Setelah insiden bagas yang di bawa paksa ke ruangan BK (sebenarnya sudah sering terjadi). Raka dengan wajah datarnya lantas melanjutkan pembelajarannya di kelasnya. Entah hukuman apa yang kali ini bagas dapatkan, raka tak peduli."Eh, lo ke toilet lama bener, berak ya?" Tanya dino. Sosok teman teman sebangku raka. "Ya engga lah tai" Jawab raka malas, seraya jemarinya masih sibuk mengerjakan soal soal rumit yang tercetak rapi dalam buku mata pelajarannya. "Lah terus? OH- Lo coli ya? ngaku!" Sergah dino. Mendengar itu raka lantas menoleh dengan cepat. Wajahnya bengis menatap dino yang juga menatapnya dengan pandangan menghakimi.
"Monyet sinting lu. Gila kali ya gue coli di sekolah. Kek gaada tempat lain aja" Jawab raka. Jemarinya kini merangkak meraih paha dino kemudian mencubitnya dengan sepenuh hati. Dino yang merasakan sengatan semut raksasa di pahanya itu reflek ingin berteriak. Namun secara cepat juga ia menutup mulutnya. Matanya kini berlinang sembari menatap raka yang terkekeh sembari kembali menulis.
Dino merebahkan kepalanya diatas meja dengan dramatis. "Anak setan! cubitan lo sakitnya melebihi cubitan mak gue!" Ujar dino dari balik tubuhnya. Raka terkekeh kecil mendengarnya.
"Lagian itu mulut juga kayak ga di sekolahin aja! asal jeplak kalo ngomong. Fitnah bae yang keluar" Kesal raka. Lantas jemarinya mendorong kepala dino. Dino yang mendapat perlakuan itupun menggeram kesal. Dengan sigap dino menggeserkan tubuhnya menjauhi raka."Uuuuuuu" Bisik raka menyoraki.
"Berisik!"
...
Bel istirahat akhirnya berdering. Hal yang sangat di nanti nanti oleh para siswa. Setelah guru mata pelajaran mengakhiri kelasnya. Satu per satu siswa dan siswi beranjak keluar kelas. Setelah merapikan meja dan buku bukunya, raka lantas berdiri bersiap keluar, di barengi dengan dino di belakangnya.
Ketika kaki raka menginjakan lantai serambi di depan kelasnya. Matanya sedikit memicing berusaha beradaptasi dengan sinar matahari yang begitu terik siang ini.
"Astaga silau banget!" Keluh dino. Raka mengangguk sedikit. Kemudian mereka berdua melanjutkan perjalanannya menuju kantin.
Jadi jalan untuk menuju kantin itu harus melewati lapangan basket dahulu. Lapangan yang sangat luas. Biasa digunakan untuk tempat upacara bendera dan kegiatan olahraga lainnya.
Dalam perjalanan akan melewati lapangan. Raka memicing kearah lapangan, disana terdapat kerumunan orang di bawah terik matahari.
" Orang ngapain tuh" Komentar dino seraya ikut memicing. Menyadari suatu hal, raka lantas menyeringai tipis dan terkekeh.
Semakin dekat mereka, semakin bisa melihat sosok pria yang saat ini tengah berdiri sembari berpose hormat (yang sangat tidak niat) itu di depan tiang bendera yang menjulang tinggi.
Pria itu bagas. Di sekelilingnya nampak antek antek bagas yang tengah mengipasinya menggunakan buku mata pelajaran dan Beberapa ada yang menggengam botol air.
"HAHA MAMPUS SIH KATA GUE" teriak raka dari kejauhan. Sosok disana menoleh. Sedetik kemudian wajahnya yang memerah itu nampak bengis. Tangan yang semulanya bertengger malas di dahinya itu kini ia sodorkan. Perlahan jari tengah bagas mengacung kearah raka.
"FUCK YOU! BANCI CAPER!" Teriak bagas. Dino yang berdiri di sebelah raka lantas meletakan kedua tangannya di depan mulut secara dramatis.
"PANAS YAA, KASIANN..." Teriak raka. Kedua tangannya membentuk lingkaran di depan mulutnya. Bagas menggeram kesal. Dengan perut yang sudah mendidih, bagas menanggalkan kemeja sekolahnya dan melemparnya ke sembarang arah. Dengan keyakinan penuh bagas berjalan mendekati raka, kedua tangannya sudah mengepal kuat. Melihat itu teman temannya yang lain dengan sigap menahan tubuh bagas. "ANJING KERINGET LO JIJIK BANGET" Teriak salah satu temannya yang merasa jijik ketika menyentuh tubuh bagas yang licin oleh keringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BA'RA | Bagas dan Raka
De Todowarn!!! cerita mengandung unsur boyslove, homo, gay, bxb, dan sejenisnya. Diharapkan untuk bijak dalam menilih bacaan. Perkenalkan dua insan aneh bertolak belakang ini. Ia si raka dan bagas. Satu si pintar dan satu si pembuat onar. Mereka sama sama...