BAB 18
Rencana LiburanSetelah melewati penatnya ujian akhir semester, Hazika akhirnya bisa sedikit bernapas lega. Dia sudah lama berencana untuk pulang ke kampung halamannya selama liburan ini. Namun, rencana itu masih bergantung pada Dewa. Apakah kakaknya bisa menemaninya? Jika tidak, dengan terpaksa Hazika harus pulang sendirian.
“Kenapa kamu kelihatan sedih gitu, Ka?” tanya Akira, yang duduk di sampingnya, memperhatikan wajah Hazika yang murung.
Hazika menghela napas panjang. “Liburan kali ini rencananya mau pulang kampung. Tapi kayaknya Mas Dewa nggak bisa ikut, jadi mungkin aku harus pulang sendiri.”
“Emangnya bakal lama di sana?” tanya Akira lagi, penasaran.
“Hmm, paling cuma seminggu kalau aku pulang sendiri. Tapi kalau sama Mas Dewa, mungkin bisa lebih lama,” jawab Hazika sambil tersenyum tipis.
Mendengar itu, mata Akira langsung berbinar. Tanpa pikir panjang, dia berseru, “Aku ikut boleh nggak?”
Hazika mendongakkan kepalanya, menatap Akira dengan alis terangkat. “Ra, kalau mau bercanda, jangan sekarang deh!” katanya setengah tak percaya.
Namun, Akira menatap Hazika balik dengan serius. “Siapa yang bercanda? Aku beneran mau ikut, tau!” jawabnya dengan nada sedikit sewot. “Kalau nggak boleh ya bilang aja nggak, gampang kan?”
Hazika terdiam sejenak, menatap Akira yang terlihat benar-benar serius. Sebenarnya, Hazika tahu betul kalau sahabatnya itu selalu penasaran dengan kampung halamannya, terutama setelah Hazika sering bercerita tentang keindahan Candi Prambanan yang terletak di antara dua kota.
“Ra, kamu serius mau ikut ke kampungku?” tanya Hazika memastikan.
Akira mengangguk penuh semangat. “Iyalah! Apalagi kamu sering cerita soal candinya yang indah. Aku jadi penasaran banget!”
Hazika menghela napas panjang. Di satu sisi, dia senang karena Akira tertarik, tapi di sisi lain dia juga khawatir tidak mendapatkan izin dari orang tua sahabatnya ini. Apalagi kampung halaman Hazika beda provinsi. Bahkan memperlukan waktu semalaman untuk sampai.
“Baiklah, tapi kamu harus izin dulu sama orang tuamu, ya. Jangan sampai nanti aku yang dimarahi mereka,” ujar Hazika sambil tersenyum.
Akira langsung melonjak senang. “Yes! Tenang aja, aku pasti bakal minta izin! Aku nggak sabar lihat Candi Prambanan sama kamu, Ka!”
Hazika hanya bisa tersenyum melihat semangat sahabatnya. Mungkin, liburan kali ini akan lebih seru dari yang dia bayangkan.
Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ
Setelah makan malam, Hazika kembali masuk ke kamarnya. Dia langsung merebahkan diri di atas kasur kesayangannya, dia juga menatap langit-langit kamar. Menerawang tentang seminggu terakhir ini.
Dalam waktu seminggu lebih ini, Hazika benar-benar hanya fokus pada pendidikan. Dia tidak pergi mencari Pradipta ataupun sebatas memikirkan. Entahlah, selama seminggu ini, Hazika benar-benar hanya berpikir dia harus belajar, belajar dan belajar.
"Kak Pradip lagi ngapain ya?" gumam Hazika bertanya pada dirinya sendiri.
"Lagi mikirin Hazika juga enggak? Tapi kayaknya sih emang nggak akan mikirin Hazika." Gadis itu bertanya dan juga menjawab sendiri pertanyaan.
Dia juga baru menyadari, sudah setengah semester lebih dia menggunakan kerudung. Dia nyaman, sudah tidak merasa terlalu gerah lagi. Dan juga merasa asing saat lupa menggunakan kerudung, seperti ada yang kurang.
Merasa bosan, Hazika mengambil ponselnya dan membuka aplikasi games. Baru lima belas menit bermain, Hazika kembali merasa bosan. Karena jam sudah malam, dia memutuskan untuk tidur.
Sebelum itu, dia kembali mengecek ponselnya. Ternyata ada pesan masuk dari Akira.
Akira comel💚
Assalamualaikum!
Ka, ak dpt izin dong!
Tpi kata ayah, hrs izin ke Mas Dewa duluWa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Serius?
Alhamdulillah deh kalo dapet izin
Besok deh,
aku izin juga ke Mas Dewa yaOkey💙
Ak kira kmu udh tidur
Gak bales dari tadiTadi hpnya di kamar
Aku di luarOaualah.
Dah mau tdur nih?Iya😁
Ya udh tdur gih!
Met malam💚
Malam juga
Setelah mendapatkan balasan dari Akira, Hazika langsung menyimpan ponselnya. Dia merasa lega mendengar orang tau Akira memberikan izin. Sekarang tinggal tugasnya untuk meminta izin pada Dewa.
"Ya Allah, semoga besok Mas Dewa kasih izin. Aamiin."
Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ
Pagi harinya, Hazika langsung meminta izin pada kakaknya.
"Mas!" panggilnya.
"Dalem?"
"Bentar lagi kan liburan semester."
"Terus?"
"Kan mau pulkam," jelas Hazika.
"Iyo?" jawab Dewa. Dia masih belum paham dengan keinginan Hazika.
"Akira boleh ikut nggak?" tanya Hazika dengan wajah penuh harap. "Ortunya udah kasih izin kok!" jelas Hazika.
"Kamu maksa?" tanya Dewa menatap Hazika dengan curiga. "Jangan di paksa to! Nek temenmu nggak mau, yowes ojo di pekso."
"Enggak maksa!" marah Hazika. "Akira yang mau sendiri, Mas. Jadi boleh nggak ini? Kalau enggak, aku bilang ke Akiranya."
Melihat Hazika yang marah. Dewa memilih memberikan izin, lagi pula dia juga tidak bisa ikut liburan karena ada pekerjaan keluar kota. "Yowes..."
"Yowes opo, Mas?"
"Iya boleh ikut, tapi Mas nggak ikut ya. Ada kerjaan. Ntar kalian aja berdua."
"Beneran boleh?"
"Iya."
Hazika langsung memeluk Dewa dengan erat. "Makasih, Mas Dewa."
"Sama-sama. Sana kasih tau Akira. Biar bisa siap-siap."
"Siap!" jawab Hazika penuh semangat.
Dia langsung kembali ke kamar, berniat memberi kabar bahagia ini. Dia juga ingin mengajak Akira untuk membelikan oleh-oleh.
![](https://img.wattpad.com/cover/376928995-288-k387429.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Embun Hazika✓
Teen FictionEmbun Hazika siswa yang baru pindah. Setelah seminggu masuk sekolah baru, di jatuh cinta pada pandangan pertama. Sayangnya, laki-laki itu terkenal sulit didekati dan seolah tak pernah melihat Hazika, apalagi menatapnya. Namun, Hazika bukan tipe yan...