02. Jadi teman sebangku Xiongbaba

53 14 3
                                    

Sebelum Lin Xi muncul, 'situasi khusus' siswa pindahan itu telah disebarkan oleh orang dalam dan menyebar ke seluruh kelas secepat sayap.

"Benar-benar tidak bisa bicara?"

"Yang aku dengar begitu."

"Jadi, itu sebabnya siswa pindahan itu dipukuli Shi Xingye tepat setelah dia tiba?"

Sekolah ini sangat luas, gosip sekecil apapun bisa dibicarakan dalam waktu yang lama. Tetapi tidak tahu bagaimana gosip itu menyebar, dan para siswa tidak hanya tahu bahwa siswa pindahan itu bisu, tetapi juga mendengar bahwa,

Begitu siswa pindahan itu tiba di sekolah, dia langsung dipukuli Shi Xingye.

Buktinya, mereka berdua muncul di kantor Guru Liu pada waktu yang bersamaan. Dan tampak si boss sedang dimarahi.

Sepertinya diperlukan juga negosiasi kompensasi.

Siswa pindahan, sangat menyedihkan!

"Tidakkah menurutmu Shi Xingye sudah keterlaluan? Apakah dia masih manusia, teganya menindas orang cacat?"

"Maksudku, bisakah orang seperti ini langsung dikeluarkan saja?"

"Apa gunanya kompensasi? Keluarganya tidak kekurangan uang."

Perdebatan yang penuh amarah itu berakhir saat pintu kelas didorong terbuka.

Semua orang mengira yang datang itu adalah siswa pindahan, dan ketika melihat ke arah pintu, ada simpati yang dalam di mata mereka.

Alhasil, itu adalah Shi Xingye.

"Ck."

Sebuah suara, tidak terdengar ringan ataupun berat.

Penghuni kelas, "..."

Tidak berani mengatakan sepatah kata pun.

Orang-orang di barisan depan menundukkan kepala mereka dengan cepat di bawah tatapan pihak lain untuk menghindari hukuman dari bos besar.

Pada saat ini, Shi Xingye dan gengnya masuk.

Dia berjalan di depan, tingginya lebih dari 1,8 meter selalu membuatnya memiliki aura yang tidak bisa diabaikan, dan sosoknya menghalangi area cahaya yang luas. Di belakangnya, Xu Xian dan lainnya sama seperti para santo pelindung, dengan senyum hippie sambil merangkul satu sama lain. Kebersamaan yang memberi kesan jangan mencari masalah dengan mereka.

Kelas terasa penuh sesak.

Suasana begitu hening hingga bisa mendengar suara jarum jam.

Terlepas dari seberapa keras meratap dalam hati, kepala semua orang hanya tampak semakin menunduk, seperti burung puyuh kecil yang menunggu untuk mati berdampingan. Jika bukan Shi Xingye, bahkan jika guru masuk, itu tidak akan lebih menegangkan dari ini.

Shi Xingye duduk dikursinya, menyilangkan kakinya yang panjang.

Lolos.

Semua orang menghela napas lega.

Suasana juga mulai hidup.

Tidak berani berkata.

Hanya berkomunikasi satu sama lain melalui kontak mata.

Apakah dia memukulnya?

Itu pasti pemukulan.

Gosip masih berlanjut di arus bawah.

•••

Berbeda dengan keanehan di kelas, suasana hati Lin Xi saat ini sebetulnya hanya; sangat lelah.

Did My Deskmate Talk Today?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang