18. Marah

1 1 0
                                    

"Matanya emang di tutupin tong Segede gaban. Makannya belain modelan jalang kayak dia!"
-Adiran

***

Anala keluar dari kelas nya bersama Feli. Sial nya anak baru itu ternyata satu kelas dengan Nya.

"Sabar nal, besok juga kita nggak sekolah." Ujar Feli memberikan semangat.

"SELAMAT AFTERNOON!!" Gisel dan adiran menghampiri keduanya. Kemudian adiran merangkul anala.

"Merah banget tuh muka, kayak abis di rebus." Gisel berucap asal, membuat anala memutar bola matanya malas.

Adiran terkekeh, "Banyak duda kaya di luar nal." Kemudian ketiga gadis itu tertawa semakin membuat anala kesal.

"Gue udah kaya." Adiran melongo dengan jawaban anala.

"ETDAH IYA SI PALING KAYA." Satria muncul begitu saja. Keempat gadis itu menatap bingung. "Kenapa pada natap  gue kayak gitu?"

"Lo nggak marah kayak mereka sat?" Tanya Feli.

"Buset. Ngapain gue harus marah sama Lo pada. Gue juga gak terima keempat ratu gue di gituin." Anala tersenyum hangat menatap satria. Teman-temannya juga ikut tertawa dengan ucapan satria.

"Ke kantin, gue yang bayar." Ujar anala.

"Cuy telaktiran dari bos besar ini mah."  Lalu adiran merangkul anala untuk menuju kantin.

Mereka tertawa riang sepanjang koridor. Anala merasakan kehangatan di antaran pertemanan nya. Ia jadi mengingat mendiang teman nya yang ia rindukan.

Sesampainya di kantin. Kelimanya mencari tempat kosong. Dan menemukan hanya kursi di mana Ares dan Amora sedang duduk berdua.

Satria mengajak keempat gadis itu untuk duduk di sana. Mau tidak mau mereka harus duduk di sana. Bagaimana juga mereka lapar dan ingin segera mengisi perutnya.

"Wih bro doi Lo yang ini atau dia?" Tanya satria menunjuk anala dan Amora.

"Hai satria, kita belum kenalan ya?" Satria menatap tidak suka ke arah Amora.

"Tangan gue harus di bilas tujuh hari tujuh malem pake air kembang kalo kenalan sama Lo." Jawab nya ketus.

Kemudian ia bangkit untuk memesan makanan, "Cantik Cantik mau makan apa? Makan sepuasnya, tenang anala yang bayar." Anala memutar bola matanya. Kemudian melemparkan cangkang kacang ke wajah satria. Membuat satria cengengesan.

Adiran melihat Dika, Naka dan juga akara menuju meja yang sama. Kemudian ide bodoh terlintas begitu saja di pikiran nya. Ia menyeringai.

"Nal. Gimana kalo nanti malem kita ke club" ujar nya membuat semua orang terkejut. Feli mengerti dengan senyuman yang di berikan adiran, bukan hanya Feli. Namun, Gisel dan anala juga.

"Ide bagus tuh. Pasti banyak cowok ganteng di sana." Timpal Feli.

Ares yang mendengar itu santai saja. Ia yakin anala tidak mau di ajak ketempat seperti itu.

"Boleh juga. Nanti gue yang bayarin."

BRAK!

"GAK BOLEH!" Teriak nya begitu lantang. Ares terkejut dengan penerimaan anala. Hingga dia reflek menggebrak meja.

ANARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang