Suatu hari, angin mendesing kencang, salju turun begitu lebat, langit tetap gelap tanpa ada cahaya matahari muncul, langit itu dilengkapi oleh dua planet yaitu bulan dan Saturnus yang bercahaya, suasana di daerah kota situ banyak bangunan roboh atau bangunan ditinggalkan oleh manusia, pastinya disitu ada gunung tumpukan mayat drone akibat dari drone pembunuh. Dilihat dari suasananya pasti tempat itu memang tidak asing, Yap namanya Copper-9.
di copper-9 dihuni oleh robot drone AI yang saling tidak akur, Drone AI ini ada dua jenis dan mereka itu bermusuhan yaitu Drone pekerja (WD) dan Drone pembunuh (MD).
Mereka saling bunuh-bunuhan sehingga terciptalah bunker khusus drone pekerja untuk melindungi dari serangan drone pembunuh. Tumpukan mayat drone? Ulah si pemangsa yang mengincar minyak dari drone pekerja agar bisa bertahan hidup dan menghindari overheating
Pintu bunkernya kuat jadi aman dari serangan drone pembunuh kecuali jika ada beberapa drone pekerja lain yang ingin berkeliaran di luar bunker.
Contohnya seperti ini.
Di dalam bunker, ada seorang gadis drone yang sedang melamun dengan ekspresi murung sembari memandangi jendela luar bunker. Gadis ini ingin menjelajah di luar tetapi dilarang oleh kedua orangtuanya
Gadis ini memiliki mata neon kuning muda cantik yang langka, dan sangat cantik nan imut membuat semua drone pekerja di dalam bunker sampai terpesona dengan keimutan gadis ini yang tampak seperti bayi drone, dan juga hampir saja ada laki-laki ingin menculiknya saking imutnya gadis tersebut.
Mata neon kuning mudanya kali ini tidak terlalu bersinar karena sedih hanya ingin berharap keluar dari bunker untuk melihat situasi disana, tetapi dilarang mentah - mentah oleh orangtuanya.
Flashback:
Dia berlari menghampiri kedua orangtuanya yang sedang berbincang dengan penuh semangat.
Cahya: "Ibu, Ayah. Cahya ingin sesuatu.." - penuh antusias
Kedua orangtuanya berhenti berbincang dan memandang putri mereka dengan tersenyum senang, Sang ayah mengelus puncak kepala putrinya
Ayah: "Ada apa nak?"
Ibu: "Iya, jika ingin sesuatu tanyakan saja.." - berbicara dengan nada lembut
Cahya terdiam sejenak dan menatap ayah ibunya dengan mata neonnya berwarna Kuning muda cantik. Cahya ini termasuk spesies drone pekerja dengan warna yang langka.
Cahya: "Apakah Cahya bisa berkeliling atau menjelajahi di luar bunker? Cahya penasaran diluaran sana.." - dia berbinar dengan penuh harap
Sayangnya tidak sesuai keinginan Cahya.
Kedua orangtuanya saling menatap satu sama lain dengan ekspresi khawatir dan cemas sebelum kembali menatap Cahya.
Ibu: "nak, kita tidak bisa mengizinkanmu keluar. Diluar itu bahaya nak..."
Ayah: "Iya, diluar sana ada drone pembunuh dan jika kamu keluar nanti kamu akan menjadi mangsa mereka. Kami tidak ingin kamu kenapa - kenapa disitu, jadi kami tidak mengizinkan!" - sedikit tegas, dan serius
Seketika wajah senyum Cahya meluntur berganti dengan ekspresi sedikit kecewa lalu sedikit menunduk
Cahya: "Baiklah..." - nada rendah
Flashback - END
Memikirkan hal yang sebelumnya membuat Cahya hanya menambah murung
Cahya: "Memangnya sejahat dan seagresif apa dengan drone pembunuh diluar? Aku kan hanya mau jalan-jalan. Semua ini gara-gara drone pembunuh diluar! pasti mereka jahat sekali..." - lirihnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Murder drones❗(Oneshoot)❗
Storie breviOh iya, ini aku mau bikin cerita tetapi versi murder drones. Kalau rame aku bikin booknya satu persatu, aku janji kok hehe. Nanti aku buat Booknya, kalau ramai 😑 My Character WD: - (Name) - Uzi - Doll - Lizzy - Tessa - Cyn - Zarah - Aisyah - Asyi...