One

268 28 8
                                    


Happy reading

jangan lupa V+K

                  
       
                       ⟡°.🐼.° ⟡


Dean bersandar pada headboard kasur yang berukuran king senyaman mungkin tapi kasur king itu masih ia tiduri sendiri.

Dean mengambil sebuah novel di atas nakas sebelah kasur, cahaya matahari memasuki ruangan dan menjadi pencahayaan alami bagi Dean yang sedang membaca novel favoritnya.

30 menit membaca novel itu, Dean turun dari tempat para manusia bermalas malasan itu sambil meletakkan novel di atas nakas, dia berjalan menuju kamar mandi kakinya terasa sangat pegal dan mati rasa karena sudah lama terbaring saat membaca novel tadi.

Saat hendak memasuki kamar mandi Dean dikagetkan oleh nada dering dari ponselnya, ia berdecak sebal karna lupa mematikan ponselnya.

Suara itu membuat telinganya sakit. Dean berjalan menuju tempat tidur dan mencari-cari ponselnya, saat melihat siapa yang menelpon Dean kemudian mengangkatnya.

"Yeoboseyo" suara berat Dean membuka pembicaraan tersebut.

" Deannn, kau bisa ke rumahku sekarang?" kata seorang laki-laki dengan nada yang agak panik dari ujung telepon.

" Celvian kau lupa aku sedang liburan sekarang?" jawab Dean dengan kening berkerut dan mata terpejam. Celvian adalah sahabat Dean ketika masih sekolah hingga sekarang.

"Aishhh! bagaimana ini?" jawab Celvian dengan nada bicara yang semakin panik dan Dean selalu tak menyukainya.

"Memangnya kenapa, hm?" tanya Dean.

"Aku tak bisa menjelaskannya lewat telepon"

Dean memijat dahinya pelan, dan mengacak-acak rambutnya. Sepertinya dia harus mengalah dan pergi menemui Celvian.

"Humm baiklah aku akan kesana, tunggu aku" jawab Dean pasrah.

"Terima kasih Dean, Maaf sudah mengganggu waktu liburanmu" ucap Celvian dan memutuskan sambungan telepon mereka.

Dean sebenarnya ingin sekali memukuli Celvian karna sudah menggangu liburanya. tapi ia mengurungkan niatnya dan memilih kembali ke kamar mandi untuk bebersih.

BLAM!

Dean melampiaskan frustrasinya pada pintu kamar mandi yang ia tutup dengan sangat keras.

                    
                     ִֶָ𓂃 ࣪˖ ִֶָ🐇་༘࿐

Seorang gadis bernama Enami Asa Grethania sedang merebahkan kepalanya di meja. Ia sungguh malas untuk bergerak bahkan untuk kekantin saja ia rela menahan laparnya karna terlalu malas.

"Asaaa kamu tidak ke kantin?" ucap seorang gadis dengan mata bulat itu .

"pergilah dengan yang lain yeon aku sedang malas bergerak" balas Asa dengan kepalanya yang masih di atas meja.

"Kenapa dari tadi pagi kamu terlihat lesu? apa kamu sedang sakit?" tanya Ahyeon sedikit khawatir dengan sahabatnya itu. Karena biasanya Asa tidak akan pernah berhenti untuk menggangu Ahyeon ketika sedang berada di sekolah.

"Bukan yuyun" Asa mengangkat kepala sambil menggeleng pelan dan menatap ahyeon.

Hal itu membuat Ahyeon menyirit
"lalu kenapa kamu seperti orang akan mati saja?"

Beberapa detik terasa sangat sepi melebihi kuburan. Asa mengembuskan napas pelan. Entah keberapa kalinya hari itu. Asa lalu memulai pembicaraannya yang tampak akan panjang.

"Sejak kemarin papi dan mami memaksaku untuk ikut bertemu dengan temannya, kata mami di sana akan ada anak dari temannya. Entah apa yang dipikirkan mami sampai rela aku bolos sekolah karenanya. Tadi pagi saja aku tidak diperbolehkan untuk pergi kesekolah, tapi karena aku melawan jadi aku tetap pergi."

Ahyeon yang mendengar itu menahan tawanya, ia membayangkan Asa pergi dari rumah sambil mengendap-endap.
Namun karena Ahyeon masih sayang dengan nyawanya, gadis bermata bulat itu hanya mengangguk-angguk.

"Begini, siapa tau anak dari teman mami mu itu laki-laki dan ia tampan? kenapa kamu tidak ikut saja? lagipula tidak sekolah itu sangat menyenangkan Asa, apalagi besok belajar fisika dengan guru spek malaikat pencabut nyawa."

Arghhh!!! Asa ingin sekali mencekik sahabatnya itu sekarang juga. Asa pikir sahabatnya itu akan mengatakan sesuatu yang bermutu tapi tidak. Ahyeon malah membela maminya.

"Tampan?? Yeooonnn anak dari teman mamiku itu sudah tua! bahkan mungkin aku cocok menjadi keponakannya! Kamu tahu kan aku tak suka laki laki yang tua? Aku baru delapan belas tahun!" kata Asa galak. Membuat beberapa orang di kelas itu melihat pada mereka berdua.

"Kamu mengerikan sekali kalau marah. Dengar Enami Asa jangan berbicara dan berasumsi jelek dulu, siapa tau laki laki itu tampan. Jangan sampai kamu termakan omongan mu sendiri! sudah lah! ayo kekantin aku lapar."

Ahyeon menarik paksa sahabatnya itu dan Asa hanya menurut saja sebenarnya ia juga lapar.

Asa membiarkan Ahyeon menarik tangannya sambil memikirkan perkataan sahabatnya tadi. Asa sering membaca cerita-cerita tentang karma. Biasanya itu terjadi ketika seseorang mengucapkan sesuatu yang tidak ia inginkan dan itulah yang akhirnya orang itu dapatkan.






 Biasanya itu terjadi ketika seseorang mengucapkan sesuatu yang tidak ia inginkan dan itulah yang akhirnya orang itu dapatkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


             Celvian Alster Frederic

                   Ahyeon Farresa Yoonara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      
            Ahyeon Farresa Yoonara















thankyou yang udah vote and comment🖤

see you

Panda and BunnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang