3 tahun kemudian...
Tubuh kecil itu berayun dengan mudah dengan tali yang tergantung di bekas proyek gedung yang sudah tak berlanjut itu, anak itu mendarat dengan mulus diatas lantai gedung yang masih berupa cor semen.
Haechan menembakkan pistolnya untuk membunuh lima orang yang merupakan targetnya kali ini, menyisakan satu orang yang berlari terbirit-birit menuju tangga untuk keluar dari gedung.
Namun secepat apapun manusia itu berlari, tetap tidak bisa menandingi kecepatan seorang hybrid cheetah.
"Kita belum berkenalan," Haechan dengan mudah mengunci pergerakan pria yang merupakan pimpinan grup pembunuh bayaran itu.
"Aku akan melompat darisini dan membawamu bersamaku," ancam pria itu, mendengarnya saja Haechan tertawa.
"Oh jika itu yang kau inginkan. Aku tidak takut mati," jawaban Haechan membuat pria itu terdiam sambil memberontak, namun sayangnya tidak berhasil melepaskan diri.
"Jika kau memberitahuku siapa yang memerintahkanmu membunuh Tuan Li, aku akan melepasmu," ujar Haechan.
"Jadi, pilih mana?" Tanya Haechan,
"Satu..." Anak itu mulai menghitung. Pria itu berdecak, hingga tepat pada hitungan ketiga akhirnya dia buka mulut.
"Jeong Heejin!" Jawaban itu membuat Haechan tersenyum puas, ia melepaskan tangannya yang membuat pria itu bernafas lega sambil terbatuk saking eratnya Haechan mengunci lehernya.
"Sekarang, aku boleh pergi kan?" Haechan terlihat mengambil permen dari sakunya dan tak menjawab pertanyaan pria itu, jadi pria itu langsung pergi untuk menyelamatkan dirinya.
Baru saja melewati satu lantai, Haechan dari lantai atas menembakkan peluru ke arah pria tadi yang langsung membuat tubuh itu terjatuh dari lantai 10 gedung itu karena tidak ada pembatas apapun.
"Melepaskanmu bukan berarti tidak membunuhmu," Haechan menyesap rasa manis permen lolipop yang kini berada di mulutnya.
"Kerja bagus, kau bisa kembali," suara itu terdengar dari earphone yang digunakan Haechan, ia berjalan kepinggir gedung untuk menikmati angin sore.
"Bayaranku?" Tanya Haechan,
"Ck, cek rekeningmu," Haechan meraih ponselnya, ia mendudukkan dirinya dipinggir gedung itu sambil mengecek detail transaksi pada akun bank nya.
"Good, silahkan menghubungiku jika anda memerlukan jasaku lagi," ucap Haechan, setelah itu sambungan terputus. Haechan melepaskan earphonenya, mengantongi earphone itu.
Haechan menghela nafasnya, sudah hampir malam dan ia harus segera pulang ke apartemen. Butuh waktu satu jam untuk sampai di apartemen, Haechan juga harus mengganti bajunya di pom bensin untuk menghilangkan bau darah dari tubuhnya.
Motor sport hitam milik Haechan berhenti diparkiran apartemen, dan saat ia menatap ke arah lift matanya bertatapan dengan seseorang yang tinggal dengannya selama 3 tahun ini.
"Papi!" Anak kecil berumur 3 tahun itu berlari ke arah Haechan, meskipun sempat terjatuh namun anak yang Haechan beri nama Jaeno itu kembali bangkit dan berlari ke arah Haechan yang berjongkok setelah turun dari motornya sambil merentangkan kedua tangannya.
"Selamat malam anak papi," sapa Haechan.
"Papi," ucap Jaeno, tubuh anak itu diangkat dengan mudah oleh Haechan ke dalam gendongannya. Ia berjalan menghampiri Mark yang masih menunggu di depan lift untuk ke apartemen bersama.
"Bagaimana pekerjaan hari ini?" Tanya Mark,
"As always, I never fail," jawab Haechan dengan bangganya, Mark hanya merotasikan matanya mendengar kepercayaan diri Haechan itu. Ya, walaupun fakta.
![](https://img.wattpad.com/cover/349884623-288-k83342.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendezvous (Nahyuck) END
FanfictionJaemin ingin membalaskan dendamnya kepada orang yang telah merusak hidupnya, karena itulah ia membeli seorang hybrid dari penampungan terlarang untuk menjadikannya alat terbaik miliknya. Serta... peliharaan yang patuh. WARNING!! BXB Nahyuck Abuseme...