*kalian kok lama amat sih, udah mau 39 vote loh dan juga aku sudah siapin chapter ini tapi ga papa lah, kasihan juga yang udah vote. Nungguin gitu, oke selamat membaca*
𝘒𝘦𝘦𝘴𝘰𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘯𝘺𝘢
-
{Jam 07:23 a.m}Di awal pagi ini, tak ada yang perlu dilakukan secara terburu-buru. Hanya saja lakukan dengan perlahan kerana sekarang tak apa juga membazirkan masa yang luang ini dengan duduk di bangku sambil nyeruput teh hangat.
Itu dia, si sopan.
Di rumah ini dia tinggal dengan tiga orang yang lain nya iaitu sori, frostfire dan gentar. Lalu kebiasaan nya diri nya lah yang paling atau selalu bangun awal pagi di banding ketiga nya.
Terkadang jam 4 pagi saja sudah bangun untuk mengemas rumah, mempersiapkan sarapan dan perlengkapan sebelum ke sekolah. Lihat kan? Dia sendiri mirip ibu untuk ketiga anak nya kerana sopan saja yang berperilaku seperti itu sementara yang lain nya cuma nganggur, kalau di suruh baru mau di kerja kan.
Kalau bisa di bayang kan, sopan nganggap anak sulung nya itu si frostfire lalu anak tengah nya itu si sori dan anak bungsu itu si gentar. Aw, sungguh pun tak keberatan menjadi ibu ibu.
Tapi kayak nya kasihan jadiin si gentar sebagai anak bungsu nya, mending ke arah yang lebih mesra bukan? Hm.. Ga usah bilang, pasti pada tahu.
Yup, berterima kasih sekali kerana sopan merasakan hal itu. Pada awal hingga akhir, hanya gentar yang paling istimewa dari yang lain.
Sebatas nganggap anak doang, ga bakalan puas mau pun bagus.
".. Mhm.. ♫♪♫.. mm.. ♪♫.."
Apa yang lebih menyenangkan ketika di saat ini bisa bersantai dengan tenang, memainkan irama muzik mengunakan mulut sendiri, memikirkan sesuatu tanpa sebarang gangguan dan itu lah yang di lakukan sopan di kala ini.
Di tambah lagi dengan teh hangat, wah terasa ingin waktu seperti ini berlangsungan lama. Apalagi para ketiga rusuh itu lagi bobo cantip, kek nya bisa di bilang diri nya kayak ibu ibu yang butuh waktu sendirian setelah ngurusin para beban nya.
♪♪
.
♫♫
.
♪♪..
"..."
"Huft, tetap saja.." menghentikan nyanyian kecil nya lalu di ganti kan dengan helaan serta ucapan ini, sopan perlahan meletakkan cangkir teh nya ke atas meja lalu setelah nya dia perlahan menyandarkan tubuh nya ke bangku.
Sedikit sebanyak bisa melihat ada gangguan yang datang pada sopan ketika jelas dia mengerutkan dahi nya sembari fokus akan sesuatu.
Di dapur ini tak ada yang menarik perhatian pandangan mata kecuali pada pintu kulkas yang tak jauh dari meja makan, yah benar. Sopan kini membiarkan kedua mata nya fokus pada pintu kulkas, bukan pada pintu nya tapi pada apa yang melekat di sana.
Selembar foto yang di lekat di pintu kulkas itu terpapar empat makhluk, maaf ga sopan, okeh terpapar empat orang iaitu diri nya, gentar, sori serta frostfire. Itu di ambil sewaktu lagi di pantai, mereka berempat membelakangi air laut dan di situ lah foto di ambil.
Kekehan kecil justru terdengar setelah nya dari sopan sendiri, melihat betapa lucu nya reaksi ketiga nya sementara diri nya cuma tersenyum saja di foto itu.
Tapi kekehan itu segera pudar ketika sopan mengalihkan perhatian nya ke arah wajah gentar di foto, memperhatikan sehingga memikirkan.. Bahkan setelah itu dia menyambungkan kembali kata kata nya yang di awalan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Honey Dummy [Sopgen Au]
RandomSelalu saja begitu, bilang nya kita itu akan selalu punya hubungan pertemanan tapi tak mau kah kau tanggungjawab akan perasaan yang sudah kau lempar pada ku ini? Setidaknya tidur lah dengan ku sekali. Kenapa selalu dengan orang lain, aku.. cemburu...