2

50 18 6
                                    

Ingat sekali aku kejadian pekan lalu. Dimana hari berakhirnya jam kerja disuguhi oleh permasalahn kecil. Namun dari hal kecil itu, semuanya menjadi membuatku penasaran.

"Arghhh! Ko dia ngga pernah muncul lagi sih! Masa ketemu satu kali doang kocak" ucapku sedikit berteriak.

Tempatku berada kini di ruang pribadi yang di sediakan kantor untukku. Beruntung karena kantor ini kedap suara.

Jika kalian pergi ke ruanganku sekarang pasti akan terbesit di benak 'badai dari mana datang ke ruang Bu Indira'. Karena memang benar benar kacau! Ruangan ini kacau seperti pikiranku sepekan terakhir.

"Ish! Gara gara bocah itu deh! Lagian, jaketnya masih di aku!! Aaaaa!"

Tidak pernah rasanya se frustasi ini dalam berhubungan dengan manusia. Sebab 20 tahun hidupku hanya ku habiskan dengan pikiran logika. Tidak ada keromantisasian yang kualami sebelum pekan kemarin!

Well, jujur manusia anomali yang datang entah dari mana itu sudah sepenuhnya menarik perhatianku. Atas kejentelannya kemarin dan juga tentang perkataan saat kami memulai perkenalan kembali.

Tapi sesudah itu, sudah selesai. Manusia itu sama sekali tidak menampakkan batang hidung atau baunya sekalipun! Cih

"Ya Tuhan, gini amat hidup di dunia. Penasaran mulu isinya."

For your information, di umur ke 20 ini memang aku telah di bekerja di suatu perusahaan. Bermodalkan nekat di semester 3 dengan berpegang pada pengalaman OSIS SMA serta organisasi kampus akhirnya kuberanikan diri mendaftar. Dan hasilnya, foila! Kini jabatanku telah naik setelah satu tahun bekerja. Terbukti dari kinerja ku yang melesat dan juga pemberian ruang pribadi. Hebat bukan?

Drrrtt drrttt

Telepon berdering

"Halo pak?"

"Baik, saya akan segera ke atas"

Btw, aku telah menginjaki semester 5 bangku perkuliahan tahun ini. Beriring dengan tugas yang menumpuk, pekerjaan kantorku juga tidak kalah menumpuk. Persetan keluarga cemara!

"Astaga, malem banget ketemu bapak bapak mesuk pedo" gumamku

Yang ku maksud demikian tidak lain memang boss disini. Lebih tepatnya direktur kantor cabang. Namun semena menanya si mesum ini justru melebihi CEO kantor pusat!! Memang menyebalkan.

"Hahhhhh demi duid ini njir. Kalo ngga ada duid ngga bayar UKT dong"

Awal kuliah adalah hal tersulit. Aku hanya dapat mengandalkan beasiswa yang di berikan kampus untuk keberlangsungan. Jangan lupakan kerja part time serabut yang ku lakukan. Sungguh menguras pikiran dan tenaga.

"Gapapa, namanya juga hidup. Semangat Dira!" Semangatku pada diri sendiri.

Kini ku langkahkan kaki menuju pintu keluar ruangan ku. Setelahnya membuka pintu itu perlahan. Terlihat banyak sekali rekan rekan kantor yang tengah hanyut dalam kesibukan mereka masing masing. Terlihat setres, namun setimpal dengan gaji mereka.

"Eh Dir!! Kamu mau ke si botak ya? Bjir hati hati kamu!"

Salah seorang karyawan mendekatiku saat langkahnya berpapasan. Name tag jelas tertulis Cornelia.

"Aduh kak! Jangan nakutinn ihh!" Ucapku semelas mungkin.

Just info, semua karyawan disini sepakat untuk menjuluki si pedo sebagai 'si botak' namun lebih jelasnya 'si botak mata keranjang'. Karena sudah jelass, mereka amat sangat paham bagaimana si pedo ini memanfaatkan kekuasaannya untuk semena mena. Apalagi dengan karyawati. Gosip yang beredar bahkan mengatakan bahwa pernah ada karyawati yang hampir di perkosa oleh si pedo ini.

Ours -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang