ʙᴜᴛ ʏᴏᴜ sᴀɪᴅ ɪᴛ's ᴘᴏssɪʙʟᴇ
2016
Wooyoung yang tengah menata meja untuk persiapan makan malam dirinya dan sang kekasih segera berlari menuju pintu untuk menyambut kedatangan San setelah mendengar suara pintu terbuka.
"Sannieeee~" Wooyoung berlari sambil tersenyum lebar, tapi seketika luntur saat menemukan sang kekasih yang ternyata pulang dalam keadaan basah kuyup dengan wajah memerah seperti habis menangis.
"Astaga kamu kenapa?" Wooyoung segera mendekat, mengapit wajah tirus itu dengan kedua tangannya dan menatap nya lekat.
"San—San ga mau latihan lagi," ia terisak "San ga bisa dance Uyong, susah, San ga bisa." Wooyoung menghela nafas dan menarik sang kekasih kedalam pelukannya, mengusap helaian rambut basah itu dengan penuh dengan kasih sayang.
"Mereka bilang San ga mungkin debut—jadi, jadi dari pada sia-sia mending San berhenti disini aja." Wooyoung diam, membiarkan San mencurahkan semua isi hatinya.
"San mau cari kerja aja biar Uyong nanti ga usah kerja, du—duduk cantik dirumah nunggu San pulang." Wooyoung terkekeh pelan, bahkan disaat seperti ini San bisa melontarkan kalimat seperti itu?
"Katanya mau debut jadi idol."
"Iya mau, tapi susah Uyong," San melepaskan pelukan itu untuk memperlihatkan wajah menyedihkan nya pada Wooyoung, ia tak takut ataupun malu, karna kekasihnya ini akan menerima nya apa-adanya, ia yakin itu "San ga bisa, San jelek, badan San kecil, San juga ga bisa ngedance, San ga punya temen, San takut kecewain Uyong, San takut kecewain Mama sama Papa. San takut kecewain semua orang, San takut gagal."
"Tapi San bisa nanyi kan?"
"Tapi nyanyi aja ga cukup Uyong." raungnya semakin keras, Wooyoung kembali menarik sosok yang masih dalam kondisi basah itu kedalam pelukannya
"Terus San maunya gimana sayang? San mau nyerah gitu aja? Hm? Iya? Terus 2 tahun San selama ini buat apa?" San diam dan sibuk mengusakkan wajahnya dibahu Wooyoung "San bukan gagal, San belum menang aja, jangan ambil keputusan sekarang okey? San lagi capek, San cuma butuh istirahat—"
"Enggak!" San membantah dan melepaskan pelukan itu lagi "Sannie butuh Uyong!" ucapnya lalu menghujani wajah kekasih cantiknya dengan ciuman basah karena ia sedang menangis, ingat?
"Sayang Uyong banyak-banyak!"
"Hehe."
ʅʕ•ᴥ•ʔʃ
1 tahun kemudian
San berlari secepat yang ia bisa, ia terus menambah kecepatan langkah kakinya agar ia bisa sampai lebih cepat bahkan dari waktu yang sudah ia perkiraan. San ingin pulang, memeluk Wooyoung dan berteriak hal yang mereka nantikan selama ini.
Bunyi kegaduhan mendominasi gedung flat yang sudah sunyi itu, karna perumahan ini adalah pemukiman murah, jadi tidak ada lift, oleh karena itu San harus berlari melompati 2 sampai 3 anak tangga dalam satu langkah untuk menuju lantai 10.
Pintu terbuka melihatkan wajah merah padam San dengan nafas terengah-engah. Ia masuk lebih dalam untuk menemukan Wooyoung yang ternyata tengah tertidur diatas sofa didepan tv.
"Sayang bangun!!!!!!!"
"Apa? Apa? Siapa? Aku? Kamu? Ga tau. Duhh apa sih Sannn?" San duduk bersimpuh dihadapan sang kekasih
"San," ia menatap Wooyoung yang kini langsung merubah posisi menjadi duduk menatap San yang masih menggantung kalimatnya "San—"
"San apa sayang?"
"San masuk line up debut UYONGGGGGGG!" San merentangkan kedua tangannya lalu memeluk Wooyoung erat bahkan saking eratnya Wooyoung sampai tersandar ke sofa
"Beneran?"
"Iyaaa, tapi itu masih line up debut, bukan anggota pasti! Jadi doain San debut ya?" San melepaskan pelukan itu dan menatap Wooyoung yang kini berada dibawahnya
"Bahkan satu hari pun ga pernah lewat buat doain kamu." San tersenyum lebar, membuat matanya mengecil dan cekungan dikedua pipinya terlihat
"Makasih ya udah selalu ada buat San, bahkan diwaktu San hampir nyerah sama keadaan, makasih selalu dukung keputusan San walaupun yang lain enggak—" kalimat San terhenti karena Wooyoung menempelkan ranum merah jambunya pada milik San. Simanis mengeluarkan lidahnya dan dengan spontan San membuka bibirnya agar sang kekasih dapat bersilaturahmi dengan organ mulutnya.
San terbiasa dengan Wooyoung yang mendominasi, meskipun ialah yang menggagahi tapi tetap saja permainan dikendalikan oleh Wooyoung. Entah San yang terlalu polos atau San yang sudah biasa dikontrol Wooyoung saat seperti ini.
"San kan belum selesai ngomongnya." ucap San tepat di hadapan wajah Wooyoung "Apasi yang harus dijelasin?" San tersenyum sambil memainkan hidung Wooyoung dengan hidungnya
"Yang jelas Sannie sayang Uyong."
"Lebay."
Choi Sannie