"Selama semingguan terakhir ini kita udah dapet reach 20.000an gitu sih, lumayan kan ya?"
"Ih bukan lumayan lagi! Udah oke banget lho padahal kita baru upload dua konten. Tiap kontennya aja viewers-nya 10.000 lebih." Suara Ayumi menyahut ucapan Aurel tiba-tiba. Nada kalimatnya yang selalu diucapkan bersemangat membuat Audrey memperhatikan lebih saksama. "Followers masih seratusan, tapi reach udah segitu. Keren banget, sih."
"Iya juga ya, Yu?" Aurel ikut membalas. "Makasih lho udah dibantu bikin script-nya bareng Syifa."
"Hehehe tapi aku gak cocok dimakasihin sih Kak. Makasih ke Kak Ody aja yang mau jadi talent."
"Oh iya sampe lupa!"
Audrey spontan tersedak dari kegiatannya yang sejak tadi sedang mengunyah makan malam. Ia tidak berekspektasi bahwa namanya akan disebut dalam waktu sesingkat ini. Dirinya buru-buru menyalakan mikrofon dari panggilan Zoom yang tengah mereka lakukan malam ini.
"Iya Kak Aurel, makasih juga," ucap Audrey begitu kaku. Ia buru-buru mematikan mikrofon dan langsung menggerutu dengan responnya barusan.
Malam ini seluruh anggota dari Sudut Creative melakukan rapat mingguan perdana untuk membahas performa dari apa yang mereka lakukan sejak awal minggu lalu. Seperti yang telah disebutkan Aurel dan Ayumi, konten-konten yang mereka unggah berhasil mendapatkan capaian impresif yang tak diekspektasikan.
Audrey di waktu yang bersamaan juga tak menyangka dapat melewati satu minggu padat ini dengan tenang. Maka dari itu, saat ini Audrey tengah menikmati makan malam mewahnya sebagai anak kos. Ia baru saja membeli sate kambing kesukaannya sebagai bentuk perayaan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Audrey masih tak menyangka dirinya bisa menjadi talent untuk dua konten yang kini tengah menjadi perbincangan hangat anak-anak Sudut Creative. Ia yang selama ini selalu bekerja di balik layar tentu merasa semakin percaya diri bahwa keputusannya bergabung dengan projek ini adalah suatu hal yang harus disyukuri sepanjang tahun ini.
"Terus rencana kita selanjutnya ada apa aja Yu?" tanya Baim, salah satu anggota sekaligus teman Ayumi yang berperan sebagai videografer dan editor di Sudut Creative.
"Hm, sebenarnya gue sengaja bikin dua konten dengan format beda-beda ini untuk A/B testing. Dari dua konten itu, gue mau liat audiens lebih suka konten berformat entertainment atau infotainment. Jadi next plan kita nanti akan gue kasih tau setelah gue analisis dua konten kita," jelas Ayumi.
"Kalau ternyata lebih oke di entertainment, mungkin kita akan bikin konten bertema serupa buat minggu depan. Tapi ya... lebih seru aja gitu ya guys biar audiens gak bosen."
"Oh, jadi masih dipikirkan ya buat next plannya?" tanya Aurel.
"Betul, Kak. Kalau mau sih kita fokus di feeds juga. Kemarin udah gue kasih bahan materinya kan ya? Sembari nunggu konten reels, bisa diselingin sama konten carousel gitu dan ini bisa banget dibikin dengan format infotainment."
"Iya Yu dari tim content writer sendiri lagi garap konten carouselnya kok. Sama beberapa ada yang cari materi lain buat stok konten."
"Nah, paling gitu aja sih Kak menurut gue."
"Oke-oke, kira-kira Rabu depan udah ada idenya belum Yu? Biar selama semingguan ini kita tetep upload konten reels." Aurel bertanya.
Semua orang turut diam tak menyahuti ucapan Aurel di layar Zoom. Namun, selang beberapa detik kemudian Ayumi tak memunculkan suaranya lagi yang mengundang kebingungan dari Aurel.
"Yu? Suara gue kedengaran gak ya?"
Audrey turut memperhatikan. Ia langsung melihat daftar anggota yang masuk dalam panggilan Zoom ini sebelum menemukan bahwa Ayumi telah keluar dari ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Beautiful Blur
FanfictionMereka bertemu begitu saja, seperti warna senja yang berbaur tanpa batas jelas. Hubungan itu tumbuh pelan-pelan, tanpa rencana atau ekspektasi-hanya ada rasa nyaman yang muncul alami. Setiap senyum, tawa, dan pandangan diam-diam menciptakan momen ya...