Chapter 7: Voice

672 177 26
                                    

Don't Like Don't Read

.

.

.

Warning! Penulisan PUEBI yang Kurang Tepat dan Typo Bertebaran ⚠️

.

.

.

-Happy Reading-

🤍🤍🤍🤍


Naviya terus mengusap lembut puncak kepala Dara sambil menatap kasihan ketiga putra dan suaminya yang kini sudah duduk di sofa ruang inap Dara dan menatap kearahnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Setelah melihat respon Dara yang menangis ketakutan, para pria itu langsung menjaga jarak dan memutuskan untuk melihat dari jauh saja.

"Mama sebelumnya juga mendapat respon yang sama, dan hampir seminggu untuk mendapatkan kepercayaan baby Dara" jelas Naviya dan seketika membuat Zayn, Enzo dan Gio membulatkan matanya.

"Apakah kami juga akan mengalami hal yang sama?" Tanya Gio dengan tatapan sedihnya begitu juga dengan yang lainnya, terkecuali Jayden.

Sosok kepala keluarga itu menatap dalam punggung kecil Dara yang berada di pelukan istrinya, sorot matanya yang datar tersirat rasa kasih sayang yang tak bisa ia ungkapkan.

Selama ini, ia dan istrinya menginginkan seorang anak perempuan yang akan ia perlakukan bak seorang putri, dan keadaan ini membuat Jayden merasa senang di balik wajah datarnya. Namun, melihat kondisi Dara membuat rasa marah menguasai hatinya.

Karena rasa trauma itu, ia tidak bisa memeluk seorang gadis mungil yang akan menjadi putri kecil kesayangannya.

"Bagaimana kondisi pelaku itu?" Tanya Jayden dengan nada datarnya.

"Sudah di urus Dylan" jawab Naviya yang langsung memasang ekspresi kesal ketika mengingat perlakuan keluarga kandung putri kecilnya ini.

"Aku pastikan mereka mendapatkan kehancuran" monolog Jayden.

🤍🤍🤍🤍

20.00 PM

"Aku juga ingin menggendong adikku" ucap Gio seraya menatap Dylan yang kini tengah menggendong Dara sambil menimang pelan.

Ucapan Gio di balas anggukkan Zayn dan Enzo, seakan kalimat itu mewakili perasaan mereka. Namun apa boleh buat, mendekati saja si kecil sudah menangis ketakutan.

Saat ini, dalam ruang inap hanya Dara bersama keempat kakaknya, sedangkan kedua orang tua mereka tengah keluar mencari makan.

"Dylan! Boleh tidak kalau kita paksa Baby Dara?" Tanya Enzo yang membuat tatapan tajam sang sulung.

"Kalian harus pelan-pelan, dekati baby Dara dengan hal yang ia sukai" ucap Dylan dengan tegas sedangkan mahluk menggemaskan di antara mereka itu nampak fokus dengan layar TV.

Dara nampak menginginkan makanan yang ia lihat dari iklan tersebut, sebuah waffle begitu menggiurkan baginya. Jari mungil itu bergerak ingin menyentuh layar TV tersebut.

Melihat pergerakan dari Dara membuat keempat pria itu lantas saling bertukar pandang. "Baby Dara mau itu hm?" Tanya Zayn dan pertanyaan lantas di balas anggukkan oleh Dara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eccedentediast (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang