1

337 30 1
                                    

Adikku tidak mau berbicara denganku.

Akhir-akhir ini adikku— Jihoon seperti sedang menyembunyikan sesuatu padaku, tapi aku tau apa yang dilakukannya, makanya aku ingin bertanya dan mendapat jawaban. Namun, Jihoon tetap membisu seperti seorang anak yang sakit gigi.

Aku Jeon Jarrel, aku tinggal di Daegu—Korea Selatan bersama dengan ayah, ibu dan seorang adik laki-laki.

Sebenarnya kami berasal dari Seoul, namun karena ayah dipindah tugaskan akibat perkerjaannya ke Daegu, maka kami harus ikut juga. Namun, setelah kepindahan kami dari rumah Seoul ke rumah Daegu, ada suatu yang yang janggal.

Pertama, ayah melarang semua orang di rumah untuk jangan membuka pintu ruang bawah tanah. Pintu ruang bawah tanah itu terletak di belakang toilet, paling ujung dan paling sudut seolah-olah dibuat agar tidak mudah ditemukan.

Kedua, ayah juga memperingati kami agar jangan menutup pintu ruang bawah tanah jika kami menemukannya terbuka.

Ketiga, intinya jangan sentuh pintu ruang bawah tanah itu dalam keadaan apapun.

Aku tentu saja merasa aneh, aku menanyakan masalah ini kepada ayah berkali-kali, namun orang tua itu malah tidak menjawab dan hanya bilang bahwa ruang bawah tanah di rumah ini memang bukan untuk dimasuki manusia.

Hah?

Bukannya mendapat pencerahan atas pertanyaanku, aku malah semakin kebingungan dan aku memutuskan untuk melupakan hal aneh tentang pintu ruang bawah tanah di rumah baru kami.

Aku kembali memikirkan Jihoon yang sudah seminggu ini tidak mau berbicara denganku, katanya aku mengganggu dan berisik. Padahal, aku sudah memberikannya penawaran menarik seperti : Action Figure Iron Man terbaru, ataupun sepatu baru yang berisi gambar Iron Man, namun semuanya ditolak mentah-mentah, aku semakin khawatir dengan Jihoon. Pasalnya, dari dua minggu ini, anak itu aku pergoki beberapakali berbicara sendirian, namun walau sendirian, dia seperti mengobrol dengan seseorang, kalian mengerti kan maksudku?

Sungguh, aku tidak melihat siapapun di sekitar adikku ketika dia tertawa, dan menceritakan sesuatu di depan tembok yang kosong.....

Apa sebenarnya yang disembunyikan Jihoon dariku? Dan apa yang sebenarnya dia ajak bicara?

.
.
.

Aku punya seorang kekasih, namanya Kim Vicle. Kami baru berpacaran selama beberapa waktu setelah kepindahanku ke Daegu. Vicle adalah orang Daegu asli yang bekerja di sebuah perusahaan jasa marketing.

Vicle sangat baik padaku, dia mungkin adalah pacar impian semua orang ; tampan, kaya, baik, pengertian dan lembut.

Tapi, selama seminggu ini ada yang aneh dari Vicle. Dia seperti berubah 180 derajad.

Biasanya, setiap hari minggu, pasti dia bertemu denganku dan mengajak jalan-jalan. Tapi sekarang, boro-boro mengajak jalan-jalan, dihubungi pun susah. Aku kebingungan dengan sikap Vicle. Apakah aku sempat melakukan kesalahan yang mambuatnya tersinggung?

Hari ini, aku datang ke apartemennya. Bayangkan, sudah tiga hari Vicle tidak menjawab telpon atau pesanku. Aku berusaha berpikir positif, apakah dia sedang sakit? Tapi, tanpa bisa dipungkiri lagi, pikiran negatif malah tumbuh subur di kepalaku. Aku berpikir seperti......apa jangan-jangan Vicle selingkuh dengan orang lain? Padahal, selama beberapa bulan ini hubungan kami baik-baik saja. Bahkan hampir tidak pernah bertengkar, tapi sekarang tanpa hujan, tanpa badai, tiba-tiba Vicle berubah. Apa karena dia sekarang sudah bosan denganku? Aku tidak tau. Yang jelas, sekarang aku ingin mendapat jawabannya.

Sekarang, aku berdiri di depan pintu apartemennya, memencet bell pintu dua kali dan pintu langsung terbuka, menampilkan wajah Vicle yang pucat dan rambutnya yang berantakan.

"Hei Vicle, apa kau sakit?" tanyaku, namun Vicle hanya menggeleng dan menggeserkan tubuh besarnya dari pintu—gestur untuk membiarkanku masuk ke dalam apartemennya.

Aku masuk ke dalam apartemennya dengan keadaan gugup dan bingung. Apartemennya berantakan dan kacau sekali, ini aneh. Ini bukan seperti Vicle yang aku kenal. Selama beberapa waktu pacaran dan keluar masuk apartemen ini, biasanya di setiap ruangan Vicle akan bersih dan harum bukan berantakan seperti ini. Apalagi, aku lihat di atas meja ada beberapa piring daging mentah yang sudah busuk. Hal ini membuatku kebingungan, Vicle tidak suka daging, tapi kenapa sekarang tiba-tiba ada daging busuk di atas mejanya?  Aku kemudian menoleh ke arah Vicle yang berdiri di belakangku dengan pandangan heran.

"Vicle, ada apa denganmu? Apakah kau sakit sehingga tidak bisa membereskan kekacauan ini?" ujarku.

"Tidak, aku sangat sehat" hanya itu jawabannya.

"Hei-hei, kenapa kau tiba-tiba dingin begini denganku? Apa aku sempat berbuat salah?" Tanyaku lirih, namun tatapan Vicle begitu datar padaku.

"Tidak, kau tidak salah" jawabnya singkat dan sungguh tidak memuaskan. Aku berjalan mendekatinya hingga aku berdiri dengan jarak satu meter di depannya, aku mendongak agar bisa bertatapan dengan mata gelapnya.

"Lalu kenapa kau dingin kepadaku akhir-akhir ini? Kenapa juga kau tidak membalas pesanku selama beberapa hari, apa yang kau lakukan?" tanyaku dengan seluruh penekanan di setiap kalimatku.

"Aku tidak melakukan apapun Jeon, aku juga merasa biasa-biasa saja, tidak ada yang berubah kok, aku-"

"JELAS KAU BERUBAH! KAU MENYEBALKAN!" Aku tidak bisa menahan diriku lagi untuk tidak berteriak, Vicle benar-benar seperti tidak peduli dengan sikapnya padaku.

Dengan rasa marah yang membakar jiwa, aku langsung keluar dari apartemen Vicle dan memilih untuk pulang ke rumah.










Tbc....

THE DEVIL IN MY HOUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang