Namun, tak akan Karina biarkan kali ini.
"Enough" jelasnya.
Jemari lentik itu menutup mulut sang pria, memberi isyarat bahwa dia tidak ingin lagi. Namun yang namanya nafsu, terlebih itu seorang pria dewasa, pernyataan Karina bukannlah perintah, melainkan 'undangan lainnya'.
Tangan kurus itu sang pria bawa kebelakang pinggang pemilik tangan. Dan lumatan tak terelakkan. Karina berusaha melepas kejaran Bibir itu diatas bibirnya. Namun, bibir tebal itu tetap mengejar sampai pada akhirnya, sasaran jatuh kepada leher putih kapasnya.
Anhhh..
Lenguhan Karina ditengah hingar bingar musik dan padatnya manusia loar disana terdengar jelas di telinga pria tersebut. Dan satu kata yang tertanam dibenaknya. Dia harus membawa gadis itu kedalam jeruji besinya.
Fuckkk ..
..................🍁
Annyeong yorobun, I am back hihihi
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is Kim
FanfictionGadis bertubuh kecil itu bernama Kim. bukan, dia bukan berasal dari Negara Gingseng.