Sang Penolong

12 1 0
                                    

Aroma kayu lapuk yang basah bercampur dengan bau anyir darah adalah hal pertama yang memaksaku membuka mata. Aku mengerjap beberapa kali untuk memperjelas pandangan, lalu melihat sekeliling. Sebuah ruangan yang terbuat dari kayu-kayu yang terlihat usang, berwarna coklat pekat—nyaris hitam. Langit-langitnya tersusun dari jerami kering, sedangkan dipan kayu tempat tubuhku terbaring terasa lembab di kulit, memberi sensasi dingin yang aneh. Bau jamur dan lumut berpadu di udara. Aku sampai nyaris muntah dibuatnya.

Aku mengedarkan mata ke seluruh ruangan, dan begitu menoleh ke samping, tubuhku seketika terlonjak kaget saat melihat wajah seorang lelaki di samping kiri ranjangku. Dahinya mengernyit sesaat, kemudian melebarkan mata hingga iris hijau emerald-nya terlihat menyala. "Kau sudah bangun rupanya." Dia berucap dengan ekspresi aneh kemudian bangkit dan melangkah menuju pintu kayu usang di sebelah kanan ruangan.

Aku mencoba bangkit duduk dan menyandarkan punggung ke dinding. Kepalaku terasa berputar. Aku memejamkan mata demi menahan nyeri yang tiba-tiba menyengat di kepala. Lalu, suara berderit dari pintu kembali terdengar, pertanda seseorang kembali memasuki ruangan.

Seorang wanita paruh baya menyapaku dengan nada lembut keibuan. Rambut ikal coklat terang sepanjang pinggang tergerai begitu cantik. Wajahnya teduh dengan manik hazel yang memancarkan kehangatan. Dari ekspresinya terlihat dia agak heran melihatku sudah sadar. "Sepertinya daya tahan tubuhmu yang paling kuat dibanding ketiga temanmu yang lain. Butuh setidaknya tiga malam hingga ramuan dan sihir penyembuhanku bisa bekerja, tetapi kau bahkan tidak butuh satu malam untuk siuman. Luar biasa."

Kali ini justru aku yang mengernyitkan dahi. Ramuan? Sihir penyembuhan? Apa yang wanita ini bicarakan?

"Maaf, Nyonya, saya kurang mengerti apa yang Anda bicarakan." Aku berbicara dengan suara serak.

Wanita itu tersenyum lalu mengangguk maklum. "Kau adalah manusia, wajar jika tidak memahami perkataanku. Kau sekarang berada di rumah serigala. Aku dan kedua anakku adalah serigala. Mereka yang membawamu dan ketiga temanmu ke sini." Meskipun terdengar ramah, tetapi aku merasakan nada misterius di balik ekspresinya.

Aku lantas mengarahkan pandangan pada dua lelaki yang berdiri di depan pintu. Salah satunya adalah lelaki bermata emerald tadi, yang kini bersandar santai sambil tersenyum. Di sebelahnya, seorang lelaki lain berdiri tegak dengan tatapan tajam dan dingin. Rambutnya coklat terang, panjang hingga sebahu, dan matanya abu-abu gelap seperti badai. Mereka terlihat sama seperti manusia pada umumnya, tidak ada tanda-tanda "serigala" seperti yang barusan kudengar.

Serigala? Apa aku tidak salah dengar? Mereka jelas-jelas berwujud manusia, apanya yang serigala?

"Kami menemukan kalian terkapar di tengah hutan Nemorosa, di samping rongsokan besi kotak yang entah apa namanya." Lelaki bermata abu-abu berujar setelah melihat raut bingungku. Nada suaranya datar, nyaris tanpa emosi. Namun, tatapan sinis itu tak bisa disembunyikan.

"Bagaimana kalian bisa ada di hutan Nemorosa? Apa kalian tidak sengaja memasuki Gerbang Aethernal?" Pertanyaan dari wanita itu kujawab dengan kebisuan.

Aku memutar otak begitu keras untuk bisa mencerna ucapan mereka. Namun, nihil. Sekeras apa pun aku berpikir, tetap saja hasilnya sama—tak ada satu pun dari kata-kata mereka yang kumengerti.

Melihat kebingunganku yang semakin menjadi-jadi, wanita itu akhirnya tertawa. "Baiklah, sepertinya kau benar-benar tidak mengetahui apa pun tentang dunia ini. Lalu, apa ada yang kau ingat sebelum kau terbangun di sini?"

Kembali aku memutar otak, berusaha meraih memori terakhir yang aku miliki sebelum tak sadarkan diri. Aku sedang berkendara bersama teman-temanku, lalu mobil kami meluncur ke jurang, dan hal terakhir yang kuingat adalah cahaya keunguan yang berpendar di depan mobil kami sebelum semuanya menjadi gelap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NEMOROSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang