Disclaimer :
Cerita ini akan dibuat menggunakan bahasa indonesia. Tidak ada perubahan atau penggantian bahasa menjadi bahasa daerah atau bahasa apapun yang lainnya agar pengalaman membaca tidak terganggu.
Kalau dari yang kuketahui, pandemi itu sudah terjadi kurang lebih selama 200 tahun yang lalu yang menyebabkan penduduk bumi banyak terbasmi habis. Dan hanya tersisa beberapa pulau yang diketahui saja. Iya, kenapa yang diketahui, karena hanya beberapa pulau yang masih bisa memiliki akses komunikasi sejak banyak sekali para ilmuan berguguran. Semua terlihat dimulai dari nol. Begitu juga teknologi. Kalau kata orang tua ku, banyak yang berubah. Bahkan mereka saja tidak ada pada era itu. Begitu juga kakek dan buyut ku.
Namaku Abipraya, tapi lebih sering dipanggil abip. Nama yang cukup khas dari kultur dan budaya yang ada di pulau ini. Umur ku sudah mencapai 18 tahun minggu lalu. Dan seperti nya ada hal besar yang akan terjadi. Setidak nya itu yang menjadi firasatku saat ini.
Aku tinggal bersama orang tua ku. Pulau ini lebih tepatnya mungkin tiadk bisa disebut hanya sebuah pulau, karena secara ukuran, selama 18 tahun umur ku saja aku belum pernah berkelana dari ujung ke Ujung. Cukup luas, dan sebagian sisi nya hutan.
Di pulau ini kami mengolah seluruh persediaan makanan yang berasal dari laut dan hutan yang tersedia. Juga berkebun, yang kalau kata orang tua ku, cara berkebun juga baru bisa dilakukan 1 abad yang lalu, karena sebelumnya, bahkan katanya semua yang ditanam nyaris tidak bisa menghasilkan.
Dan masih banyak lagi hal yang tidak ku tahu. Apalagi tidak ada sistem sekolah formal seperti biasa. Sejak kecil kami sudah di latih dengan segala hal yang berbau dengan keterampilan bertahan hidup. Bukan berarti kehidupan menjadi sangat primitif, hanya saja memang segala sumber menjadi terbatas. Para orang yang memang pintar dan memiliki skill sejak dulu sudah dipindahkan ke Pulau lain dimana seluruh riset efek pandemi ini terjadi dilakukan.
Para pria dan wanita yang hidup sekarang memiliki satu kelainan, setidak nya itu yang ku tahu saat ini. Yaitu, umur mereka menjadi semakin tambah panjang dibandingkan manusia yang hidup sebelum pandemi. Kami bisa berumur setidak nya 150 tahun saat ini dengan penuaan yang berjalan cukup lambat.
...
"Abip, nanti bantu Ryan dan anak pak Farid untuk ambil ikan. Usahakan cari cumi untuk kita ya" ucap bapak memberikan ku tugas hari ini.
Ryan, Hendri, Galih, adalah ketiga teman ku yang selalu bersama sama sejak dulu. Kami dari kecil selalu pergi bermain, hingga belajar berburu bersama.
"Bip, ini aku ada cumi yang gede 2, tukeran sama ikan mu ?" Ucap Galih
Aku mengiyakan. Apalagi karena bapak tadi meminta ku membawa lebih banyak cumi.
Setelah kami berburu ikan, seperti biasa kami berempat menuju hilir sungai, tempat aliran itu berakhir ke laut. Ada air terjun kecil yang letak nya cukup tersembunyi. Kami selalu mandi disana membersihkan sisa air asin yang menempel di seluruh tubuh.
"Ahh,,, 2 bulan lagi. Gak sabar !" Ucap Ryan yang di ikuti sorak Hendri dan Galih. Aku juga ikut senang.
Ada satu lagi hal yang berubah setelah pandemi besar itu. Tidak ada lagi yang namanya ikatan perkawinan yang resmi melalui lembaga. Dan semua nya sekarang di sama ratakan.
Pria dan wanita yang sudah masuk umur 18 tahun 2 bulan akan mulai di pasang pasangkan dengan orang lain, yang usia nya sudah diatas 50 tahun. Iya, seperti yang sudah kubilang, karena umur kami panjang dan penuaan berjalan lambat, 50 tahun bukan usia yang terbilang buruk. Masih terlihat fit, apalagi di Pulau ini semua nya diajarkan bagaimana cara bertahan hidup di alam sehingga tubuh nya akan terjaga dengan baik.
Tapi ada satu yang menjadi sedikit janggal dalam benak ku. Saat umur kami memasuki 15 tahun, disana kami diajarkan bahwa bahkan dari segi hubungan dan reproduksi pun mengalami evolusi.
Pria yang memasuki umur 18 tahun akan mulai memasuki masa birahi yang luar biasa hebat. Nafsu nya akan sangat tinggi dibarengi dengan tenaga nya, tapi satu yang tidak bisa. Sel sperma mereka belum bekerja di Umur itu dan baru mulai bekerja di umur 45 tahun. Sedangkan wanita, hanya dari umur 18 hingga 25 tahun saja mereka bisa menghasilkan keturunan. Itu yang menyebabkan ritual dipasangkan wanita muda dengan pria yang sudah berumur 50 tahun. Juga, para pria muda juga akan dipasangkan dengan wanita yang berumur 40 tahun. Semua masih cantik dan menggoda. Jangan salah.
by the way, cerita ini sudah tersedia di karyakarsa secara full ya !
KAMU SEDANG MEMBACA
[NEW GENRE MPREG] BOOK 69 - PULAU GODAM (BXB SPECIAL)
Fantasyhai ! cerita baru dengan genre baru ! Abipraya tinggal di pulau Godam. hanya tinggal beberapa saja pulau di bumi semenjak pandemi hebat beberapa ratus tahun. Seluruh kehidupan harus dimulai dari nol lagi. Banyak sisi kehidupan yang berubah juga...