1 Aku suka kamu

35 29 10
                                    

"Yang terlihat tidak selalu benar. Seperti kamu, kejam namun penuh dengan perhatian."

"Cara agar tidak dilupakan? Tidak banyak yang bisa menyukai tetapi aku bisa membuatmu membenciku. Dan itu, akan membuatku juga ada di ingat mu."


***

Sesampai di kampusnya pun Lucia masih dengan senyum lebarnya. Hari ini, adalah hari pertama di menginjakan kaki di universitas Gunadarma sebagai seorang mahasiswa.

Masih sama seperti dulu, sekarang pun tengah berjalan sendiri. Lucia harap, dia bisa segera mendapatkan satu atau dua teman disini—oleh karena itu dari sejak tadi dia berusaha bersikap seramah mungkin. Meski nyatanya, di mata orang Lucia malah jadi terlihat aneh.

"Tuh, kenapa, tuh? Agak laen, ya, nih, orang? Cengir-cengir nggak wajar."

"Mungkin abis sulam gigi kali. Liat, tuh, giginya rapi."

"Betul nggak ada jigong."

"Yeee, si goblok."

Lucia mendekati mereka dan menyapa. "Hai. Nama aku Lucia. Boleh kenalan?"

Beberapa cewek itu terlihat saling bisik-bisikkan.

"Eh, dia nyapa kita?"

"Lah, menurut lo? Emang ada orang lain di dekat kita."

"Ada. Jin karim."

"Wah! Makhluk indigo dong dia!"

Lucia berdehem lalu mengulang perkataannya. "Kalian dari kelas mana? Mau jadi temen ngga?" Cewek itu tersenyum tulus.

"Serius cewek secantik lo mau mau jadi temen kita," heran cewek dengan rambut kepang dua, baju yang setengah kebesaran, dan wajah memerah dengan banyak jerawat.

Lucia mengagguk. "Iya. Kenapa engga?" ucapnya, mengulurkan tangan. "Aku Lucia, dari fakultas psikologi. Baru masuk hari ini karna kemarin pas hari pertama masuk sakit. Kalian?" ulangnya ceria.

Gadis tadi langsung menyabut uluran tangan Lucia. "Gue Jenifer Okta. Ih, lo cantik banget. Mau nggak tukeran muka? Gue nambah ceban, deh," kagumnya.

"Kalau gue, Mellya Amna. Kembaran Melly Goeslaw semasa SMA," ucap cewek dengan penampilan seperti Dora, badan yang berisi dan rambut yang potong pendek. "Gue wibu tapi gue nggak bau bawang kok. Gak percaya? Tanya aja sama orang yang entah siapa," ucapnya, memperlihatkan deretan gigi rapi.

Kalau gue Anna Anertha," ucap cewek terakhir, dari penampilannya agak tomboy. Wajahnya putih tanpa polesan sama sekali yang terlihat datar dan gaya rambut menyerupai lelaki yang ditarik kedepan. 

"Orang bilang gue cowok banget. Tapi gue masih cewek tulen. Masih suka cowok kok. Jadi jangan khawatir, gue nggak menyimpang. Nggak tau entar," jelas cewek itu.

"Ihhh! Ihhh! Takut, ihh!" pekik Melly, langsung menjauh dari Anna.

"Goblok! Kalau gue suka ama cewek sekalipun, ngga bakal gue naksir lo. Udah jelek wibu lagi," kesalnya.

Sambil terkekeh manis Lucia membalas uluran tangan cewek yang tersenyum tipis padanya itu.

"Lo cantik juga, ya. Hmm... Menarik," ucap Anna dengan suara berat tanpa melepas kaitan tangan mereka. "Kalau suka sama cegan, jangan lupa bilang," godanya mengedipkan sebelah mata.

Melly dan juga Okta langsung memisahkan mereka. "Yeeee! si anjing buaya perempuan!" kesal Okta. "Takut Lucia entar. Di kira kita kaum ngga normal. Padahal, mah lo doang."

Angry guy: DEVANKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang