"HUWAAA MOCI!""PA! MOCI KEJEBUR KOLAM!"
"HYUNG! KELOMANG NYA MATI SEMUA!"
Teriakan demi teriakan mengisi minggu pagi di kediaman keluarga Park.
Chanyeol hanya bisa meminat keningnya saat tiba-tiba merasa pusing secara mendadak.
Ini sudah satu Minggu sejak mereka semua kompak masuk rumah sakit, dia ingin istirahat belum lagi seminggu ini juga dirinya sedikit sibuk di kantor.
"Anak siapa sih astaga" gumamnya membuat Wendy yang berada di sebelahnya hanya bisa mengusap pelan lengan suaminya.
"Anak kita, emang anak siapa lagi, kan dulu kamu juga hobi teriak teriak tuh, kita yang buat, udah ayo samperin" Wendy pergi terlebih dahulu ke halaman belakang.
Dirinya ingin melihat kekacauan apa yang sekarang mereka lakukan.
Mereka sampai di halaman belakang, terlihat ada Haechan Jeno dan Jaemin jangan lupakan Renjun yang berada di tengah mereka sembari menatap moci yang sedang di selimuti kain oleh bi Tia.
"Kok bisa moci kejebur kolam lagi, kali ini apa?" Chanyeol menatap ke empat anaknya, dirinya sungguh tidak tega dengan dua kucing kecil itu yang selalu tersiksa di tangan putranya.
"Injun lempar lagi ya?" Wendy mendekati putranya mengelus surai anak itu.
Renjun menggelengkan kepalanya.
"Dak Injun dak lempal ma, moci lali Echan ejal telus pluk ma" jelasnya membuat Wendy mengangguk kan kepalanya.
"Kok bisa sampai tengah itu mocinya" tanyanya menatap ketiga putranya yang lain.
"Jadi gini mah, gini ini idenya si Jeno tuh mah, ceritanya mau nolong peke gagang sapu kan karena tuh kucing kecil malah makin jauh, tapi bukannya dapet malah ke dorong sampai tengah gitu" ujar Haechan.
Wendy dan Chanyeol hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka.
"Kelomangnya mati semua" Mark datang dengan membawa rumah rumahan kelomang mereka, dibelakangnya ada Chenle dan Jisung.
"Ya udah kalau mati tinggal buang aja Mark" gumam Chanyeol langsung mendapat tatapan tajam dari anaknya.
"Papa tidak punya belas kasihan kah, masak di buang gitu aja" ujar Jisung sedangkan Chanyeol hanya bisa memejamkan matanya saja.
"Baiklah baiklah, Hendra tolong makamkan ke tujuh kelomang itu dengan baik ya" ujar nya tertekan sedangkan Wendy hanya tertawa saja.
"Main di dalem aja yuk, udah panas ini" Wendy menggenggam tangan Renjun mengajak semua anak anaknya untuk masuk ke dalam karena semakin terik.
"Cari apa Jun" gumam Haechan melihat Renjun yang terus terusan mengacak semua mainannya.
Tadinya dirinya ingin ikut ke ruang tengah bermain game bersama saudaranya yang lain tapi melihat ruang bermain dengan pintu terbuka dan suara barang yang terus di lempar membuatnya penasaran.
Bukan ruang bermain sih, tapi ruangan kelas dadakan dulu yang di buat papanya dan menjadi ruang bermain sekaligus untuk Renjun belajar.
"Umin Chan, umin Jun" ujarnya yang masih terus mengacak acak ruangan itu.
"Hayoo umin ngambek loh, mangkannya hilang" goda Haechan apalagi melihat wajah Renjun yang sudah memerah.
Tuk
"Aduh"
"Huwaaa mama hiks umin dak da" Renjun terduduk di bawah dirinya sudah lelah mencari bonekanya malah makin di jailin Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...