Ulang tahun tak hanya tentang merayakan, Sayang. Tapi juga tentang bagaimana kita merenungi apa yang telah kita lewati, dan merencakan apa yang akan terjadi di masa depan.
=========================
Tanggal delapan belas di bulan November. Aku menulis ini ketika berada pada penghujung tanggal 18 bulan November, hari ulang tahunmu yang ke-23. Mungkin tak ada romansa seperti tahun lalu yang aku persiapkan untukmu. Kamu tahu sendiri kan? Kita berdua sedang menyimpan uang sebanyak mungkin untuk hal-hal yang kita inginkan. Mungkin bagimu tak apa, tapi jujur saja, ini salah satu hal yang membuatku merasa gagal sebagai lelakimu.
Barangkali, kau menginginkan ini itu, menginginkan ulang tahun yang setidaknya dirayakan. Aku tahu, pun aku juga ingin. Memberikanmu hadiah, mengajakmu jalan-jalan keliling kota atau kemana saja yang kamu suka. Tapi uangku tinggal, tujuh puluh lima. Gajiku baru akan turun pada tanggal dua puluh lima. Itu pun akan langsung aku gunakan untuk membayar banyak hutangku yang sudah menumpuk. Maaf ya, keuangan lakimu ini terlalu buruk.
Aku janji kepadamu dan kepada diriku sendiri, aku akan membelikanmu cincin dan aku akan memasangnya pada jari-jarimu yang kurus itu. Tentunya aku akan izin, tanpa kamu tahu, kepada Bapak, kepada Mama, dan kepada kedua orang tuaku. Sudah terlalu lama rencana ini tertunda. Akan kuikat kamu secepatnya. Semoga saja bisa terlaksana pada tanggal satu bulan satu tahun dua lima.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT
Não FicçãoBarangkali, aku tak pandai menulis lagi seperti dahulu. Barangkali, tak ada lagi puisi yang bisa kuciptakan dan kukirimkan untukmu. Mungkin, ini adalah caraku untuk mengungkapkan apa yang selama ini kurasakan. Karena kau pun tahu, meski bertahun-tah...