PANG.. -
Satu tamparan melekat di pipi gentar sendiri, mata nya membalak kaget kerana yang menampar dirinya itu ialah sopan, selama ini dia cuma nganggap bahwa sopan tingkah nya hanya berlembut di kala marah atau pun senang, tidak sampai melakukan gerakan kasar seperti ini.
Gentar mengangkat satu tangannya memengang pipi nya yang memerah kerana tamparan tadi, menatap ke arah sopan dengan rasa tidak percaya kerana yang lakuin ini sopan sendiri, mana mungkin dia naik suara dengan sopan.
"K-kenapa?". Tanya nya pada sopan, tentu di tampar kerana ada alasan dan tidak munasabah jika sopan ngelakuin ini kerana mau nya saja.
"Alasannya ada di genggaman mu". Ucap sopan pula, dia menatap ke arah gentar dengan wajah mendatar, senyuman tak pernah ia ukir kan di saat seperti ini dan emosi nya hanya di penuhi dengan rasa kesal tanpa peduli dia sudah naik tangan pada gentar.
Berfikir gentar pantas mendapatkan nya.
...
Gentar terdiam setelah nya, tentu sama sekali dia tak mengerti apa yang sopan kata kan pada nya, genggaman, alasannya ada di genggamannya sendiri berarti dia sudah tahu apa alasannya, tapi dari mana, kata siapa dia tahu.
"Maksudnya apa?". Tanya gentar sekali lagi, dalam dirinya sangat berharap bahwa sopan mengatakan alasannya tanpa perlu dia cari tahu sendiri, tak mungkin dia bisa.
"Mungkin kau lupa tapi aku akan memberitahu, apa kau sendiri kenal melinda?". Tanya sopan pula.
"Me-linda?, oh ya yang itu.. teman sekelas kita?". Ucap gentar tanpa mengira melinda yang di sebutkan sopan terkait dalam kesalahan nya tapi yang sebenarnya itu benar, ada kaitannya.
"Benar dan kau tahu apa masalah nya?". Sopan mendekati selangkah ke arah gentar tapi itu tidak membuatkan gentar mundur ke belakang kerana dia ingin tahu apa salahnya dan apa kena mengena nya dengan melinda, teman sekelas mereka berdua.
"A-apa?". Tanya nya pula dengan menatap ke arah sopan tanpa ada niatan untuk berpaling, tangannya yang tadi memengang pipi milik nya ia turun kan ke bawah.
"Cuba fikir daripada hanya aku yang perlu memberitahu".
"M-mm".
...
Meski detik berubah menjadi menit, gentar masih tidak bisa untuk berfikir letak mana salah nya dari tadi dan kenapa ucapan sopan melibatkan melinda, apa mungkin ini salah satu cluenya, ah, benar-benar ga bisa mikir padahal ke belakangan ini mana ada dia sama melinda berduaan.
Kalau bersama pun kerana itu cewe mau hang out bareng.
Tunggu, mungkinkah sopan suka pada nya?.
Bisa di pasti kan kerana melinda ga pernah tuh dia liat dekat sama sopan dan sopan juga saat ini bahas tentang melinda.
Mungkinkah itu ya sopan?.
"Lu suka sama dia?".
"Tidak".
Baru saja mengajukan soalan, sopan dengan tangkas membantah ucapannya, diri nya terdiam seketika tidak bersuara kerana cuma pertanyaan itu yang dia tahu sebagai jawaban, mana ada yang lain nya.
"Terus a-apa?". Tanya gentar setelah nya dengan masih menatap ke arah wajah sopan, meneguk saliva nya sendiri lalu mencuba untuk mengatur penghiduan nya kerana merasa ada bau pheromones yang berlainan dari miliknya sendiri.
Sopan tidak menjawab jadi mungkin bisa bertanya lagi.
"Lagi rut?".
"Tidak, aku hanya ingin saja".
KAMU SEDANG MEMBACA
My Honey Dummy [Sopgen Au]
AcakSelalu saja begitu, bilang nya kita itu akan selalu punya hubungan pertemanan tapi tak mau kah kau tanggungjawab akan perasaan yang sudah kau lempar pada ku ini? Setidaknya tidur lah dengan ku sekali. Kenapa selalu dengan orang lain, aku.. cemburu...