********
Kafe Kelanaloka, 11.28 AM.
Naya menikmati sepiring spaghetti bersama Nathan, lalu ia menatap pemandangan indah yang ada di balik dinding kaca bangunan kafe tempat dirinya makan itu.
"Momennya pas banget, kamu ajak aku kesini. Asal kamu tahu, aku sangat menyukai pemandangan alam." Ungkap Naya yang memotret pemandangan itu oleh kamera ponselnya itu.
Nathan tersenyum. "Iya, aku tahu itu. Sampai kamu membuat sebuah karangan sastra indah, tentang gagah dan tingginya puncak Gunung Puji." Jelas Nathan, yang secara diam-diam membaca buku novel karangan Naya.
Naya membalas. "Aku juga baca novel buatan kamu, yang judulnya kalau tidak salah, Thank You Maudi. Ceritanya sangat menarik. Justru kalau aku perhatikan secara sekilas, berasal dari kandasnya kisah cinta kamu sama Arreya. Karena, kesamaan karakternya yang patah hati lalu pergi ke sebuah daerah demi dapatkan objek komet." Ujar Naya.
Nathan tersenyum. "Ada kisah menarik, dibalik terciptanya novel ini. Terutama kala itu pada saat pasca pembuatan dan proses revisi, saat dicetak dan tersebar luas ke beberapa penjuru daerah. Tak lama setelahnya, muncul hastag boikot karya novel buatan Nathan Rajandra. Ya, di tengah keramaian berita tersebut. Tentunya dengan santai aku mengatakan pada pihak penerbit untuk stop dulu peredaran buku novelnya. Dan minta beberapa pihak stakeholder untuk mengamankan terlebih dahulu sementara buku itu dari kemungkinan aksi sweeping yang mengatasnamakan sebuah organisasi." Ujar Nathan pada Naya.
Naya merasa prihatin dengan kejadian itu, namun karena profesionalitas Nathan. Masalah yang dialami olehnya itu lebih cepat selesai.
"Tapi, bagaimana caranya kamu menyelesaikan masalahnya yang terbilang cukup besar dan mempertaruhkan nama papa kamu yang merupakan pilot helikopter tim penyelamat nasional itu?" selidik Naya yang sangat penasaran.
Nathan menjelaskan. "Untungnya, aku hadapi semua masalahnya bersama Miko dan Sean yang kala itu memang aku tugaskan untuk menjadi bagian negosiator. Setelah aku tanyakan sendiri apa maksud dan tujuan orangnya, yang ternyata ibu-ibu masih ada anaknya. Maka dari itu, ada opsi damai kalau memang dia mengakui perbuatannya dan mencari siapa orang yang meminta dia untuk melakukan hal itu." Ujar Nathan.
Naya membenarkan. "Namanya cobaan ada aja ya? tapi pada akhirnya buku ini bisa kembali beredar." Sambung Naya.
Nathan tertawa, lalu ia pun menghela napasnya sejenak. "Rupanya, ini masih ada benang merah dengan Arreya. Jadi, pihak laki-laki yang dijodohkan dengan Arreya itu nampak ketakutan. Setelah novel ini naik, mereka berusaha membayar seseorang untuk menghilangkan buku ini namun kenyataannya gagal. Hingga pada akhirnya, aku labrak dan katakan pada mereka. Perilaku seperti itu sudah sama saja dengan menunjukan siapa mereka yang sebenarnya yang ternyata penakut." Jelas Nathan.
"Bagus sih, tapi yang penting kamu sudah berhasil mengalahkan ketakutan dalam diri sendiri. Oh iya, yang selama ini jadi pekerjaan kamu itu apa?" tanya Naya.
Nathan menjelaskan. "Ya penulis, konten kreator tentang dunia astronomi. Lumayan aku dapat banyak uang dan lebih pentingnya sih pengalaman dengan ahli di bidang tersebut. Dapat belajar banyak juga tentang dunia astronomi, sering diajak keluar negeri juga untuk melihat teknologi terbaru." Ujar Nathan yang membuat Naya berdecak kagum.
"Enak banget sih? seru kayaknya kalau bisa jelajah alam kayak gitu. Aku jadi pengen cobain ikutan, boleh nggak?" tanya Naya.
Nathan menatap jam tangannya. "Udah siang banget, aku antar kamu pulang. Takutnya capek banget dan pengen istirahat, aku juga mau tidur siang dulu. Nanti sore siap-siap berburu senja, bulan dan satelit jika cuaca bagus, aku bakal ajak kamu kok." Ucap Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Antares
FanficNathan Alveandra Rajandra Pradipta adalah seorang anak dari pilot helikopter tim penyelamatan nasional dan juga guru mata pelajaran sejarah di salah satu sekolah menengah atas ternama di pusat kota. Nayanika Azzalea Arunika Afsheen Myesha, adalah p...