Part 2. Get Lost?

131 26 1
                                    

Tahun 2011

Sudah 2 tahun semenjak bungsu Kim itu lahir. Chiquita benar-benar menjadi bungsu kesayangan keluarga Kim. Tak hanya orang tua dan para eonnie nya.

Bahkan kakek nenek, serta keluarga pamannya begitu menyayangi Chiquita. Gadis lucu yang sangat aktif.

"Aaahh aku sangat merindukan Baby" gumam Asa, setelah berhasil duduk dan bersandar di sofa ruang keluarga mansion Kim.

Anak yang baru satu tahun di sekolah dasar itu merasa sangat lelah ditambah rasa rindunya kepada si Bungsu.

"Tck, berlebihan bahkan kau, Ahyeon Rami Rora menambah 3 hari di New York kemarin" Balas Ruka, yang juga ikut bersandar.

Berlibur 2 minggu ke New York menjadi sebuah kebiasaan Kim sejak si Bungsu tinggal di sana karena paksaan. Karena Asa Rami Anhyeon dan Rora masih berada di tingkat sekolah kecil, jadi tidak masalah jika membolos 3 hari.

Berbeda dengan Ruka Pharita yang memang harus kembali ke sekolah. Dua anak tertua yang harus kembali bersama sang Daddy dan meninggalkan yang lain lebih lama bersama si bungsu.

Tentu itu membuat IRI seorang Ruka. Pharita juga iri tetapi dia anak yang elegan, jadi dia hanya berlalu pergi setelah Ruka mengucapkan protes tersebut. Lelah melihat orang berdebat.

"Kalau iri bilang" Rora datang berada dalam gendongan sang Mommy.

"Bocil tidak diajak" Balas Ruka sinis, meski umur adiknya 4 tahun rasanya Ruka bisa membalas semua ucapan adiknya itu dengan tegas juga.

"Mom turunkan Rora" pinta Rora dengan kaki yang mulai menerjang angin, memberontak untuk turun dari gendongan Jiwon.

"Sini Rora sama eonnie saja, kukang memang sedang iri" ucap Rami menepuk pahanya berharap sang adik duduk dipangkuannya. Namun Rora memilih tiduran di paha Rami, dengan mata yang terlepas sinis dari Ruka.

"Mom, kenapa si Grandpa dan Grandma harus mengambil adik dari kita. Alasan rahasia apa yang grandpa katakan kemarin?" Anyheon membuka suara, dan juga membuka perdebatan yang sama setiap ia merasa lelah seperti saat ini.

"Mommy juga tidak tau sayang" Balas lembut Jiwon, dia harus selalu bersabar dengan segala pertanyaan yang ia pun tak tau jawabannya.

"Alasannya tidak mau merepoti mommy tapi kita kan sudah besar dan bisa membantu" Anyheon menambahi

"Benar itu mom" celetuk Rora menyeujui ucapan Anhyeon.

Topik ini memang menjadi topik ketika para gadis Kim itu tengah kesal. Selalu menyinggung keputusan sang kakek yang tiba tiba mengambil adik mereka yang masih berumur 3 minggu saat itu.

Di tengah perbincangan Anhyeon Rora dan Jiwon. Asa hanya bisa diam sambil mengeratkan tangannya menahan kesal. Kenapa pula kakek mereka egois, pikirnya.

Gadis berusia 6 tahun itu harus dipisahkan dengan sang adik kesayangan.

Bukannya sudah bisa dilihat anak anak Kim tidak semanja itu bahkan terkesan dewasa dan mandiri dalam berperilaku. Mereka memang menikmati masa kanak kanak mereka, tapi untuk menjaga satu adik bungsu, rasanya Asa pun sanggup meski hanya seorang diri.

"Ayah mommy berelebihan" ucapnya dingin menghentikan perdebatan yang ada. Tanpa mau mendengar balasan Mommy, Asa berlalu pergi ke kamarnya yang berada di lantai 3.

Jiwon hanya bisa menghela nafas, sudah pernah disinggung sebelumnya. Jika beberapa anak Jiwon terkadang bersikap terlampau dewasa, dan Asa menjadi salah satunya.

Jiwon kembali mengingat bagaimana tangis Asa terakhir kali tepat dua tahun lalu. Ketika Chiquita diambil alih oleh ayah dan ibunya.

Flashback

What do You Think Bout Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang