Benar saja, perjalanan menuju kampung halaman oma Rosa cukup memakan banyak waktu, bahkan mereka baru memasuki kawasan pedesaan saat sudah malam.Mereka semua juga beberapa kali berhenti di rest area hanya untuk beristirahat dan mengisi perut, belum lagi Jisung yang terus terusan muntah selama perjalanan yang membuat semakin lama sampai.
Bahkan di tengah perjalanan Renjun juga terus merengek karena mulai bosan.
"Buset, jauh amat, mana gak ada lampu, gelap banget nih jalan" gumam Haechan yang kini sedang menyetir setelah tadi bergantian dengan Mark.
"Gak mampu kali hyung, berapa sih lampu buat jalanan, masak di biarin gelap gulita gini sih" ujar Chenle.
Mobil mereka melaju dengan pelan karena jalanan nya juga yang berupa tanah.
"Ini seriusan gak ada rumah sama sekali" Jaemin juga menatap keluar, dimana hanya ada perkebunan dan sawah saja.
"Jaem, Jisung aman?" Mark menoleh kebelakang memastikan adik bungsunya itu baik baik saja.
Bukan apa, tapi sejak tadi Jisung terus muntah membuat mereka harus terpaksa berhenti padahal sudah meminum Antimo untuk jaga jaga, jadi percuma makanan yang tadi mereka makan jadi keluar lagi.
"Aman bang, anaknya masih pules nih tidur, cuman wajahnya aja yang pucat, entah kenapa cuma dia yang gampang mabuk" Jaemin membenarkan posisi Jisung yang bersandar di pundaknya.
"Kata mama Renjun juga sempat muntah tadi waktu di rest area terakhir" ujar Chenle.
"Masih lama gak sih?" Haechan masih fokus ke depan melihat mobil papanya yang belum ada tanda tanda akan berhenti.
"Udah masuk pemukiman nih, lebih hati hati Chan" gumam Mark bahkan dirinya membuka kaca jendela mobilnya agar ada udara yang masuk juga menikmati angin malam di pedesaan.
Jaemin dan Chenle juga ikut membuka kaca jendela mereka, melihat beberapa penduduk yang masih berjalan jalan di luar rumah.
"Hiks ma puyang hiks" Renjun menggeliat bahkan anak itu kembali hendak menangis.
Wendy membuka kaca jendela mobil dan sedikit mengusap keringat anaknya karena tadi kena AC terus membuat Renjun muntah muntah.
Wendy membenarkan selimut dan bantal putranya sembari menepuk pelan punggung putranya.
"Huusstt bobo lagi ya nak, bentar lagi kita sampai hm" Wendy mengusap surai putranya agar kembali terlelap.
"Jalanan nya gini amat pa" gumam Jeno yang terpaksa harus melajukan mobilnya dengan pelan.
"Namanya juga pedesaan, bentar lagi sampai, tinggal belok lagi di depan" ujar Chanyeol yang menuntun putranya.
"Eehhh siapa tuh, tumben deh ada mobil mewah"
"Iya jarang jarang kecuali kalau itu bu Rosa"
"Mungkin tamunya bu Rosa kali?"
"Mana ada tamu jam segini, udah jam 8 malam juga"
"Iya ya, aduh itu mobil yang belakang kok genteng tenan itu isinya"
"Inget suami bu di pos ronda"
"Chan itu mobil papa udah mau berhenti" gumam Mark yang melihat mobil papanya sudah semakin pelan.
"Kayaknya rumah oma deh yang paling besar di sini" gumam Haechan melihat pekarangan rumah yang begitu luas.
Oma rosa sendiri sudah menyambut kedatangan anak dan cucunya yang secara mendadak mengabari akan berkunjung.
Mereka keluar satu persatu dari dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...