Haram terduduk di meja belajarnya, gadis itu berulangkali menggosok kedua matanya dengan punggung tangan saat deretan huruf pada buku menjadi semakin berbayang tak jelas di pengelihatannya. Gadis itu mendesah lelah seraya menatap kacamatanya yang terlihat semakin tak berbentuk dan tak layak di gunakan karena tanpa sengaja tertindih olehnya sendiri.
Ia menoleh kearah jendela, bangkit dan berjalan mendekat. Tatapannya lekat pada keenam gadis yang terlihat tengah bermain air pada kolam renang yang berada tak jauh dari gazebo. Haram membalikkan tubuhnya memunggungi dan kembali berjalan kearah meja belajar dengan tangan yang meraih kacamatanya.
"Apa aku harus meminta Ruka Eonnie membelikan yang baru?"
"Ini sepertinya sudah tak bisa di perbaiki"
Setelah bermonolog dan berulang kali meyakinkan diri, akhirnya ia melangkah menuju pintu, keluar dari kamarnya dan berjalan menuju taman belakang. Haram menarik nafas panjang saat kakinya menginjak rumput hijau di taman tersebut seolah Haram baru saja menembus sebuah dinding tak kasat mata yang memisahkan dunia mereka.
"Haram-aa, akhirnya kau keluar dari sarangmu" Ujar Ahyeon mencibir, Haram menoleh dan tersenyum tipis kemudian mengalihkan pandangan pada Ruka yang terduduk di tepi kolam, menghampirinya dan bersimpuh di hadapannya.
"Ruka Eonnie"
"Nde? Ada apa? Tumben sekali" Sindiran tersebut hanya membuat si gadis blonde tersenyum tak minat
"Eonnie, apa aku boleh meminta kacamata baru?"
"Eoh? Ada apa dengan kacamata lamamu?"
"Rusak terinjak, Eonnie"
"Mengapa bisa terinjak? Kau menaruhnya di sembarang tempat? Ceroboh sekali" Haram kembali tersenyum mendengar ucapan Ruka, ia mengeluarkan kacamatanya dan menyodorkan pada Ruka.
"Apakah aku bisa memiliki yang baru?"
"Haram-aa, kacamata ini sangat mahal, ini di pesan khusus oleh Appa"
"Gwaenchana Eonnie, tak perlu yang mahal asal bisa membuat pandanganku jelas"
Ruka terdiam cukup lama seakan mempertimbangkan atau entah apa, gadis itu hendak mengambil kacamata dari tangan Haram namun Aurora dan Chiquita tiba-tiba saja berada di antara mereka dan mendorong Ruka masuk ke dalam kolam renang.
"YAKK! RORA! CANNY!!"
"HAHAHA RASAKAN EONNIE.."
Seketika pekikan dan tawa beradu memekakkan, Haram menatap nanar pada kacamata yang masih berada di telapak tangannya kemudian mengalihkan pandangan pada Ruka yang kini asik bermain cipratan air bersama kelima gadis lain dan seketika melupakan tentangnya. Ia bangkit dari simpuhan, meremas kacamatanya dan berbalik masuk ke dalam rumah dengan perasaan kembali terabaikan.
Brakk!
Haram menutup pintu kamar, terdiam tanpa ekspresi apapun. Ia melirik ponselnya dan meraihnya, berusaha memperjelas pandangan guna mencari kontak kakak keduanya, Haram berniat mengirimkan pesan suara pada Pharita, ia takkan mampu mengetik pesan dengan benar saat ini.
Klik!
Setelah terdengar nada denting ringan, gadis itu kembali menaruh ponselnya dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi berniat membasuh tubuh.
°°°°
"Rita Eonnie, maaf aku mengirim pesan suara padamu, aku tidak— ah maaf, maksudku. Bisakah Eonnie berbicara pada Eomma atau Appa? Kacamataku rusak sudah cukup lama dan itu membuatku kesulitan membaca huruf dan angka juga pandanganku berbayang membuat kedua mataku lelah. Eonnie, aku sudah mencoba bicara pada Ruka Eonnie tapi mungkin Ruka Eonnie lupa. Maafkan aku karena hanya berani mengirim pesan padamu, maafkan aku jika selalu merepotkanmu sebelumnya aku sangat berterimakasih Eonnie, aku harap Eonnie mau membantuku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Babymonster Rami || So Far Away [END]
FanfictionCeritaku hanya sampai disitu, tak ada kelanjutannya kalian menutup paksa buku yang masih berusaha ku tulis dengan tinta kalian menghentikan cerita yang baru akan ku mulai dengan aksara penuh makna semakin ku berusaha kembali meng-eja-nya, semakin ka...