Prolog

233 36 15
                                    

Suara dering jam weker terdengar jelas pada indera pendengaranku. Mataku sedikit bergetar berusaha untuk membuka kedua kelopak mata. Meraba sebuah meja kecil berada di sebelahku, aku berusaha mematikan suara bising tersebut. Dan sinar terang yang terpancar dari tirai berwarna putih di jendela kamarku terlihat jelas. Sehingga aku menyipitkan mataku untuk mengurangi pancaran sinar yang terlalu banyak.

Kusibakkan selimut putih tebal yang menutupi setengah tubuhku, dan mulai melipatnya menjadi rapih. Merapihkan kamar sesaat setelah bangun tidur adalah sebuah rutinitasku di pagi hari. Aku berjalan menuju kamar mandi dengan keadaan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul.
**

Aku berjalan menuruni beberapa anak tangga, dan mulai membuka pintu depan rumahku. Terlihat Ny.Clinston sedang menyirami bunga-bunga yang ada di halamannya.

"Hey, Logan!" sapa Ny.Clinston dengan ramah kepadaku. Aku membalas sapaannya dengan mengangguk dan tersenyum simpul. Tidak berkata satu patah katapun kepada Ny.Clinston mungkin adalah pilihan yang tepat saat ini. Karena Ny.Clinston adalah tipe wanita yang sangat banyak berbicara, dan aku tidak ingin mendengar ocehannya di pagi hari.

Melihat kotak surat yang terlihat seperti terisi, aku segera berjalan ke arah kotak surat dan mulai membukanya. Decit suara engsel kotak surat tersebut terdengar khas di telingaku. Tekstur besi yang sudah mulai berkarat membuat jariku menjadi sedikit berwarna kecoklatan.

"Sudah lama aku tidak mendapatkan surat. Orang bodoh mana yang ingin mengirimkanku surat jika saat ini sudah ada teknologi, ha?" sarkasku mencemooh.

Aku mengambilnya dan kemudian menutup pintu kotak surat tersebut. Sudah sekian lamanya aku tidak pernah menerima surat, hingga saat ini aku merasa sangat asing jika seseorang mengirimiku sebuah surat.

Berjalan dengan santai, aku pun mendaratkan tubuhku di sofa ruang tamu. Aku menyipitkan mata bertujuan untuk sedikit lebih teliti. Di amplop surat tidak terdapat tulisan apapun. Dan ini semakin membuatku bertanya-tanya.

Dengan cepat, aku membuka bagian perekat amplop dan mulai mengambil isi dari surat tersebut.

Cetakan khas dari sebuah mesin komputer terlihat jelas. Aku mulai membacanya dengan diam, sehingga mengerti apa maksud dari surat tersebut.

Dan dalam tujuh hari kedepan, aku akan bertemu dengan teman lamaku.

**

HAII!

first chapter of this short story fanfiction. please, give me your opinion about this short story. Thank yoouu!! xx

liat mulmed ayuk hhe:)))))

NavigationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang