CHAPTER~23

2.4K 103 3
                                    

23. PUTUSNYA ALDEN DAN LAILA

.
.
.

Setelah mengurus segala sesuatu, kini urusan Alana sudah selesai. Dan ia sedang menunggu Alden di taman setelah Alden mengirimkannya sebuah pesan untuk menunggunya di taman kampus saja.

"Hai Alana,"

Alana yang sedang fokus membaca Al-qur'an di hp nya, mendongak kaget saat seseorang memanggil namanya.

"Iya?— eh kak Laila ya?" Tebak Alana.

Laila mengangguk sambil tersenyum
"Iya aku Laila." Jawabnya.

Alana tersenyum kikuk
"Apa kabar kak? Udah lama gak ketemu."

"Izin duduk disini ya?" Laila menunjuk tempat kosong di samping Alana. Alana mengangguk mempersilahkan.

"Udah semester berapa?" Tanya Laila berbasa basi.

"Masih maba kak." Jawab Alana sopan.

Laila mengangguk mengerti
"Ohh masih maba, ta kirain tadi udah semester berapa."

"Ngambil jurusan apa?" Tanya Laila lagi.

"Kedokteran." Jawab Alana.

"Dilihat lihat pernikahan kamu sama Alden makin bahagia ya? Alden juga dilihat lihat makin cinta sama kamu Na." Kata Laila tiba-tiba.

Alana menoleh dengan tatapan sedikit takut.
"Maaf ya kak." Cicit Alana.

Tatapan Laila lurus kedepan
"Kamu gak salah kok Na, emang udah takdirnya gini. Lagian aku sama Alden itu beda agama, jadi mau seberapa pun perjuangan aku buat pertahanin Alden tetap gak akan bisa. Karena ada tembok tinggi yang menjadi pembatas penghalang cinta kami berdua."

"Kak Laila masih cinta sama kak Alden?" Tanya Alana hati hati, ia takut jika pertanyaan nya itu dapat membuat hati Laila terluka.

Laila tersenyum, ia menoleh pada Alana yang sedang menatap hangat padanya
"Kalau dibilang cinta ya masih cinta. Tapi aku cukup sadar diri aja."

Laila menunduk ke bawah, matanya menatap sendu sepatu putih yang dipakainya yang di belikan oleh Alden sebagai hadiah hari ulang tahunnya.

"Ternyata kak Alden gak sendirian." Ucap Alana secara tiba-tiba.

Laila sedikit mendongak, menunggu kalimat selanjutnya.

"Ternyata bukan cuma kak Laila yang masih cinta sama kak Alden, tapi kak Alden juga. Setiap malam kak Alden selalu memandang foto kak Laila yang dijadikan sebagai walpaper hp nya. Mungkin kak Alden dan kak Laila memang sudah jarang berkomuniakasi bahkan bertemu, mungkin hampir tidak pernah. Tapi sejujurnya, dibalik cueknya kak Alden sekarang sama kakak itu sebenarnya kak Alden masih menyimpan rasa cinta yang besar sama kak Laila." Alana menghela nafas.

"Na?" Laila menatap dalam ke arah Alana yang tersenyum paksa sambil menatap lurus ke arah pohon besar.

"Ternyata benar ya, orang baru tidak akan bisa menggantikan posisi orang lama." Sambung Alana.

"Kamu mau gantiin posisi aku?" Laila memegang bahu Alana.

Alana menggengam tangan Laila yang menyentuh bahunya
"Sesama wanita tentu saja aku tidak ingin menyakiti hatimu kak, dan aku juga tidak ingin menyingkirkan kamu dan menggantikan posisimu."

"Tapi takdir memaksa kak. Kalian berdua tetap tidak akan bisa bersama. Hanya ada satu cara, di antara kalian berdua harus ada yang memeluk agama yang sama. Entah itu kak Alden atau kamu." Kata Alana.

SANTRIWATI PILIHAN UMI[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang