* * *
Malam itu Caine menatap layar ponselnya, berharap Rion segera membalas pesannya. Sudah dua hari sejak mereka terakhir bertukar pesan, dan meskipun Caine berusaha menahan diri, rasa rindu dan keinginan untuk bertemu Rion terus tumbuh. Setelah beberapa lama, akhirnya sebuah notifikasi masuk.
Caine menatap balasan itu dengan perasaan kecewa yang tak bisa ia sembunyikan. Ia benar-benar berharap kali ini Rion mau meluangkan waktu, apalagi setelah beberapa hari tak ada komunikasi di antara mereka. Rencana menonton film baru bersama yang ia harapkan bisa memperbaiki suasana justru harus berakhir begitu saja.
Dia mengetik balasan dengan hati-hati, mencoba menyembunyikan rasa kesal dan kecewa yang mulai menguasainya.
Setelah mengirim pesan itu, Caine merasa kekosongan yang semakin dalam. Ia mendesah pelan, merasakan sedikit sesak di dadanya. Pikiran-pikiran pun berkecamuk di benaknya-apakah Rion benar-benar sibuk, atau ada alasan lain yang membuatnya seperti menghindar?
Tak ingin terus terjebak dalam pikiran negatif, Caine memutuskan untuk mengajak seseorang lain akan membuatnya sedikit lebih baik. Dengan setengah ragu, ia membuka kontak Makomi dan mengirim pesan cepat.
Pesan terkirim, dan tak lama kemudian Makomi membalas pesannya.
Caine tersenyum kecil membaca balasan Makomi. Walau perasaan kecewanya terhadap Rion masih ada, setidaknya ia tak perlu melewatkan hari itu sendirian. Dia segera bersiap-siap, merasa sedikit lebih baik, dan berharap kali ini suasana hatinya bisa teralihkan dengan teman lamanya.
Tak lama kemudian, mereka bertemu di rumah Caine saat Makomi sampai. Makomi menyambutnya dengan senyum lebar, dan langsung membahas film yang akan mereka tonton. Caine merasa sedikit lebih santai. Mungkin, ini adalah cara yang tepat untuk melupakan kekecewaannya, setidaknya untuk sementara waktu.
*
Di dalam mobil, perjalanan menuju bioskop terasa cukup nyaman, meskipun ada hening yang sesekali menghampiri mereka. Makomi, yang duduk di belakang kemudi, melirik ke arah Caine sesekali, sambil mempertahankan senyum kecil di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Doubts
FanfictionDi tengah ketidakpastian, seseorang terjebak dalam perasaan yang sulit dipahami. Terkadang, ada sinyal yang menunjukkan kedekatan, namun di lain waktu, semuanya terasa jauh dan dingin. Di sekitar dirinya, ada orang-orang yang tampak jelas dengan per...