Digo's Pov
Sebulan yang lalu, aku dan ke 29 anggota batalyonku disambut secara resmi untuk misi Perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa di Lebanon. Tentara Nasional Indonesia. Kontingen Garuda. Pasukan perdamaian yang menjadi harapan banyak orang. Menjadi seorang tentara adalah impianku sejak kecil. Ingatanku melayang pada keluargaku. Ali Syarief Grenauzi, legenda dalam keluarga kami yang selalu dikenang karena kehebatannya. Azka Thomas Syarief, ayahku juga motivasiku. Namaku Nibiru Digo Syarief. Kata ayahku, Nibiru menunjukkan kekuatan alam semesta. Digo, adalah nama yang digunakan kakekku Ali Syarief dalam sebuah misi yang mempertemukannya dengan gadis pujaannya nenekku, Prilly. Dua orang lelaki hebat itu yang membuatku sangat antusias masuk ke dalam dunia militer. Dua-duanya seorang sniper handal andalan Kopasus. Aku memang belum bisa seperti mereka. Namun akan segera.
Di perbatasan antara Lebanon dan Israel, kubawa nama Garuda dengan bangga di dadaku. Ikut mencoba menggalang perdamaian di negeri rawan konflik ini. Di bawah bendera kebesaran Perserikatan Bangsa-Bangsa, kutinggalkan tanah air, menemui wajah-wajah bahagia anak-anak di tanah sengketa. Aku memang tidak sekeren Kakekku, juga segagah ayahku, namun di tanah gersang tempatku berpijak kini, nama tanah air kugenggam. Aku bukanlah sniper yang diandalkan oleh Kopasus. Namun aku penembak runduk andalah kontingen Garuda di Lebanon untuk satu tahun ke depan. Orang bilang, sang legenda, Ali Syarief kakekku, adalah laki-laki luar biasa yang melahirkan anak luar biasa seperti ayahku. Akupun ingin orang lain menganggap ayahku begitu, telah melahirkan anak luar biasa yang bisa dibanggakan.
Sejak Juli 2006, Israel telah terlibat konflik dengan Hizbullah. Tidak main-main, bukan hanya satu dua orang yang menjadi korban, namun anak-anak dan wanita ikut meregang nyawa. Misil, bom, juga tank-tank menjadi senjata andalan yang meluluhlantakkan Lebanon. Warga sipil tidak lagi terjamin keamanannya. Akhirnya, dengan jumlah korban yang tidak sedikit, PBB memprakarsai gencatan senjata. Resolusi dari PBB keluar, dengan tujuan mengakhiri kekerasan yang menyelimuti Lebanon. Salah satu langkahnya adalah menambah dan menempatkan pasukan United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL). Lebih dari 15 ribu pasukan di tempatkan di sebelah selatan negara Lebanon.
Tugas UNIFIL tidak hanya menjaga perdamaian dan membantu tentara Lebanon. Kami juga bertugas untuk mencegah terjadinya konflik bersenjata yang membahayakan warga sipil. Disinilah kami, Kontingen Garuda ditugaskan. Negeri gersang dengan tanah berpasir dan berdebu. Garuda Kebanggaan Bangsa. Dengan baret Biru dan badge United Nations di lengan kami. Indonesia tidak hanya sekali ini mengirim kontingen Garuda untuk ikut menjaga perdamaian di Lebanon, sudah berkali-kali anggota kontingen datang dan pergi silih berganti. Wajah berbeda namun tujuan yang sama, mengibarkan bendera tercinta berjaya di mancanegara.
Di kontingen ini, aku bertugas sebagai komandan pleton di kompi B satuan tugas Indonesian Batalyons. Tugas utama kontingen Garuda adalah menjaga Blue Line. Garis khayal yang merupakan garis batas antara Lebanon dengan Israel. Garis ini yang menjadi peringatan bagi Israel untuk tidak memasuki wilayah Lebanon secara sembarangan.
"Lettu Blue, blue Line hah?" Sapa Dili, Anggota yang sudah lebih dulu datang dari pada aku.
"Stop call me like that Lettu. Menimbulkan ambigu" protesku seraya menjabat tangannya
"Hahaha. Oke.oke. gw panggil Digo aja kalo gitu. Apa kabar komandan di rumah? Sehat?"
Dia menanyakan ayahku. Ayah sudah dua tahun ini menikmati masa tuanya di rumah. Pensiun tidak membuatnya lemah. Justru ia masih sering pergi latihan menembak dengan teman-teman seangkatannya.
"Sehat. Masih rajin ngelus AK-47 nya" ujarku tersenyum
Kugunakan rompi anti peluruku dengan teliti. Lebanon adalah negara yang tidak bisa diprediksi. Meski dalam keadaan damai, bisa saja terjadi perang senjata yang tidak diperkirakan sebelumnya.
Blue. Adalah panggilanku diantara teman-teman sejawatku. Biru. Ada pula yang memanggilku seperti itu. Kupasang kaca mata hitamku. Bersiap berangkat ke Blue Line dan melakukan patroli keliling. Kategori situasi disini adalah rawan terkedali. Kenapa demikian? Bisa saja semua terlihat aman dan terkendali, namun satu menit kemudian bisa saja berubah menjadi medan perang dengan misil yang berjatuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU LANGITKU DI MATAMU
Fanficbagiku, hidup bukan hanya sekedar mencari dan berhenti setelah tiba pada tujuan. hidup adalah perjalanan dan proses bagaimana kita ditemukan. perbedaan adalah benang merah yang indah. seperti putih awan yang bertemu biru di langit negaraku. matamu b...