Chapter 3 : Kim Taehyung

61 22 22
                                    


Bae Irene hanya bisa diam membeku setelah mendengar kalimat yang keluar begitu saja dari mulut wanita paruh baya di depannya yang belum lama ini baru ia temui. Ia meremas ujung roknya tanda gugup dan takut.

Sebenarnya apa yang dimaksud wanita paruh baya ini?

Apakah wanita ini sedang bercanda dengannya?

Mungkin, telinganya saja yang bermasalah jadi ia mendengar sesuatu yang ambigu dan tak jelas bukan?

"Kau mau kan menikah dengan cucuku, Kim Taehyung?" tanya kembali wanita paruh baya itu.

"Kim Taehyung?" kini ia bersuara setelah lama tenggelam dalam lamunan.

"Iya, lelaki tampan yang sejak tadi kau tatap itu namanya Kim Taehyung" ujarnya tersenyum manis.

Bae Irene kembali terkejut, ia menggigit bibir bawahnya kuat hingga menimbulkan bekas yang sedikit menonjol. Hal itu menjadi magnet bagi seorang lelaki yang sejak tadi disebutkan namanya.

Irene melirik ke arah lelaki yang dimaksud tadi, matanya kembali bertemu. Tajam dan menenggelamkan hingga ia ingin sekali terus menyelam ke dalam sana. Melihat seberapa luas dan dalamnya lautan gelap dari mata itu.

"Kau akan menikah dengannya jika kau mau ikut dengan kami" kembali berujar membuat Irene kembali menatap sang nenek.

"Tapi–"

"Bisa bicara denganku?" selak Taehyung gemas.

Irene tersentak kaget, menatap mata yang memicing tajam ke arahnya tampak enggan dan muak. Ia meneguk ludahnya sulit, meremat semakin kuat rok nya. Sedangkan para anggota keluarga lainnya hanya mendesah lelah dan pasrah.

"Baiklah, kalian perlu bicara berdua" ujar sang nenek membuat Taehyung segera membawa Irene untuk pergi.

"Ayo?" ajaknya mengulurkan tangan.

Irene menatap ragu uluran tangan yang tampak lebih besar dan kekar ketimbang tangan mungilnya. Perasaan lain hinggap di rongga dadanya, terasa berdebar dengan sensasi yang berbeda dan menyenangkan. Maka ia raih tangan itu dan pergi bersama sang lelaki.

Menapaki jalanan yang memang sudah ia hapal, banyak kebun jeruk yang sudah berbuah menguning siap di panen. Ia menatap kaitan tangannya yang digenggam erat oleh lelaki di depannya.

Taehyung mengajak sang wanita untuk berhenti di bawah pohon besar yang memiliki daun lebat dan bercabang hingga membuat bawahnya sejuk. Melepaskan dua benik kemejanya dan menggulung lengan kemejanya hingga siku. Mengusak kebelekang rambut legam itu hingga berantakan.

Irene terdiam, ia terpesona dengan gerakan sang lelaki yang maskulin. Ia tak bodoh dan cupu untuk melihat laki- laki tampan, di desa ini pun banyak yang tampan. Namun, jelas tak se seksi lelaki ini.

"Sudah cukup kagum nya" suara berat dan dalam itu membuatnya tersadar.

Irene lekas berdehem dan mengalihkan pandangannya ke depan. Rona merah di wajahnya tampak jelas memembuatnya semerah kepiting rebus. Taehyung gantian menatap sang wanita yang jelas sedang tersipu ini.

"Kau bisa memandangi wajahku setiap hari jika menikah denganku" ujar Taehyung tiba- tiba.

Irene tersentak dengan kalimat frontal tanpa basa- basi sang lelaki. Apakah lelaki ini tipe yang ceplas- ceplos dan tak ingin berbasa basi menghabiskan waktu? Sepertinya iya.

"Aku tak suka basa- basi. Jadi, ayo kita menikah" ajak Taehyung membuat Irene tersedak ludahnya sendiri.

Apa ia sedang dilamar?

Di tengah kebun jeruk? Yang benar saja!

a Walk in the CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang