the truth

6.5K 73 3
                                    

-first.

Semua kecurigaan bermula dari Milla menemukan kaos yang ia custom khusus untuk Seno sebagai hadiah dihari jadi mereka yang ke satu tahun berada didalam lemari baju milik temannya, Cleo. Tepat seminggu sebelum Milla melakukan seks pertamanya dengan Galuh.

Milla berencana bertanya pada Seno maupun Cleo tapi ia urungkan, setelah beberapa kali ia melihat ada gelagat aneh dari keduanya dan pelan-pelan mulai mencari tau kebenarannya.

*Flashback.

Percakapan setelah Milla bersetubuh dengan Galuh dirumah Seno.

"Belakangan ini gue ngerasa ada yang di sembunyiin dari Seno.." ucap Milla pelan setelah persetubuhan mereka usai keduanya duduk bersandar pada sofa lusuh.

Galuh mengernyitkan dahinya seraya memberi ekpresi penuh tanya.

"Gue curiga dia ada main sama temen gue?"

Galuh tertawa gamang, "lo juga ada maen ama gue.."

"Oh Fuck!! Apa ini karena ini lo nyodorin keperawanan lo buat gue?!!"

Milla mengangguk pelan.

"Bangsat!"

"Gue ngelakuin ini biar gue ngga terlalu sakit hati nantinya.."

"Tapi ini masih kecurigaan lo!"

"Bantu gue buat ngebuktiin kalo kecurigaan gue benar!" Sorot manik Milla sangat serius, membuat Galun bungkam dan memilih membantu Milla.

"Oke gue bantu, tapi inget ngga ada yang gratis.."

"Lo cuma pengen tubuh gue kan? I'll give it.."

*Flashback end.


***

Tengah malam Galuh menelepon Milla, ia bilang ada sesuatu yang harus Milla ketahui. Tanpa pikir panjang Milla langsung memberi tahu lokasi apartemennya.

"Gila, ternyata bener yaa kata orang feeling perempuan itu kuat banget.." ucap Galuh sembari memberikan handphonenya pada Milla. Layar handphone Galuh menampilkan thumbnail dari sebuah video.

"Sesuai janji gue, gue bakal bantu lo dan ini yang gue dapet.. gue harap lo ngga nangis sih.."

Milla berdecih menanggapi ocehan Galuh, sejak kecurigaannya muncul Milla meyakinkan dirinya buat ngga terlalu jatuh saat kebenarannya terungkap meski ia sendiri amat menyayangi Seno.

Milla menekan tombol 'play' membiarkan video itu berjalan sebagaimana mestinya. Menit demi menit berlalu, Milla bergeming menonton video itu, rasa sesak di dadanya mulai berkecamuk, kekasihnya yang ia percayai, yang ia kasihi ada dalam video itu sangat menikmati pergulatan panasnya dengan wanita yang sangat ia kenali. Kekasihnya yang berjanji untuk tidak menggaulinya sebelum menikah malah menggauli wanita lain. Tak bisa dipungkiri rasa sakit hatinya nyata meski berulangkali meyakini diri untuk masabodo.

Galuh yang tengah santai duduk di samping Milla mulai terusik, ia menarik kembali handphonenya, mematikam video itu lalu melemparnya ke sisi lain sofa. Galuh menyelipkan tangan kirinya kebelakang lalu memeluk pinggang Milla, dagu lelaki itu jatuh dibahu kecil Milla.

"Air mata lo ngga pantes jatoh buat Seno bajingan itu.." bisiknya parau. Galuh juga menyematkan kecupan kecil dibahunya, makin lama kecupannya makin naik ke leher jenjang Milla. Lelaki itu sengaja tak membiarkan Milla sedih untuk seorang Seno. Perlahan tangan Galuh menarik tengkuk serta lengan Milla untuk bersitatap dengannya. "Gue ada disini buat lo.. lampiasin semuanya ke gue.. termasuk apa yang tubuh lo inginin.." suara berat Galuh seperti menghipnotis Milla, ia langsung naik ke pangkuan Galuh menangkup wajah Galuh lalu mengajak lelaki itu bergelut bibir.

Cumbuan bibir keduanya kian intens; melumat, menghisap bahkan menggigit sampai suara sesapan mulai terdengar riuh. Tangan Milla mengalung di leher Galuh, makin mengerat seiring pergulatan bibirnya, tubuhnya juga makin erat didekap oleh pelukan Galuh.

Milla menarik diri dari cumbuan bibir Galuh sebab pasokan udara makin menipis, wajahnya tak menjauh membuat wajah Galuh terkena terpaan nafas hangatnya.

"Gue ngga akan biarin lo sedih buat Seno.." bisik Galuh dengan suara yang memberat. Manik gelapnya menatap manik sayu Milla sangat dalam, kecupan ringan mendarat di bibir bengkak Milla lalu mendarat lagi di lehernya, dan lagi di bahu Milla seraya menurunkan outer satin yang dipakai Milla.

"Galhh.." Milla berjengit saat kecupan ringan Galuh berubah menjadi hisapan yang amat sensual, manik sayu Milla memejam menikmati sesapan intim teman kekasihnya. "..i want you."

Senyum Galuh mengembang dalam kecupannya di bahu Milla, ia mengangkat wajahnya dan kembali menatap penuh damba manik sayu Milla. Kembali mengecup ringan bibir ranum Milla lalu menggendong tubuh Milla menuju ranjang tidurnya.

Dipikir-pikir ini pertama kalinya Galuh berlaku lembut sebelum melakukan hal intim bersama Milla.

Tubuh kekar Galuh mengukung tubuh kecil Milla, ia tersenyum manis menatapi wajah Milla, wanita yang sudah mencuri hatinya sejak masa ospek jauh sebelum Milla mengenal Seno. Perasaan jatuh hati yang ia rasakan dulu kembali muncul dan lebih menggelora.

Kalau saja ia tahu bahwa teman dekat sedari SMP-nya alias Seno akan sebajingan ini dengan Milla, ngga akan ia merelakan Milla begitu saja.

Tapi ternyata semesta punya caranya sendiri. Ya meskipun bikin dia jadi sama seperti lelaki bajingan.

Degup jantung keduanya lebih menggebu dari biasanya, Milla memilih memejamkan matanya saat Galu menarik turun tali spaghetti dress tidurnya sambil memberi kecupan-kecupan manis.

Rambatan jemari hangat Galuh menghantarkan desiran halus penuh sensasi, apalagi saat bibir Galuh tengah sampai di tengah payudaranya. Milla menahan nafasnya sejenak dengan membuka bilah bibir ranumnya. Entah kenapa perasaannya menjadi campur aduk. Galuh yang berlaku lembut membuatnya nyaman tapi juga tak bisa memenuhi gelora hasratnya yang juga diliputi oleh emosi.

Milla mendorong tubuh Galuh hingga ia berada diatas perut Galuh, Milla membuka dress tidurnya meninggalkan bra beserta celana dalamnya. Ia mengukung tubuh Galuh, mencium bibir Galuh lebih agresif lalu merambat ke rahang lelaki itu sampai lehernya.

Milla menarik lepas kaos Galuh dengan engahan nafas yang memburu. "Mil.. pelan ajah.."

Milla tak menggubris perkatan Galuh, ia mencumbu dada bidang Galuh dengan agresif, menjilat puting coklat lelaki itu perlahan lalu menghisapnya. "Ssshhh Milhhh.." Galuh mendesis.

Cumbuan serta jilatan basah Milla terus turun sampai perut sixpack Galuh, membuat posisi tubuhnya semakin mundur sampai bokongnya mengenai tonjolan keras milik Galuh.

"Oohh shith!!"

Milla tersenyum kecil lalu memundurkan tubuhnya sampai tepat diselangkangan Galuh. Disana ia langsung membuka kaitan celana jeans Galuh menarik turun sampai ke pahanya. Setelan celana dalam serta tonjolan keras Galuh terlihat Milla langsung menyentuh tonjolan keras itu mmebuat empunya kembali mendesis linu.

"Oohhh fuckhh!!"

Milla jadi teringat pertama kali ia melihat kontol Galuh, Milla juga yang begitu agresif karena terlalu menginginkan 'sex' yang tak bisa di wujudkan oleh kekasihnya.

"Gal..." Lirih Milla, tiba-tiba saja ia tergugu dan air mata turun perlahan menetes ke celana jeans Galuh.

"Mil? Lo okey?" Galuh langsung beranjak dan memeluk milla begitu erat, tangisan Milla pun meledak.





...







Halo ngehehee..

Ngga janji lanjut cepet yaa..

Tapi makasih banget buat yang udah nunggu cerita ini dari lama 😭🙏
saranghae 💐✌️









pretty's karma [Hold On]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang