29 : Kecelakaan

69 3 0
                                        

                           السلام عليكم                             

بسم الله الرحمن الرحيم

استغفرالله
الحمد لله
الله أكبر
لا إله إلا الله

اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى سيدنا محمد

سبحان الله والحمد لله ولايلاهيل الله والله أكبر

Artinya : "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar."

☁️☁️☁️

Di dalam perjalanan Gus Hanif berhenti di sebuah lampu merah Tiba tiba ada sebuah Truk melaju dengan kencang dari arah Berlawanan dari Gus Hanif.

*BRAKK*

Suara Keras itu muncul bersamaan dengan Truk besar yang melaju dengan cepat dari arah berlawanan dari Gus Hanif, dan dengan cepat Truk itu menabrak mobil Gus Hanif beserta Gus Hanif di dalamnya.

Orang orang yang ada di sekitar lampu merah pun Terkejut. Segera menghampiri tempat Kecelakaan dan Menelepon Polisi dan Ambulans untuk Mengevakuasi Korban. Beruntungnya Tidak ada Korban Jiwa. Hanya luka-luka  sedikit parah yang di terima oleh Korban Jiwa.

Lalu Kedua Korban Jiwa langsung di larikan ke Rumah Sakit.

☁️☁️☁️

Dirumah sakit, Gus Hanif di rawat inap sementara Keluarganya masih di hubungi

Di Ndalem Ayesha merasa cemas karna sekarang sudah pukul 11.00 sedangkan Gus Hanif pamit pulang jam 10.30, ia merasa cemas di saat ia sedang cemas dan kebingungan dengan keadaan Gus Hanif diluar sana, tiba tiba telepon rumah berbunyi.

*Tringg*

Ayesha yang mendengar dering telepon rumah pun langsung menghampirinya.

"Assalamualaikum Ini dari Rumah Sakit Al Mujahidin Syari'ah, Apakah Anda termasuk anggota keluarga dari Mas Hanif?" Tanya Perawat 

"Waalaikumsalam, Iya ini Istrinya, Ada apa?" Balas Ayesha dengan penasaran.

"Saya ingin menyampaikan kabar mengenai suami Ibu. Beliau mengalami kecelakaan tadi siang. Saat ini, beliau sedang dirawat di rumah sakit. Kondisinya stabil, tetapi memerlukan perawatan lebih lanjut,” Ujar perawat itu dengan nada hati-hati.

Kata-kata itu bagaikan petir yang menyambar di siang bolong bagi Ayesha. Jantungnya berdegup kencang, dan lututnya terasa lemas.

“Kecelakaan?” tanyanya dengan suara bergetar. “Seberapa parah? Apa yang terjadi?” Tanya Ayesha dengan panik.

“Saat ini dokter masih memantau kondisinya. Beliau mengalami beberapa luka, tetapi tidak ada yang mengancam nyawa." Balas Perawat.

"Suami Saya di rawat di Rumah sakit mana?" Tanya Ayesha

"Rumah Sakit Al Mujahidin Syari'ah, Buk." Jelas Perawat.

"Baik, Terimakasih atas informasinya Mbak, Saya akan segera Kesana." Balas Ayesha lalu mematikan teleponnya.

Karna rumah sedang sepi, dan Umi Abi sedang keluar kota, Ayesha langsung buru" mengambil tas, memasukkan kunci mobil, handphone, dompet, dan kunci rumah kedalamnya. Ayesha segera menyiapkan dirinya dengan ter gesa gesa. Ia merasa sangat panik sekarang. Pikirannya langsung tak karuan mendengar kabar tersebut.

Kini ia bergegas menutup pintu, keluar rumah dan menuju Mobil yang sedang terparkir di Bagasi.

"Ya Allah, Semoga Mas Hanif gak memgalami luka yang parah.." Gumam Ayesha sembari membuka pintu mobil.

Di perjalanan, Tiba tiba Ayesha menangis, Khawatir dengan kondisi Suaminya.

Tak mau berlarut larut dalam kesedihan, Ayesha mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, Tak peduli apa resikonya, yang ada di Pikirannya sekarang Hanya Bagaimana Kondisi Suaminya sekarang.

Sesampainya di Rumah Sakit. Ayesha langsung buru buru memarkirkan mobilnya dan Masuk ke dalam Rumah Sakit.

Ayesha berlari kecil melewati lorong rumah sakit, matanya sibuk mencari papan petunjuk menuju tempat Administrasi. Wajahnya tampak tegang, dan napasnya mulai memburu. Begitu dia menemukan meja Administrasi, tanpa ragu dia langsung menghampiri petugas di balik meja.

“Maaf, tolong... Suami saya dirawat di sini. Di mana ruangannya?” tanyanya dengan suara gemetar, penuh kecemasan.

Petugas Administrasi, yang tampak terkejut dengan sikap Ayesha yang tergesa-gesa, segera membuka data di komputer. “Nama Suaminya Siap Bu?” tanya perawat dengan tenang.

“Hanif Yasser Syathibi Hasyim” jawab Ayesha cepat, matanya tak lepas dari layar komputer petugas.

Setelah beberapa saat yang terasa begitu lama bagi Ayesha, petugas itu mengangguk. “Suami Ibu ada di ruang perawatan lantai dua, kamar 205. Silakan lewat lift di sebelah kanan.” Jelas Perawat.

"Baik terimakasih Mbak" Ucap Ayesha

Tanpa pikir panjang, Ayesha mengucapkan terima kasih dan bergegas menuju lift, langkahnya semakin cepat, berharap segera bertemu suaminya.

Ayesha berjalan cepat melewati lorong rumah sakit, langkah kakinya terdengar jelas di antara suasana sunyi. Napasnya tersengal, dan tangannya menggenggam erat tali tas di pundaknya. Matanya terus mencari papan nomor kamar di sepanjang dinding, hatinya dipenuhi kekhawatiran, namun ia berusaha menenangkan dirinya, berdoa agar Suaminya tetap baik baik saja, Dan percaya dengan perkataan Perawat bahwa Suaminya akan baik baik saja.

Setelah melihat angka "205" tertera di pintu, dia mempercepat langkahnya. Begitu sampai di depan kamar, dia berhenti sejenak, menarik napas panjang untuk menenangkan dirinya. Namun, tangannya gemetar saat membuka pintu.

Di dalam, dia melihat suaminya terbaring lemah di atas ranjang, selang infus menempel di lengannya. Perasaan lega dan cemas bercampur jadi satu di wajah Ayesha. Dia segera menghampiri, duduk di kursi di samping ranjang, dan menggenggam tangan suaminya erat.

"Mas?.." bisiknya pelan, matanya berkaca-kaca.

----------

Gimana nih, kalian suka gaa sama Bab inii? Author berharap kalian sukaa, kalian boleh meninggalkan saran&kritik di kolom komen atas cerita buatan Saya.

Maafyaa temen temen, Aku baru up lagi hehe, setelah beberapa minggu aku ga up🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Selalu Support Cerita Ini dengan Tinggalkan Vote & Komen "Next" atau Komen pendapat Kalian tentang Cerita ini setiap setelah selesai/sebelum membaca cerita ini yaa. Terimakasih🤍🤍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdir Tuhan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang