PROLOG

0 0 0
                                    

********

Minggu, 18 Juni. 09.19 AM.

Suasana di dalam mall Andhara cukup penuh oleh pengunjung yang datang  di akhir pekan untuk berbelanja atau menikmati waktu bersama keluarga dan juga menghadiri acara festival rutin mingguan di lantai atas dan juga ada pengenalan cast film adaptasi karya novel remaja di dekat salah satu restoran ternama yaitu MR. Chicken.

"Ini acara apaan?" tanya Nathan pada Miko, sahabat sekaligus sepupunya.

Miko menjawab. "Kalau nggak salah, setahu gua ini ada pengenalan pemain film series adaptasi novel Bentala Samudra karya Naura Hanifah." Tunjuk Miko yang berdiri di dekat sebuah eskalator.

Sean tersenyum. "Nath, lo kan penulis. Kenapa nggak ikut acara ini?" Pikir Sean yang juga ikut bersama Nathan untuk menghadiri acara festival mingguan di tempat ini.

Nathan tertawa. "Ck, dari yang hadir saja sudah cukup menjelaskan mengapa gua tidak hadir di acara itu." Jawab Nathan dengan santai sembari menikmati minuman coklat seduh.

Tama menambahkan. "Malas ya? ikut acara yang datang menghadirinya dominan para cewek?" Tutur Tama yang merupakan personil baru geng kosan Bu Susan karena baru hadir di awal masuk SMA.

Nathan berjalan menaiki tangga eskalator itu, lalu ia menjelaskan alasan enggan hadir ke acara yang sebenarnya berkaitan dengan kemampuan dan hobinya itu.

"Sejujurnya, gua masih trauma dan parno sama acara beberapa pekan lalu. Dimana gua sendirian yang cowok, sisanya cewek. Mana rata-rata udah pada menikah dan paling tua seumuran nyokap." Keluh Nathan yang tiba di lantai dua, lalu lanjut berjalan hingga ke lantai paling atas.

Ayoo kakk... Cari apaaa???

Handphone terbarunya kakak...

Ipongnyaa kakkk...

Miko tersenyum. "Hari ini beli ipong promax, besoknya kita makan promag." Batin Miko dalam hati.

Nathan tiba di lantai empat, yang terdapat acara festival mingguan tersebut. Namun, sayang sekali kegiatan itu telah selesai dilaksanakan dan ada di bagian penutup.

"Sialan, kita terlambat datang kesini. Acaranya sudah selesai." Gumam Nathan.

Miko dan anak-anak lainnya pun tiba, lalu beberapa peserta kegiatan yang terdiri dari cosplayer, modern dance cover, modelling dan stand up itu menyambut kedatangan dirinya yang sama sekali tidak pernah diduga sebelumnya.

"Wah, ada Kak Nathan." Ucap salah seorang personil grup dance cover itu.

Nayanika Azzalea Arunika Afsheen Myesha, gadis yang sedang berada diatas panggung untuk menutup acara tersebut. Suaranya nampak bergetar dan tepat setelah kegiatan resmi ditutup, ia segera bergegas turun dan menemui Nathan.

"Kalian tolong suruh kesini dong, itu cowok yang berlima." Titah gadis dengan sapaan Naya itu.

Salah seorang temannya bernama Arkaina yang memang satu kelas dengan dirinya dan kelima laki-laki itu.

"Nath, kamu disuruh menemui Naya." Panggil Arkaina.

Nathan berjalan menemui Naya yang nampak tertatih itu, lalu gadis dengan pakaian dress hitam yang dikenakan olehnya langsung memeluk Nathan dengan erat dan langsung menitikan air matanya.

"Kamu kenapa? tim sepakbola kesayangannya kalah lagi? atau ditinggal wamil sama biasnya?" tanya Nathan sembari memegang kedua pipi chubby Naya dan menatap kedua matanya yang masih berkaca-kaca.

Miko tertawa. "Kenapa harus kesitu sih, Nath?" tanya Miko yang tak habis pikir.

Naya menjawab. "Aku sedih, di momen aku memutuskan resign sebagai pembawa acara di acara festival ini. Nggak ada satu pun anggota keluarga aku yang datang untuk menyaksikan penampilan terakhir aku, apa mereka benar-benar tidak mendukung kegiatan aku selama ini ya?" Batin Naya yang menangis sesegukan.

Nathan menyeka air mata itu. "Udah, kamu jangan sedih. Kan ada aku, meski memang maaf datang terlambat. Cuman, tadi si Miko yang menyarankan untuk datang kesini." Tunjuk Nathan pada Miko, yang sama sekali tidak tahu apa-apa.

Naya tersenyum. "Iya, makasih udah datang kesini. Kayaknya, mereka semua juga tahu karya kamu deh." Jelas Naya yang menurunkan kedua tangan Nathan itu.

"Kakinya masih sakit?" tanya Nathan.

Naya menjawab. "Nggak terlalu, ini aja aku bisa jalan kok." Jelas Naya yang menggerakan kaki kanannya dimana sempat cedera karena salah pendaratan saat sedang main bola voli.

"Yaudah, mau kapan?" tanya Nathan.

Naya terdiam. "Apanya yang kapan?" Balas Naha yang masih kebingungan.

Nathan tersenyum. "Kita makan siang, nanti beda meja sama anak-anak ini. Mereka ada proyek khusus, aku sendiri ada pekerjaan juga. Nanti dikerjakan di kafe, sengaja tidak disini karena terlalu ramai." Jelas Nathan.

"Yaudah, boleh deh." Jawab Naya.

Nathan pun menggandeng tangan Naya, lalu berjalan meninggalkan areal festival yang sebagian orang sudah mulai membubarkan diri.

Kisah cinta antara Naya dan Nathan pun dimulai, tinggalkan jejak kalian berupa vote dan komentar ya. Tandai jika ada typo, atau istilah asing yang kalian tidak mengerti.

Terimakasih dan selamat membaca.

*******

Bintang Antares • 2024


Bintang AntaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang