bab 92

1.1K 323 40
                                    


  Kini kedua mobil itu sudah berhenti di rest area terakhir untuk mereka istirahat sejenak.

  Sedangkan mereka masih butuh 2 jam lagi untuk tiba di rumah.

"Buset kalian laper atau gimana kosong semua" gumam Mark yang sedang mengecek mobil adiknya.

"Ya bayangin aja hyung, perjalanan kita ini gak sebentar tau, jadi wajar kalau bekalnya abis semua" gumam Haechan.

"Gak ada yang mau ke kamar mandi, itu papa sama Renjun ke kamar mandi" ujar Wendy yang kini menghampiri anak anaknya yang entah sedang meributkan apa.

"Gak ada kayak nya ma" ujar Jaemin karena mereka tadi kompak ke kamar mandi pas di rest area ke dua.

"Masih laper gak? Kita cari makan dulu yuk ma" ujar Chenle yang kini sudah memegang lengan mamanya.

"Emang mau makan apa, habis nasi goreng nya?" Tanyanya karena Wendy juga tau mereka di bawakan bekal lebih.

"Abis ma dan ini laper lagi" gumamnya.

"Itu ada warung ayam bakar sama penyet ma, gimana kalau kita makan di sana aja" Jeno menunjuk ke arah tempat makan yang kebetulan gak jauh dari parkir mobil mereka.

"Ya udah gak apa apa, Mark kamu susul papa gih, mama sama yang lain pergi duluan ke sana" pintanya.

  Memang bukan tempat mewah lagian ini cuma rest area buat istirahat mana ada restoran mewah hanya ada warung lesehan.

  Mark hanya mengangguk memilih pergi ke arah kamar mandi umum.

   Sesampainya di sana mark melihat adiknya duduk sembari memejamkan matanya.

"Injun masih ngantuk ya, padahal udah tidur mulu loh di mobil" dirinya terkekeh pelan apalagi sekarang Renjun justru bersandar di pundaknya.

"Jun antuk hyung, papa yama" tunjuk nya ke arah salah satu bilik kamar mandi yang masih tertutup rapat.

"Kasian, kita mam dulu ya baru lanjut tidur" Mark membiarkan adiknya tetap bersandar sembari menunggu papanya.

"Loh Mark, udah dari tadi? Kamu buang air juga?" Chanyeol menatap putra sulungnya yang hanya menggelengkan kepalanya.

"Gak pa, tadi di suruh mama, mereka semua ada di warung nasi penyet tuh pada laper lagi katanya" ujarnya membuat Chanyeol terkekeh pelan.

"Ayo kita susul" ujar Chanyeol.

  Mereka bertiga berjalan dengan Renjun yang berada di tengah tengah mereka, kenapa tidak di gendong karena Chanyeol takut putranya tidur lagi nanti sedangkan putra manisnya itu hanya makan sedikit tadi.

   Saat memasuki warung tersebut Chanyeol melihat istrinya yang sedang menata dan membagi pesanan mereka.

"Injun sini mama suapin aja biar cepet" guman Wendy sedangkan Chanyeol langsung duduk di samping putra manisnya.

"Pedes gak itu" ujar Chanyeol menatap ayam bakar di piring istrinya.

"Sambalnya di pisah jadi aman" ujar Wendy.



   Sore harinya mereka baru tiba setelah melalui perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan namun tidak bagi Renjun yang selama perjalanan di gunakan untuk mengisi tenaganya dengan tidur.

   Renjun sudah tidak sabar bertemu moca moci katanya membuatnya langsung berlari padahal mamanya sudah menahannya tadi.

  Pintu di buka oleh Chanyeol dan di dalam langsung di sambut beberapa bodyguard dan pelayan yang membawa barang barang mereka.

  Renjun sendiri tersenyum senang saat melihat dua kucing kesayangannya.

  Namun tiba-tiba Renjun berhenti dan menatap kedua kucing itu yang justru berlari melewatinya begitu saja.

  Moca moci justru berlari dan langsung mendusel di kaki Jeno dan juga Jisung.

"Ahahah kasian, moca moci lupa sama pemiliknya" Haechan tertawa saat melihat Renjun yang sudah hampir menangis dan terus menatap nanar kedua kucing yang sekarang berada di gendongan Jeno dan Jisung.

"Moca moci nakak hiks ma HUWAAA" Renjun berlari memeluk mamanya.

"Aduh kasian anak mama, udah dong sayang dari tadi nangis terus loh" Wendy mengusap rambut putranya.

"Capek mungkin itu sebabnya sensitif sedari tadi" Chanyeol mengambil alih putranya dan mendudukkan nya di sofa.

"Kalian langsung mandi istirahat, pasti capek, barang barangnya nanti aja di beresin" pintanya melihat semua anak anaknya yang tampak sangat kelelahan.

"Kamu mandi dulu aja, aku tenangin Renjun dulu, badannya anget lagi" gumam Chanyeol sedangkan Wendy langsung buru buru naik ke kamarnya untuk bersih-bersih.

"Capek ya sayang, gak pernah perjalanan jauh hm, belum keluar negeri loh nak" Chanyeol menyugar rambut putranya yang tampak basah karena keringat.

"Mandi dulu ya biar gak capek, nanti bobok lagi" bujuknya namun putranya tetap terisak memeluknya erat.



    Benar saja semalam Chanyeol dan wendy tidak bisa tidur nyenyak karena Renjun yang tiba-tiba demam bukan hanya Renjun tapi Jisung juga tadi anak itu masih muntah muntah membuat Chanyeol dan Wendy langsung membagi tugas.

  Renjun yang ketika sakit tidak mau lepas dari papanya membuat Wendy sekarang berada di kamar putra bungsunya sembari memijat pelan perut Jisung.

"Masih mual" ujar Wendy sedangkan Jisung hanya mengangguk dengan lemah.

"Kok bisa sih astaga" gumamnya.

  Badan Jisung juga sudah hangat dan mungkin akan demam sebentar lagi.

"Pengen muntah ma, tapi udah gak bisa" lirihnya, perutnya masih terasa mual tapi setiap mau di muntahkan justru tidak ada apa apa, padahal wajahnya sudah pucat.

"Udaj jangan di paksain ya, minum air anget nya, nanti kamu kekurangan cairan" memang benar bahkan seharian hanya Jisung yang makannya sedikit karena perutnya mual akibat mabuk perjalanan.

"Kuat jalannya nak, kita pindah ke kamar papa mama ya sama Injun hyung di sana" Wendy membantu putranya untul bangun dan menuntunnya pelan.

  Lebih baik mereka tidur bersama agar dia dan juga Chanyeol bisa bergantian menjaga mereka berdua.

"Loh, tidurin sini" Chanyeol langsung berdiri bahkan melepaskan pelukan Renjun saat melihat istrinya yang sedang menuntun Jisung.

"Besok kita bawa mereka berdua ke rumah sakit, takutnya makin parah" gumam Wendy setelah menidurkan putranya di samping Renjun yang sudah terlelap setelah dari tadi terus merengek karena tubuhnya sakit semua dan kepalanya pusing katanya.

   Tak lama Jisung juga akhirnya bisa terlelap setelah mamanya terus mengusap rambutnya sedari tadi.

  Wendy dan Chanyeol baru bisa tidur ketika pukul 1 malam itu pun Renjun masih sering terbangun.

  Pagi harinya Wendy sudah berkutat di dapur untuk membuat bubur, pagi pagi tadi Renjun kembali terbangun karena mendengar suara Jisung yang terus muntah muntah.

"Nyonya ini buburnya udah mateng, mau langsung di taruh di mangkok atau bagaimana?" Ujar Tia.

"Langsung aja bi, saya masih buat teh hangat dulu sama susu nanti saya bawa ke kamar" ujarnya.

   Setelah selesai Wendy memilih membangunkan anaknya yang lain karena tumben mereka belum ada yang bangun.

  



"ASTAGA CHANYEOL, ANAK ANAK PADA SAKIT SEMUA"





  Ayo jangan lupa vote sama komen oke

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang