Part Tiga

881 16 0
                                    

AKIBAT TERLAMBAT

cuplikan Cerita:

Heri gerudukan pagi ini, karena dirinya terlambat bangun. Semalam ia ronda menggantikan bapaknya yang sakit demam. Mau tukar jadwal sayangnya terlalu mepet Heri memberitahu, jadi sudah tidak ada yang available. Baru juga pulang jam tiga pagi, terlelap setengah empat. Jam enam tadi sebenarnya ibunya sudah membangunkannya, tetapi memang Herinya terlalu lelah. Jadi wajar dirinya sekarang telat bangun. Sudah skip sarapan, dan sengebut mungkin membawa motor, dirinya tetap terlambat. Endro, rekan kerjanya tengah membukakan gerbang sekolah ketika Pak Romli menghampiri pos satpam. Membuat Heri yang tadinya bernafas lega, jadi panik lagi.

"Terlambat kamu, Her?" tanya Pak Romli yang melihat Heri tengah masuk ke dalam gerbang sekolah. "Udah, biarin itu Endro yang markirin motormu, kamu ikut saya!"

Heri bertukar tatapan dengan Endro dan hanya bisa pasrah. Akhirnya, Heri turun dari motor, kemudian menyerahkan motornya untuk diparkirkan oleh Endro. Heri juga menyempatkan diri meletakan tas selempangnya ke dalam pos satpam.

"Saya itu paling nggak suka lho sama orang yang nggak disiplin!" kata Pak Romli membuka percakapan. "Jadi kalau saya nggak hukum kamu, nanti satpam yang lain keenakan. Nganggep kalau telat nggak ada konsekuensinya!" Pak Romli masih menyerocos. "Ini bukan saya nggak suka sama kamu atau cari-cari alasan ya, Her! Ini pure dan murni kesalahan kamu sendiri. Ini kan bukan kali pertama kamu jadi satpam, pasti paham, dong?"

"Iya Pak! Ngerti saya!"

"Bagus!" Pak Romli menepuk bahu tegap Heri, "sekarang kamu lucuti seragam kamu, lalu hormat ke tiang bendera!"

"Pak?! Memangnya harus lepas seragam?" Heri tidak mempercayai pendengarannya.

"Gini lho Nak Heri," Pak Romli menatap Heri seperti orang tua yang menatap anaknya yang bandel. "Seragam satpam ini lambang kedisiplinan, orang yang menerapkan dan menegakkan aturan. Kalau ada siswa yang bolos, satpam yang negur. Ada yang ngerokok, satpam yang negur. Lah, kalau satpamnya sendiri yang melanggar aturan bagaimana?" jelas Pak Romli panjang lebar. "Makanya saya pengen kamu lepas ini seragam, agar image satpam tetap bersih."

Sial! Pinter banget memang kepsek mesum ini cari-cari alasan. Anehnya, terdengar masuk akal pula di telinga Heri. "Tapi kan saya nggak pake celana dalam, Pak?" Heri sedikit protes.

"Lah kalau gitu salah siapa?"

Heri ingin menunjuk hidung Pak Romli yang kini tengah kembang-kempis, karena dia sendiri yang menyuruh agar saat bekerja, Heri dilarang menggunakan celana dalam. Sial! "Yakin ini Pak? Ini masih pagi lho, Pak!" Heri masih saja ingin menawar hukuman. Ini bukan seperti saat dirinya diinterview kala itu, dimana siswa libur dan suasana sekolah sepi. Ini hari biasa, siswa pada masuk.

[***]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SATPAM BARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang