Charlotte kebingungan. Ia tidak tau apa yang harus dilakukannya. Dengan berani Charlotte duduk di sebelah kiri Engfa, ikut bersandar.
Ia berpura-pura melihat ke layar laptop Engfa, lalu mencium pipinya singkat.
"P'Faaa diem mulu ih.." ucap Charlotte.
Tidak ada jawaban. Engfa terus fokus mengetik di keyboard laptopnya, tidak melirik sedikitpun ke Charlotte.
Anehnya, sekarang Charlotte menjadi kesal. Padahal di awal niatnya adalah membujuk Engfa, tapi sekarang malah sepertinya Charlotte yang harus dibujuk.
Charlotte melipat tangannya di depan dada. Memandang kosong kedepan, sambil memanyunkan bibirnya.
Engfa tentu menyadari sikap Charlotte. Ia menghela nafasnya, tak habis pikir.
"Ini kenapa jadi gue yang ngebujuk? kan harusnya gue yang dibujuk.. aelah.." batin Engfa.
Engfa meletakkan laptopnya diatas nakas, lalu beralih duduk bersila di samping kanan Charlotte. Tanpa sadar dirinya tersenyum, melihat tingkah Charlotte seperti anak kecil.
Dengan perlahan, Engfa menggenggam kedua tangan indah milik pacarnya. Charlotte tidak menolak, hanya saja masih tidak mau melihat ke arah Engfa.
"Sayangg.." panggil Engfa.
Jujur saja, sebenarnya Charlotte sangat amat salah tingkah mendengar panggilan Engfa. Suaranya begitu lembut, ibu jarinya mengusap-usap punggung tangan Charlotte, bahkan mengecupnya sesekali.
"Hm"
Hanya itu yang dikeluarkan dari mulut Charlotte.
Engfa terkekeh, melepas genggaman tangan itu. Sesuai tebakan Engfa, Charlotte langsung membelakanginya, namun masih diposisi duduk bersila.
Dengan santainya tangan Engfa memeluk Charlotte dari belakang. Tentu Charlotte terkejut, tapi dengan cepat ia melepaskan pelukan itu.
"Sayangg.. jangan gitu dong.." lirih Engfa.
Lagi, Engfa memeluk Charlotte dari belakang. Tidak ada penolakan, bagus sekali. Engfa menaruh dagunya diatas bahu kanan Charlotte.
Sial, posisi mereka ini membuat degup jantung Charlotte menjadi sangat cepat. Pipinya memerah, jelas terlihat dirinya salah tingkah. Deru nafas Engfa terasa menerpa leher Charlotte. Tangannya pun mengeratkan pelukan itu.
"Jangan marah lagi yaa cantikkuu" ucap Engfa.
Dikecupnya pipi Charlotte.
Charlotte mengangguk saja sebagai jawaban.
"Mau makan atau langsung tidur?" tanya Engfa.
"Makan aja dulu, aku mau makan mie" jawab Charlotte.
Engfa mengangguk. Charlotte hendak melepas pelukan Engfa karena dirinya akan berganti baju. Tapi tidak diizinkan oleh sang kekasih. Malahan pelukan itu dieratkan, memberikan kehangatan dan kasih sayang.
"Gini dulu bentar.. aku kangen banget sama kamu, ga ketemu seharian sama cantiknya aku" ucap Engfa.
Suara lembut itu dengan sopannya masuk ke dalam indra pendengaran Charlotte. Tak tahan dengan kelucuan sang pacar, Charlotte membalikkan badannya.
Dengan cepat Engfa menatapnya, Charlotte pun duduk diatas pangkuan Engfa. Keduanya saling beradu tatapan. Saling memberi rasa nyaman dan kasih sayang melalui tatapan dan pelukan yang hangat.
Tak tahan dengan indahnya mata Engfa, Charlotte menarik pelan kepala Engfa untuk bersandar saja di dadanya. Bisa-bisa dia meleleh jika ditatap lebih lama lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/369040957-288-k921177.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story (englot) ON GOING!
Fanfikcesedang membereskan bab.. Charlotte Austin, wanita cantik berdarah Inggris dan Thailand yang menjadi model di agency MGT. Wanita ini tanpa sadar telah jatuh cinta pada wanita yang menjadi lawan mainnya di lesb. series. Engfa Waraha, model MGT 2022 y...