2

7 0 0
                                    

     Didepan Keilan ada seseorang yang sangat mirip dengannya mukanya, bentuk wajah, rambutnya, tinggi badannya dan bentuk tubuhnya pun sangat sangat mirip seperti duplikat

     Tapi sayangnya seperti orang yang sangat mirip dengannya itu tidak bisa melihat dirinya hanya dirinyalah yang bisa melihat.

     Orang yang sangat mirip dengannya itu tengah masuk ke ruang kerja yang pernah dirinya masuk belum lama ini. Ayah dari tubuh yang di tempatinya

     Sepertinya ini ingatan tubuh yang di tempatinya. Keilan masuk keruangan kerja itu, dia bisa melihat dan mendengar bahwa ayah 'Keilan' menyuruhnya untuk masuk perusahaan Maximilian disana 'Keilan' mengiyakan.

    Lalu tempat berubah dan sekarang ada dirinya sebelum berpindah tubuh sedang bercanda dengan keluarganya.

    Tempatnya berubah lagi tapi tetap dirinya, saat ini Keilan melihat dirinya ada di pantai sedang berfoto dengan keluarganya, ada ibu, ayah dan kakaknya.

     Lalu latar berubah lagi 'Keilan' yang sedang berdiri telanjang dada berbalik ke arah berlawanan, menunduk dan dengan tubuh yang bergetar hebat. Dan ada ayahnya yang membawa cambuk. Keilan yang melihat itu ngeri

    "Tolong jangan lakukan itu pada anakmu"

    Keilan berusaha menghentikan Ayahnya 'Keilan'. Tapi ini hanya masa lalu, tindakan Keilan itu sia sia, bagaimana bisa mengubah masa lalu yang sudah terjadi

    Lalu latar berubah lagi kali ini Keilan ada di rumah sakit, dirinya dilarikan ke rumah sakit karena demam tinggi. Disana ada Ibunya yang sedang mengusap usap rambut Keilan yang tertidur

     Lalu latar berubah lagi sekarang 'Keilan' ada di kamar mandi, dengan bagian atas tubuh yang telanjang. 'Keilan' sedang mengobati punggungnya sendiri di bantu dengan kaca. Di punggungnya banyak bekas cambuk ataupun tongkat yang baru ataupun yang lama

     Banyak lagi milik Keilan ataupun 'Keilan' asli bercampur membuat Keilan merasa Krisis Identitas



     "Ya begitu, jangan ada yang mau menerimanya untuk bekerja atau perusahaannya akan bangkrut" ancam orang itu di telepon

    "Ya di mana pun mau itu perusahaan atau tempat kerja yang lainnya"

     "oke"

     "Tenang saja orang tua itu pasti tidak mau menerima putranya bekerja di perusahaannya sendiri, secara kan ia tidak mau putra tersayangnya menerima saingan di perusahaan nya sendiri"

     "oke"

     "bagus"

     Telepon itu tertutup dan terlihatnya wajah tampan dengan senyuman menyeringai, tak lupa dengan tatapan yang seakan dendam

     "gua mau lihat muka lo yang  putus asa Keilan, perlahan lahan gua akan buat lo menderita" seringainya


      Keilan terbangun dari pingsannya, pandangannya gelap gulita entah dirinya yang menjadi buta atau karena ruangan tempat ya di tempati di matikan lampunya.

     Tubuh yang di tempatinya ini mulai bergetar hebat, bayangan bayang gelap saat dirinya dikurung di tempat gelap setelah aksi hukumannya itu terus terulang

     "Tenang tenang gua bakal buat lo keluar dari tempat gelap ini"

     Keilan berusaha menenangkan dirinya sendiri sambil menarik narik rambutnya dengan kencang

     "Tenang... Jangan takut... Tenang..." Akhirnya Keilan pun sedikit tenang

     Keilan yang memang berbaring di lantai yang dingin, sepertinya dirinya masih ada di ruangan tempatnya di hukum itu, dengan keadaan lampu yang di matikan

    Keilan merasa tubuhnya sangat remuk apalagi punggungnya yang sangat sangat sakit, perih dan panas

     Keilan akan bangkit berdiri tapi rasa sakit itu makin terasa bahkan makin sakit tidak sepertinya berdiam diri

     Dengan pelan Keilan berdiri dengan tembok yang menjadi penyangga tubuhnya, Keilan meraba dinding berupaya untuk menemukan saklar lampu tapi tak kunjung bertemu.

     Dengan pelan Keilan mulai mendudukkan dirinya, ia tak kuat lagi untuk berdiri

    "Yah... Buka pintunya Keilan mohon Keilan tidak akan mengulangi kesalahan lagi Keilan janji" ucap Keilan dengan lirih hampir tak terdengar karena Keilan mulai lemas

    "Keilan akan menuruti apa kata ayah" ucapnya lagi

BRUK

     Karena tidak bisa menahan sakit lagi Keilan pun akhirnya pingsan, lagi.





    Keilan membuka matanya, dirinya sekarang ada di kamar Keilan asli. Kenapa Keilan bisa tau karena dari ingatan Keilan asli

    Dirinya sekarang sedang berbaring miring, sepertinya luka tongkat itu sudah di obati, tumben sekali karena dari ingatannya tidak pernah ada yang mau merawat dirinya setelah dapat hukuman

    Dengan pelan Keilan berusaha mendudukkan dirinya. Tiba tiba pintu kamarnya terbuka dan yang membukanya itu ayah dari tubuh ini. Yang keilan bari tau ternyata ayah dari tubuh ini bernama Carles Adyatma Kusuma

   Yah memang Keilan tidak memakai marga sang ayah, dirinya hanya memakai marga almarhum ibunya

    Dari ingatannya ternyata Carles sering menyiksa Keilan dari kecil tapi Carles baru menyiksanya dengan keras seperti sekarang sejak umur 19 tahun

    " Sudah bangun ternyata cepat bersiap siap kita akan ke perusahaan Maximilian dengan saya, Saya akan menjelasnya kepadanya bahwa bukan kau yang korupsi dan ingat ini kesempatan terakhirku kalau kau gagal lagi sebaiknya kau angkat kaki dari rumah ini" Carles

     "Bisakah besok saja ayah aku tidak bisa bergerak terlalu banyak"

     Carles yang mendengar itu mengernyitkan dahinya, bukan karena Keilan mengusulkan untuk pergi ke perusahaan Maximilian sekarang tapi karena panggilan ayah yang Keilan pake

     "Sudah saya bilang jangan panggil saya ayah"

     " Cepat bersiap siap saya akan menunggu di bawah" ucapnya tidak mau menerima penolakan

     Carles langsung pergi meninggalkan kamar Keilan, sedangkan Keilan sendiri hanya bisa terdiam

    Dengan pelan Keilan mulai berdiri berjalan ke lemari mulai mengambil celana bahan hitam, kemeja putih dan jas hitam tidak lupa dengan dasi hitam

   Butuh waktu lama Keilan untuk memakai Pakaian karena luka yang ada di punggungnya

     Keilan melihat wajahnya di cermin full body wajahnya terlihat sangat pucat. Didalam hati Keilan mengutuk ayah 'Keilan' alias si Carles

     "Dasar bajingan orang tua gak punya otak, liat aja kalau gua udah keluar dari keluarga elo dan udah punya perusahaan yang lebih sukses dari pada perusahaan lo, gua bakalan buat perusahaan orang tua gak punya otak itu bangkrut", Pikir Keilan

     Keilan mulai keluar dari kamarnya menuruni tangga untuk kebawah terlihat di bawah ada Carles yang menunggu dirinya

    Setelah berhadap hadapan, Carles melihat Keilan tidak suka

     "Kau sangat lambat sekali"

     Keilan yang mendengar itu ingin sekali memaki lelaki tua di depannya ini. Emang siapa yang ngebuat keadaan gua kaya gini?

       "Maaf tuan"

       Keilan berusaha meredakan emosinya. Udah tubuhnya sakit di paksa kerja lagi sama laki laki bangkotan, belum juga gua sakit karena ulah dia anjing emang, batin Keilan

    Mereka akhirnya pergi keluar dari rumah, masuk mobil dan mobil pun melaju ke perusahaan Maximilian

     Tak terasa merekapun sudah sampai di perusahaan Maximilian. Mereka pun turun dan langsung ke resepsionis dan mengatakan sudah mempunya janji dengan CEO perusahaan dan tentu yang ngomong itu si Carles. Keilan hanya terdiam

     Mereka di antar ke ruangan CEO di lantai paling atas, mereka melalui lift keluar berjalan lagi sampai depan pintu yang bertuliskan Ruang CEO

   

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi menjadi AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang