Duke Asean?

167 15 3
                                        

Hari sudah gelap dan matahari di gantikan bulan, mereka masih menyusuri jalan setapak tetapi sebentar lagi mereka akan sampai di kota itu, atau kota Pruseala.

"Umm, tuan rubah, saya ingin mengatakan jika anda masih berjalan dan berkeliaran di samping kami takutnya akan membuat cemas warga sekitar",ucap Filipina yang masih duduk di punggung vier, sedangkan Karlie ia sudah bangun sedari tadi.

"Benar vier, vier masuk dulu saja",timpal Karlie, ia tidak mau menjadi pusat perhatian hanya karena vier.

"Baiklah tuan saya akan masuk ke bayangan tuan",jawab vier, ia sebenarnya tidak ingin meninggalkan tuannya tetapi apa daya.

Karlie dan Filipina turun di bantu Singapore dan Brunei, kemudian vier masuk ke bayangan Karlie dan mereka melanjutkan perjalanan mereka yang tinggal sedikit lagi.

"Ummm, kak Karlie umur kakak berapa?",tanya Filipina, jujur ia melihat Karlie apalagi senyum nya mengingatkannya pada ibundanya dahulu.

"Emm, umur saya 19 tahun, memangnya ada apa?",tanya Karlie ia melihat perubahan ekspresi Filipina.

"Tidak papa, saya hanya teringat ibunda saat melihat kakak",jawab Filipina dengan senyum sendu, ia sungguh merindukan ibundanya.

Mendengar itu Singapore, Malaysia, dan Brunei sedikit terkejut, tetapi segera menetralkan ekspresi mereka kembali, mereka juga merasa seperti itu, melihat Karlie mengingatkan mereka pada ibunda mereka yang sudah berpulang ke tuhan.

Grep...

Karlie segera memeluk Filipina, ia mengusap kepala gadis itu, tinggi Filipina yang lebih pendek dari dia membuat Filipina terkejut dengan pelukan itu.

"Tidak papa, rindu itu wajar jika kamu merindukan ibundamu artinya kamu masih sayang pada ibundamu, dan menangislah jika ingin menangis",ucap Karlie dengan lembut ia tetap mengusap kepala gadis perempuan itu.

Singapore, Malaysia, dan Brunei hanya tersenyum melihat itu, mereka juga seperti melihat siluet ibunda mereka saat Karlie memeluk Filipina dengan kasih sayang.

"Hiks .... philip rindu ibunda....hiks",lirih gadis itu di dekapan Karlie, Filipina membalas pelukan itu dengan erat, selama ini ayah mereka sibuk dengan pekerjaan dan tidak pernah meluangkan waktu untuk mereka.

"Menangis lah, dewasa bukan artinya kamu tidak boleh menangis",ucap Karlie dengan lembut, ia membelai surai Filipina dengan sayang, Karlie menatap Singapore dll dengan senyum lembut.

"Kalian juga merindukan ibunda kalian ya?", ucap Karlie dengan nada main²,Karlie terkekeh pelan melihat Singapore dll, malu² kucing.

Karlie mengangkat wajah Filipina, ia melihat wajah anak perempuan itu yang sudah basah karena air matanya, hidung memerah, dan bibir melengkung ke bawah, membuat ia gemas.

"Anak cantik, tidak usah menangis lagi, jika philip melihat kakak seperti melihat ibunda philip, philip boleh memeluk kakak dan menangis",ucap Karlie dengan senyum lembut, ia menghapus air mata Filipina, kemudian mencium kening Filipina dengan sayang.

"Hiks...benarkah?",tanya nya masih dengan segukan, Karlie mengangguk ia tersenyum melihat Filipina juga tersenyum.

"Kakak memang mirip ibunda, ummm boleh jika aku memanggil kakak dengan sebutan mama?", tanya Filipina dengan gugup, ia sangat senang bertemu dengan Karlie yang sungguh mirip dengan ibundanya sehingga naluri untuk memanggilnya mama keluar begitu saja.

"Tapi kakak laki-laki Lo",jawab Karlie sambil mencubit hidung Filipina pelan, ia gemas dengan anak di depannya ini.

"Yah.....berarti tidak boleh",ucap Filipina dengan nada sedih, ia menatap Karlie dengan mata berkaca-kaca.

Your Perfect Life? S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang