Bab 3

15 10 5
                                    

-happy reading-

Perpustakaan

Di sini Han berada, dengan Mora tentunya. Sebab cewek itu benar-benar sudah menjadi ekornya.

Di salah satu bangku, Han duduk sembari membaca salah satu komik yang dia temukan. Sementara Mora duduk di sampingnya, memperhatikan cowok itu sembari sesekali mengintip buku komik yang dia baca.

"Aku tebak, pasti setelah ini ceweknya jatuh terus nimpa tubuh cowok keren itu."

Han tak menggubris komentar Amora, meskipun ketika halaman selanjutnya di balik, tebakan cewek itu benar.

"Tuh kan, apa aku bilang, semua komik romansa itu klasik."

"Terus tokoh utama ceweknya itu gak lazim, terlalu sempurna."

"Naif, sok-sokan paling baik, paling lembut, suci gak berdosa-"

"Bacot!" Sentak Han buat Amora terdiam.

Cewek itu menatap Han yang balas menatapnya dengan raut sebal, sebelum mencibir dan sedikit bergeser menjaga jarak dari cowok itu.

"Ya udah sih, kan cuma opini."

"Siapa yang butuh opini lu ?"

Amora berdecak, ikut kesal dengan respon judes Han. "Apa sih ? Judes banget, ngomongnya biasa aja kan bisa."

Han tak membalas, cowok itu memilih diam dan kembali membaca komiknya.

Hening, tidak ada suara ocehan Amora lagi, cewek itu bahkan tak bergerak mendekati Han lagi untuk mengintip komik yang dia baca seperti sebelumnya.

Entah kenapa, sekarang justru Han yang penasaran dengan cewek itu. Sudut matanya bergerak ke samping melirik Amora diam-diam.

Kerutan samar muncul kala melihat cewek itu diam dengan kepala tertumpu di atas tangannya yang ada di atas meja. Matanya terpejam sempurna, bibirnya agak maju sebab dia memang cemberut sebelumnya.

Sejenak Han diam, memperhatikan Amora yang tak bergerak atau membuka matanya.

"Lu tidur ?"

Tidak ada balasan.

"Gue mau balik ke kelas."

Amora tetap diam.

"Lima menit lagi masuk."

Tetap tidak ada balasan.

Cewek itu sepertinya benar-benar tertidur, Han menyimpan komiknya. Dia menatap Amora dengan ragu lalu mulai bergeser lebih dekat dengannya.

Han menjentikkan jarinya di depan wajah cewek itu, dia bahkan berdehem keras, namun tetap tak ada respon.

Mata Han melirik jam dinding, waktu istirahat akan habis sebentar lagi. cowok itu mulai melirik sekitar sebelum bergerak lebih dekat dengan cewek itu.

Dia menunduk, menatap wajah Amora lebih dekat, memastikan cewek itu tidak berpura-pura. Saat itu juga rasa curiganya seketika sirna kala melihat wajah damai cewek itu, ekspresinya sedikit melembut tanpa dia sadari.

Jari-jarinya bergerak-gerak gelisah, tangannya bergerak mendekati wajah mantan kekasihnya itu, namun kembali dia tarik sembari menggeleng.

Meskipun begitu, sepertinya tindakannya bagai tak terkendali, pikirannya seperti saling bertumbukkan.

Han tak bisa menggerakkan matanya untuk tidak melihat Amora yang kini terlihat begitu menggemaskan di hadapannya.

Tangan cowok itu tanpa sadar bergerak perlahan mendekati wajah Amora dengan ragu, hingga jari-jarinya menyentuh rambut cewek itu. Merasa di beri keyakinan, jarinya perlahan bergerak lembut menyingkirkan rambut yang menutup wajah cantik cewek itu.

"Cantik.." gumamnya lembut dengan sedikit kilatan kasih sayang di matanya.

Cowok itu perlahan bergerak semakin jauh, beralih mengusap rambut Amora dengan lembut, bagai melupakan segala hal.

Perpustakaan sekolah yang selalu sepi dan hening membuat Han semakin tenggelam dalam kenyamanan.

Sepuluh menit berlalu..

Hingga suara benturan dari arah pintu buat cowok itu segara menarik tangannya.

Jantungnya berdebar kencang bagai seorang maling yang terpergok, hingga suara dalam seseorang buat dia sedikit lega.

"Sial, ke lima kalinya gue kesandung hari ini."

Felix, syukurlah.

-TBC-

Vote-

Lanjut ?

Sweet Revenge | Han jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang