BAB 01

1.1K 343 235
                                    

Notes: bahasanya campuran, ada baku dan nonbaku—menyesuaikan sifat tokoh.

Happy reading

Jangan lupa tinggalkan jejak

===

Grey sudah melihat rekaman cctv yang ada di ruang tamu apartemennya, pemuda itu menatap ke arah kolam yang masih terdapat sosok Putri Aurora.

"Nggak masuk akal," di tangan Grey juga sudah ada novel milik adik sepupunya—Celine.

Pemuda itu baru selesai membaca beberapa lembar isi novel tersebut untuk memastikan kalau apa yang dilihatnya bukanlah sebuah halusinasi.

"Putri Aurora!" Grey mencoba memanggilnya.

Tak lama kemudian siluman ikan cupang itu mendekat ke arahnya dan kepalanya juga muncul ke permukaan.

Rambut pirang yang ujungnya terdapat sedikit warna biru dengan mata hijau yang sangat cantik, persis seperti deskripsi dari tokoh utama dari novel yang ada di tangan Grey.

Pemuda itu berjongkok untuk bisa lebih dekat dengan si siluman ikan cupang atau yang sebenarnya adalah Putri dari Kerajaan Leighton.

Grep!

Tangan Grey mencengkeram pelan rahang Sang Putri, pemuda itu hanya ingin memastikan kalau tangannya tidak menembus anggota tubuh Putri Aurora.

"Ternyata benar-benar nyata," Grey menatap iris hijau yang membulat sempurna itu.

"Apa kau bisu?" tanyanya kepada Sang Putri.

"Bubuu?" hanya kata itu yang keluar dari mulut Putri Aurora.

Grey tidak terkejut lagi, sebab ia sempat membaca kalau Sang Putri dikutuk saat berumur tiga tahun. Jadi, sudah dipastikan kalau Putri Aurora tidak bisa berbicara atau mengerti perkataannya.

"Merepotkan saja," Grey menarik tangannya yang kini basah.

Pemuda itu tidak mungkin meninggalkan Putri Aurora di kolam renang rooftop, tetapi ia juga tidak bisa membawa Sang Putri ke dalam apartemennya—karena wujudnya masih berbentuk siluman ikan cupang.

Grep!

Putri Aurora meraih tangan Grey dan menarik tangan pemuda itu untuk kembali menyentuhnya, tetapi kali ini di pipi Sang Putri.

Senyuman polos terbit di bibir kecil Putri Aurora, ia menganggap Grey sebagai penyelamatnya—karena pemuda itu sudah membebaskannya dari kutukan, meskipun tubuhnya belum sepenuhnya berubah menjadi manusia seutuhnya.

Grey mengusap pelan pipi Sang Putri yang terasa begitu lembut, bahkan kelembutan kulit Putri Aurora masih melebihi lembutnya kulit bayi.

Grey mengambil ponselnya dengan tangan yang satunya, ia mengirim pesan kepada orang kepercayaannya untuk mematikan semua cctv di apartemen dan mengosongkan lift untuk satu jam kedepan.

"Apa kau mengingat siapa namamu?" tanya Grey dengan suara yang terdengar serak.

Putri Aurora tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh pemuda itu, sehingga ia hanya memiringkan kepalanya dan menatap Grey dengan tatapan polosnya.

"Ternyata lebih menyebalkan dari Celine," Grey sedikit kesal, karena lawan bicaranya tidak bisa diajak untuk berkomunikasi.

Grey adalah tipe orang yang tidak memiliki kesabaran sama sekali, tetapi entah mengapa kali ini dirinya merasa malas untuk marah—apalagi kepada sosok siluman ikan cupang yang terus menatapnya dengan binaran bahagia itu.

AURORA; The Lost Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang