bab 89

2.5K 546 21
                                    


  Sudah dua hari mereka berada di kampung halaman mamanya dan sepertinya mereka sangat betah.

   Malam ini mereka sengaja membuat api unggun di halaman rumah oma, tadi pak Setyo membawakan jagung dari kebun dan sekarang mereka sedang ingin membakar jagung tersebut.

"Barbeque an enak kali pa" Chenle dan Jisung tengah bersandar santai di pundak papanya dan Renjun sedang tiduran sembari kakinya naik ke pangkuan papanya.

"Dimana cari dagingnya, ini kampung ya bukan kota" ujar Chanyeol.

"Siapa tau ada kan pa" guman Chenle.

"Bantuin gih hyungnya kasian, tuh ngupasin jagungnya" pintanya walaupun dia melihat kedua putranya cemberut tapi mereka tetap menuruti perintahnya.

"Injun mam dulu yuk, sini mama suapin ya" bujuknya karena tadi putranya tidak ikut makan karena masih tidur.

  Entah kenapa sejak kemarin malam nafsu makan putranya menurun bahkan sedikit rewel.

  Kalau kata oma takut putranya ketempelan katanya karena di dekat lapangan itu ada makam terbengkalai, tapi ya gitu wendy dan Chanyeol gak percaya.

"Dak ma" Renjun menggelengkan kepalanya semakin memeluk erat bonekanya.

"Badannya angen Wen" Chanyeol masih setia memijat kaki putranya yang berada di pangkuannya.

"Besok di bawa ke bidan desa aja" ujar Wendy.

"Bukan posyandu kan?" Tanyanya takut kalau bidan desa itu ya posyandu.

"Bukanlah, ada di sini nanti minta antar mama atau tunjukkin jalannya aja" ujarnya sembari membantu putra untuk bangun.

"Mam dikit aja ya sayang, nanti gak di kasih loh jagung bakarnya" Wendy masih berusaha membujuk putranya agar makan.

"Masih gak mau makan cucu oma" oma Rosa baru saja datang setelah tadi pergi ke rumah kepala desa karena ada urusan.

   Wendy sendiri hanya menggelengkan kepalanya menatap putranya yang kini bersembunyi memeluk papanya.

"Udah mama bilang, pasti ada apa apa, lagian udah sore waktu itu, kalau di kota emang gak ada tapi kamu lupa ini kampung Wen, dulu waktu kecil kamu juga sering kayak gini" ujarnya sangat kesal sekali ketika Wendy terus menentang apa yang dirinya sarankan.

"Besok udah gak apa apa ma, besok di bawa ke bidan aja udah sembuh paling ma" ujarnya.

"Ya udah kalau gak percaya, mama cuma ngasih tau, ini pedesaan Wen hal seperti itu masih wajar, kalau besok gak ada perubahan meski sudah di bawa ke bidan mau tidak mau kamu harus ikutin saran mama" oma rosa langsung melenggang pergi setelah mengatakan hal itu.

"Gak mau coba aja saran oma?" Chanyeol menatap istrinya yang tetap menggelengkan kepalanya.

"Aku lebih percaya medis Chan, kamu jangan ikut ikutan mama napa" kesalnya.

"Jisung itu olesin jagungnya sama mentega itu" Jaemin menatap Jisung yang masih asik terus mengaduk aduk bumbu yang sudah dia racik.

"Bentar hyung, Jisung cobain dulu bumbunya takutnya gak enak" ujarnya tanpa merasa bersalah padahal yang meracik sudah Jaemin.

"Itu bukan di cobain tapi di cemilin itu bumbunya" Jeno langsung merebut mangkok itu dari tangan adik bungsunya.

"Sakit perut nanti" gumamnya.

"Jaemin Chan, nih singkong, katanya enak juga kalau di bakar" Mark memberikan singkong yang sempat dia ambil dari belakang hasil panenan pak Setyo.

"Yakin hyung?" Haechan sedikit ragu menatap singkong di tangannya.

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang